FOto: Talksport

Dengan kedatangan Aaron Wan-Bissaka, maka Manchester United akan memasuki era baru pada posisi bek kanan.

***

Pada Rabu (26/6), Aaron Wan-Bissaka telah menyetujui kesepakatan untuk pindah ke Manchester United. Dia bahkan sudah berada di Hotel Lowry dan pagi tadi sudah melaksanakan tes medis di Carrington. Cepat atau lambat, pemain berusia 21 tahun ini akan diumumkan sebagai rekrutan kedua Setan Merah setelah Daniel James.

Kedatangan Wan-Bissaka merupakan hadiah dari yang Maha Kuasa bagi para pengikut Manchester United yang sudah muak dengan posisi bek kanan. Hampir enam tahun rasanya, klub ini tidak pernah memainkan bek kanan yang benar-benar bek kanan. Posisi tersebut dipegang oleh Antonio Valencia dan Ashley Young, dua pemain yang aslinya adalah seorang winger.

Kita tahu apa yang terjadi dengan kedua orang itu. Baik Valencia dan Young dianggap tidak memiliki kehebatan untuk menjadi bek sayap. Mereka sama-sama punya kecepatan, namun tidak diimbangi dengan aspek defensif yang bagus. Selain itu, mereka juga kerap tidak konsisten ketika bermain.

Sejak dulu, United dikenal memiliki pemain-pemain yang mumpuni di sektor bek kanan. Ada Duncan Edwards yang menjadi pemain hebat di bawah arahan Matt Busby. Setelah itu, Tonny Dunne berperan penting dalam kemenangan United di Wembley pada 1968. Saat mereka sedang terpuruk di era 70-an, United masih memiliki sosok Jimmy Nicholl yang bermain apik pada final Piala FA 1977. Lalu saat rezim awal kepemimpinan Sir Alex Ferguson, United memiliki “duo Mike” yaitu Mike Duxbury dan Mike Phelan. Saat dua pemain ini menemui akhir kariernya, Paul Parker masuk mengisi posisi bek kanan.

Posisi ini semakin kuat ketika Gary Neville mulai mematenkan diri sebagai bek kanan United pada musim 1995/1996. Diremehkan karena masih usia muda, Gary membuktikan kalau usia tidak menjadi masalah dan menjadi sosok vital dalam keberhasilan skuad muda ini dalam meraih gelar ganda bersama kelima rekannya yang lain.

Hampir 16 tahun lamanya Gary menguasai posisi ini. Meski kerap diganti oleh pemain lain, namun sektor ini terasa kurang greget tanpa sosoknya di sisi kanan. Apalagi ketika ia didapuk sebagai kapten menggantikan Roy Keane pada 2005. Sampai pada musim 2010/2011, Gary merasa kalau ini saatnya untuk berhenti.

Tiga pertandingan Premier League yang dimainkan Gary pada musim 2010/2011 seolah menjadi pertanda kalau dia harus pensiun. Melawan Everton, ia menjadi penyebab gawangnya kebobolan dua kali pada menit-menit terakhir. Pada pertandingan ke-600 melawan Stoke juga demikian. Neville diganti pada babak pertama karena performanya yang buruk.

Pertandingan Tahun Baru pada 2011 menjadi penutup. Ia lagi-lagi tampil buruk pada pertandingan melawan West Brom. Pada jeda babak pertama, Gary berdiam diri di dalam toilet yang kemudian diakhiri dengan pengambilan keputusan kalau kariernya harus selesai sampai di sini. “Saya merasa ada yang salah dalam permainan saya dan saya pikir saya sudah habis,” katanya pada Inside United.

Ketika karier Gary Neville mulai mendekati akhir, United sudah mempersiapkan penggantinya dalam diri si kembar Rafael dan Fabio Da Silva. Namun nasib Rafael masih lebih baik dibanding Fabio. Ia bermain lebih dari 150 pertandingan dan meraih tiga gelar liga. Sementara Fabio, lebih banyak bermain sebagai bek kiri meski ia bisa bermain sebagai bek kanan. Laga melawan Schalke dan Barcelona pada Liga Champions, serta Chelsea dan Blackburn, adalah beberapa pertandingan ketika Fabio bermain sebagai bek kanan.

Sebelum masuknya Rafael, United sebenarnya punya beberapa opsi yang bagus di sektor bek kanan untuk menggantikan Gary apabila dia absen. Wes Brown dan John O’Shea adalah dua deputi yang bisa diandalkan untuk posisi ini. Akan tetapi, alasan ingin bermain secara rutin sebagai pemain inti menjadi penyebab keduanya pindah ke Sunderland.

Sebelum Ashley Young dan Antonio Valencia, ada beberapa pemain yang bermain sebagai bek kanan meski itu bukan posisi aslinya. Ada Gerard Pique, yang pernah berbohong kepada Ferguson kalau dia bisa bermain sebagai bek kanan agar bisa dimainkan. Lalu ada Phil Jones yang posturnya dibanding-bandingkan dengan Duncan Edwards. Kieran Richardson juga pernah ada di sana meski penampilannya begitu mengecewakan.

Sejak Rafael hijrah pada 2015, United sebenarnya tidak kehabisan pemain di posisi ini. Sebut saja Guilermo Varela, Matteo Darmian, dan Diogo Dalot. Akan tetapi, ketiganya mendapatkan masalah yang berbeda-beda. Varela hanya bermain beberapa kali di era Van Gaal sebelum memiliki masalah kedisiplinan ketika dipinjam Eintracht Frankfurt. Matteo Darmian kesulitan mendapatkan tempat di tim utama setelah bermain bagus pada empat laga awal setelah dibeli, sementara Dalot bermasalah dengan adaptasi pada musim pertamanya di kota Manchester.

Sekarang, United memiliki Aaron Wan-Bissaka. Bersama Dalot, keduanya membuat posisi bek kanan kini diisi dua pemain segar yang sama-sama belum berusia 23 tahun. Menarik untuk melihat kinerja dua pemain ini dalam skema Solskjaer kedepannya mengingat AWB dan Dalot memiliki gaya main yang bertolak belakang. AWB akan menonjolkan sisi defensifnya sementara Dalot dengan kemampuan ofensifnya.

Di sisi lain, Ashley Young kini sedang merenung karena kemungkinan besar ia tidak akan sering bermain seperti musim lalu. Namun ia sebenarnya tidak perlu kecil hati. Young adalah pemain spesial. Tidak bisa main di sisi kanan, ia bisa pindah ke sisi sebaliknya. Oleh karena itu, Luke Shaw harap berhati-hati karena Young kini mulai mengincar posisinya.