Manchester United akhirnya resmi mendatangkan pemain anyar. Seorang pemain muda yang bermain di klub Belanda, Ajax Amsterdam. Akan tetapi, pemain muda yang dimaksud bukan Matthijs De Ligt, melainkan Dillon Hoogewerf. Pemain muda Ajax yang masih berusia 16 tahun. Hoogewerf akan menjadi keluarga baru Setan Merah setelah ia menolak kontrak profesional yang diberikan Ajax kepadanya.
Pengumuman Hoogewerf saat itu cukup mengejutkan dan sempat membuat suporter United bersemangat. Caranya mengkonfirmasi kepindahan dari Amsterdam menuju Manchester ia lakukan dalam bentuk video di instagram. Dalam video tersebut, ia berdoa dengan memakai baju Ajax sebelum kausnya berubah menjadi warna merah kebesaran United.
Namun ekspektasi mereka tiba-tiba luntur setelah mengetahui kalau Hoogewerf bukan diproyeksikan sebagai pemain tim utama. Kemungkinan besar, ia akan bermain bersama tim akademi terlebih dahulu mengingat usianya yang belum genap 17 tahun.
Hoogewerf sendiri adalah salah satu bintang dalam tim muda Ajax. Meski usianya baru 16 tahun, ia sudah menjadi andalan dalam skuad Ajax U-19 asuhan Johnny Heitinga. Hal ini tidak lepas dari penampilan apiknya bersama tim U-17 dalam Eredivisie musim lalu. Bermain 18 kali, ia membuat 10 gol dan enam asis. Bersama tim U-19, ia sudah bermain lima kali termasuk beberapa pertandingan Uefa Youth League.
Sebuah catatan yang cukup produktif bagi pemain yang bukan berposisi sebagai striker. Hoogewerf adalah pemain sayap yang gemar melakukan cut inside ketika sedang membawa bola. Tingginya yang hanya 1,65 meter ia imbangi dengan kecepatan dan agresivitas yang kerap menipu lawan-lawannya. Gaya permainannya tidak jauh berbeda dengan Angel Gomes yang nampaknya akan lebih banyak terlibat bersama tim utama pada musim depan.
“Hoogewerf adalah pemain serba guna dan memiliki da kaki yang sempurna. Dia kecil tetapi fisiknya sanat kuat. Dia benar-benar jagoan dribel. Pada tim U-17, ia ditempatkan di sayap tetapi dalam sistem kepelatihan Erik Ten Haag dia bisa bermain di salah satu dari tiga posisi di belakang striker,” kata Bram van der Ploeg, pakar tim muda Ajax.
“Hoogewerf adalah pemain modern yang berkembang sangat cepat. Kekurangannya ia masih sulit mengendalikan emosi. Baru-baru ini dia mendapat skorsing kartu merah. Dari pemain U-16 dia menjadi salah satu pemain dengan potensi yang cukup besar.”
“Kami mendoakan Hoogewerf sukses di United. Kami tahu kami telah melakukan semuanya yang kami bisa untuk mempertahankannya. Pada akhirnya, pilihan kini ada di tangannya dan dia memilih untuk berpetualang,” kata Said Ouaali, kepala pengembangan tim muda Ajax.
Terlalu dini mengharapkan Hoogewerf untuk bermain langsung di tim utama. U-18 nampaknya akan menjadi tempat yang tepat baginya untuk berkarier musim depan. Apalagi dia mendapat pantauan langsung dari Nicky Butt yang jago dalam mengembangkan talenta-talenta muda. Jika dibimbing dengan baik, maka bukan tidak mungkin ia bisa naik ke tim U-23 dengan cepat.
Ia disebut-sebut sebagai bintang Ajax berikutnya setelah Frenkie de Jong, Matthijs de Ligt, dan Donny van de Beek. Akan tetapi, United sukses membujuknya untuk pergi. Jika dia bisa meniru kualitas tiga pemain tersebut, maka ia bisa menjadi pilar penting Ole Gunnar Solskjaer di masa yang akan datang.
Ngomong-ngomong, pemain untuk tim utama selain Daniel James sudah ada belum Ed?