Sumber: Fabrizio Romano

Manchester United baru-baru ini dikabarkan menawar sebesar 8 juta euro untuk penyerang Bologna yakni Marko Arnautovic. Rumor transfer ini sepertinya akan mengundang banyak celaan. Terutama dari para suporter yang sering mem-bully United.

Di sisi lain, Arnautovic kembali ke Eropa dan bergabung dengan Bologna tahun lalu. Sebelumnya ia menghabiskan dua tahun bersama tim Liga Super China yakni Shanghai Port. Saat ini mantan pemain West Ham United itu sudah berusia 32 tahun.

Arnautovic punya hubungan yang terbilang akrab dengan manajer United Erik ten Hag dan asisten Steve McClaren, terutama ketika ia masih bermain untuk Twente. Di mana waktu itu McClaren menjadi manajer dan Ten Hag adalah asistennya di tahun 2008-2010.

Namun Erik ten Hag kabarnya menolak untuk menanggapi rumor yang menghubungkan Manchester United dengan Marko Arnautovic. Memang agak mengejutkan, apalagi jika melihat situasi United yang saat ini masih berjuang untuk memperkuat lini serang mereka di pasar transfer.

“Saya tidak menyebutkan nama, karena saya pikir selama pra-musim ini 250 pemain telah terlibat atau dikaitkan dengan Manchester United. Jadi itu saja yang saya pahami. Kami memiliki dua striker, mungkin nanti ada yang ketiga, dan Rashford juga sebetulnya bisa jadi striker,” ujar Ten Hag dikutip dari MEN Sports.

Dapat dipahami bahwa Manchester United memandang Arnautovic sebagai opsi jangka pendek yang pragmatis untuk mendukung lini serang mereka. Karakter pemain asal Austria itu sangat ideal untuk tim yang masih berjuang membangun kepercayaan diri setelah buruknya nasib di musim lalu.

Erik ten Hag percaya kalau tim United asuhannya memiliki sejumlah besar pemain sayap yang secara teknis mampu bermain bagus dan cepat. Bahkan ada yang mampu bermain sebagai striker seperti Marcus Rashford. Namun, ia tidak terlalu memiliki fisik yang kuat dan mahir bermain berduel dengan bek lawan.

“Kami menganggapnya (Rashford) sebagai striker, tetapi dia memiliki pra-musim yang sangat bagus di sisi kiri. Hari ini (di laga vs Brighton) dia memiliki dua peluang bagus yang datang dari sisi kiri. Jadi saya pikir itu adalah keputusan yang tepat untuk menempatkannya di sana. Tapi striker murni kami tidak tersedia saat ini,” ungkap Ten Hag.

Itulah sebabnya mengapa United mempertimbangkan untuk merekrut Marco Arnautovic sehingga Ten Hag bisa memiliki opsi alternatif yang dapat membantunya meraih kemenangan. Arnautovic juga dipandang sebagai pengubah permainan yang lumayan potensial, terutama ketika ia tampil dari bangku cadangan.

United sebetulnya sempat berminat pada penyerang Ajax Antony dan Brian Brobbey, serta striker Red Bull Salzburg yakni Benjamin Sesko. Tapi sekarang Arnautovic masuk ke dalam daftar. Nuansa transfer ini mirip seperti ketika United meminjam Odion Ighalo dan Edinson Cavani. Terutama karena status dan usia Arnautovic yang sudah tidak muda lagi.

United mendatangkan Odion Ighalo dengan status pinjaman pada tenggat transfer Januari 2020 dari Shanghai Shenhua. Dan setelah itu, tepatnya delapan bulan kemudian, United merekrut Edinson Cavani secara gratis yang kontraknya berakhir dengan Paris Saint-Germain.

Ighalo berusia 30 tahun dan Cavani 33 tahun ketika mereka datang ke Old Trafford. Kepindahan Ighalo dipicu oleh Marcus Rashford yang absen lama karena cedera punggung. Sedangkan kepindahan Cavani hanyalah memanfaatkan kesempatan yang ada, di mana United bisa merekrut striker papan atas secara gratis.

Nuansanya mirip seperti saat ini. Cedera hamstring yang dialami Anthony Martial menyebabkan Ten Hag memilih tim tanpa striker di laga vs Brighton. Cristiano Ronaldo sebenarnya bermain di laga itu, tapi ia masuk pada menit ke-53. Sementara Anthony Elanga dan Alejandro Garnacho dimasukkan pada menit akhir.

Cedera hamstring Martial memang tidak dianggap serius, akan tetapi tidak jelas kapan ia akan fit untuk pertandingan selanjutnya yaitu melawan Brentford. Wajar jika Manchester United seolah “terpaksa” menargetkan Marco Arnautovic untuk menjadikannya opsi di pos striker.

Tapi di sisi lain, Arnautovic tidak bisa diremehkan begitu saja. Apalagi ia sudah menghabiskan enam tahun bermain di Premier League bersama Stoke dan West Ham. Hanya saja, wacana transfer ini muncul di saat yang kurang tepat. Karena sekarang suporter Setan Merah sedang khawatir dengan nasib tim kesayangannya menyusul kekalahan dari Brighton akhir pekan lalu.