Jose Mourinho sepertinya sudah kehabisan akal untuk bisa mendapat tambahan pemain tengah di paruh kedua musim 2017/2018 ini. Sejumlah nama gelandang papan atas memang sempat dikaitkan dengan tim Setan Merah menjelang bursa transfer musim dingin ini. Namun, tidak satu pun yang memperlihatkan tanda-tanda akan segera terwujud kepindahannya. Padahal, Mourinho jelas sangat membutuhkan tenaga baru untuk melapis lini tengah tim, mengingat gelandang gaek Michael Carrick sedang cedera dan Marouane Fellaini diprediksi akan segera pergi.

Makanya, di tengah-tengah kondisi ‘gawat’ seperti ini, tak heran jika tiba-tiba terlintas dalam benak Mourinho untuk mencari jalan keluar instan dan paling mudah. Merekrut gelandang gaek Lassana Diarra yang saat ini berstatus tanpa klub, disebut-sebut menjadi solusi yang sedang dicoba manajer berkebangsaan Portugal tersebut, seperti dikabarkan oleh surat kabar Prancis Le Parisien, dikutip dari Sportsmole baru-baru ini. Bahkan, harian tersebut berani mengklaim bahwa Mourinho sudah melakukan kontak awal dengan pihak Diarra terkait kemungkinan transfernya pada Januari 2018 ini.

Jika kabar ini benar, percobaan yang dilakukan Mourinho ini memang sedikit aneh dan tak masuk akal; bahkan membuat banyak orang geleng-geleng kepala. Pasalnya, selain sudah berusia 32 tahun, Diarra saat ini juga berstatus free agent setelah dilepas oleh klub dari negeri antah-berantah dalam dunia sepakbola, Al Jazira di Uni Emirat Arab sejak akhir 2017 lalu. Kondisi ini jelas menunjukkan bahwa kualitasnya sudah sangat jauh menurun. Bahkan, meskipun hanya bermain di kompetisi sepakbola Asia, kemampuan Diarra pun sudah tidak berguna lagi hingga dilepaskan begitu saja.

Sebelumnya, mantan penggawa tim nasional Prancis itu juga sudah dua kali menyandang status tersebut. Pertama kali, ketika dia dibuang oleh klub Rusia Locomotive Moscow pada Agustus 2014 silam sebelum diselamatkan klub Ligue 1 Prancis Olympique Marseille setahun kemudian, dan lalu diputus kontrak dari klub tersebut, Februari 2017 hingga direkrut Al Jazira dua bulan berikutnya. Meski pernah memperkuat klub-klub raksasa seperti Chelsea dan Arsenal di Premier League Inggris, serta Real Madrid di La Liga Spanyol, namun karier Diarra lebih cepat redup ketika masih 27 tahun.

Lalu, entah bagaimana cara berpikirnya sehingga Mourinho yakin menaruh harapan pada Diarra untuk membantu timnya. Manajer yang menjuluki dirinya sebagai The Special One itu memang dikabarkan hanya ingin menggunakan pemain kelahiran Paris, Prancis, 10 Maret 1995 itu sebagai pelapis.

Namun, kondisinya kini jelas sangat tak memungkinkan untuk ikut bersaing dalam ketatnya kompetisi Premier League dan Liga Champions yang tengah dijalani United. Apa Mourinho berpikir dia bisa mengulang kesuksesan transfer gelandang Paulinho ke Barcelona pada musim panas lalu?

Gelandang Brasil itu memang sempat membuat kejutan ketika direkrut Barcelona dengan biaya 40 juta euro pada Agustus 2017, setelah menghabiskan dua musim di Liga Super China bersama klub Guangzhou Evergrande. Pasalnya, banyak pihak yang menilai kualitas Paulinho sudah menurun sejak meninggalkan Tottenham Hotspur pada 2015, setelah memperkuatnya selama dua musim. Namun, menyamakan Diarra dengan Paulinho tentu saja kurang tepat. Selain masih 29 tahun, kualitasnya ternyata masih memuaskan, sehingga Paulinho terbukti kini menjadi andalan klub sekelas Barcelona.

Makanya, keinginan Mourinho untuk merekrut Diarra, masih mengundang pertanyaan; untuk apa? Alasan paling masuk akal, tentu saja karena mereka pernah bekerja sama di masa lalu. Gelandang dengan 34 caps bersama tim nasional Prancis itu merupakan salah satu rekrutan sang manajer saat masih membesut Chelsea di periode pertamanya pada 2004-2007. Dia memboyong Diarra dari klub masa kecilnya di Prancis, Le Havre pada 2005, saat masih berusia 20 tahun. Mourinho terpikat pada bakatnya, namun sayang dia tidak banyak mendapatkan kesempatan bermain bersama tim utama.

Akhirnya, Diarra dilego secara gratis ke Arsenal pada 2007, tiga minggu sebelum sang pelatih secara mengejutkan meninggalkan Chelsea. Mereka bertemu lagi ketika Mourinho dipinang Madrid pada 2010, di mana Diarra sudah berada di sana sejak awal 2009.

Namun, manajer yang kini berusia 54 tahun tersebut malah menjualnya di awal musim 2012/2013, meski dia turut membantu meraih trofi Copa del Rey 2010/2011 dan La Liga 2011/2012, serta Piala Super Spanyol 2012. Alasannya, Diarra dinilai kalah bersaing dengan barisan gelandang papan atas lainnya yang saat itu bertaburan dalam skuat Madrid. Lalu, mengapa kini Mourinho malah seperti sangat membutuhkan gelandang gaek ini?