Foto: Transfer Daily News

Tantangan besar Erik ten Hag musim panas ini adalah, ia tidak hanya harus memperbaiki tim Manchester United yang telah tampil sangat buruk musim ini. Akan tetapi ia juga harus meningkatkannya sambil mengganti sekelompok pemain yang akan pergi secara gratis begitu jendela transfer dibuka.

Salah satunya adalah pemain lini tengah atau gelandang. Perekrutan gelandang yang dilakukan United sejauh ini dicap sebagai masalah terbesar yang belum terselesaikan. Bahkan sebelum Nemanja Matic mengumumkan bahwa ia akan pergi pada akhir musim ini. Atau juga sebelum Paul Pogba tidak menandatangani kontrak baru di klub.

Kesulitan United rekrut gelandang bintang

Idealnya, United harus mendatangkan dua gelandang tengah kelas atas musim panas ini untuk menutup celah yang ditinggalkan Matic dan Pogba. Karena opsi gelandang seperti Donny van de Beek dan James Garner, keduanya hanya akan jadi opsi kedua begitu mereka kembali dari masa peminjaman.

Namun, kenyataan yang sesungguhnya tidak akan selalu bekerja seperti gambaran ideal barusan. Manchester United memang masih menjajaki kemungkinan untuk merekrut Frenkie de Jong di musim panas ini. Tapi tetap saja langkah seperti itu rumit. Terutama mengingat bahwa pemain asal Belanda itu tidak benar-benar ingin meninggalkan Barcelona.

Selain itu, Setan Merah juga sedang mengejar Kalvin Phillips. Namun kabarnya proses transfer pemain satu ini jauh lebih sulit untuk diselesaikan setelah Leeds tetap bertahan di Premier League untuk musim depan. Phillips juga diyakini telah menarik minat Manchester City, dan itu sebuah langkah yang jauh lebih masuk akal baginya daripada bergabung dengan United.

Sedangkan satu nama pemain lagi yakni Declan Rice sampai saat ini masih menjadi sebatas transfer harapan yang ingin diwujudkan oleh United. Karena beban pemain asal Inggris itu terletak pada harganya yang selangit. Ditambah lagi West Ham sama sekali tidak berada di bawah tekanan untuk menjualnya. Jadi kecil kemungkinanya Rice pindah ke Old Trafford.

Kante adalah alternatif terbaik

Itu berarti, Manchester United dituntut harus menjadi kreatif jika mereka ingin mengatasi masalah lini tengahnya di musim panas ini. Maka satu pemain yang “mungkin” dapat bergabung dengan skuat Erik ten Hag musim depan adalah bintang Chelsea N’Golo Kante. Tentu saja, ia merupakan salah satu pemain yang paling layak untuk dipertimbangkan.

Walaupun jika melihat dari aspek usia, pemain asal Prancis itu sudah berumur 31 tahun. Jadi Kante sama sekali bukan solusi jangka panjang bagi United. Namun sekali lagi, ia bisa menjadi opsi. Bahkan ia bisa mewakili solusi jangka pendek untuk secara efektif menggantikan pengalaman dan keahlian bertahan seperti Matic di lini tengah Setan Merah.

Mendatangkan eks pemain Leicester itu di musim panas bisa memberikan alternatif murah yang perlu dipertimbangkan. Karena pemain seperti Kante ini dapat bertindak sebagai mentor yang sempurna jika United memilih untuk merekrut satu lagi gelandang muda yang harganya murah. Dan kemudian si gelandang muda bisa mempelajari pengalaman Kante sebelum ia sanggup menggantikannya di kemudian hari.

Kedatangan Kante juga bisa menjadi penasihat ideal untuk pemain muda akademi United seperti James Garner. Karena jika ia memang masuk ke tim utama musim depan, Garner otomatis akan bertindak sebagai pemain pelapis. Maka dari situ ia akan terus belajar dari salah satu gelandang bertahan terbaik sepanjang masa Premier League yakni N’Golo Kante.

Plus minus Kante

Namun meskipun begitu, tetap semua ini hanyalah opsi yang sekali lagi perlu dipertimbangkan. Pasalnya masih ada satu alasan yang jelas bisa jadi kendala bagi United ke depan. Salah satunya adalah, bintang Chelsea itu sempat melewatkan 12 pertandingan musim ini karena cedera. Ditambah empat pertandingan lagi karena tes positif COVID-19. Dan selama tiga musim terakhir, Kante total telah mengalami 14 kali cedera secara terpisah.

Ya, minus dari opsi gelandang murah seperti Kante adalah ia lebih rentan terhadap cedera otot. Itu semua disebabkan oleh cara bermainnya yang memang sering berlari tanpa henti di seluruh penjuru lapangan (Kante Everywhere). Dan hal semacam ini diakui sendiri oleh manajer Chelsea Thomas Tuchel ketika ia menyoroti kekhawatiran tentang masalah kebugaran Kante beberapa waktu yang lalu.

“Sulit untuk terus bermain rutin meskipun penting baginya (Kante) untuk berada di sana dan memiliki ritme permainan. Dia terus-menerus mulai mendapatkan ritme, dan begitu dia memiliki ritme, dia mendapat sedikit cedera. Di saat itulah dia absen lagi dari tim,” pungkas Tuchel dikutip dari MEN Sports.

“Pemain yang mendapatkan man of the match di setiap pertandingan Liga Champions ini hanya ada di sini untuk 40 persen pertandingan. Bagi kai, ini adalah masalah yang sangat besar. Kami akan melakukan segalanya untuk menyelesaikan masalah ini. Karena saya tidak akan menyalahkannya, tapi jelas hal ini mengkhawatirkan.”

***

Jadi, dengan misi mendatangkan dua gelandang di musim panas ini, Manchester United harus bisa pintar-pintar menyusun rencana. Karena bisa jadi mereka justru melakukan hal yang jauh lebih buruk daripada ketika merekrut Kante sebagai salah satu pengisi pos lini tengah di musim panas ini.

Tapi bukan berarti juga merekrut Kante adalah jalan satu-satunya. Jika ingin merekrut pemain Chelsea ini, United perlu memiliki gambaran yang lebih jelas. Terutama tentang jenis cedera dan kebugaran si pemain sebelum merekrutnya. Walaupun secara kualitas dan pengalaman, tidak diragukan lagi Kante masih menjadi gelandang yang tak ternilai harganya.