Pada Jumat (7/6) lalu, Manajemen Manchester United resmi mengumumkan siapa saja yang tidak lagi memperkuat Setan Merah pada musim 2019/2020 mendatang. Tiga diantaranya berasal dari tim utama yaitu Ander Herrera, Antonio Valencia, dan James Wilson. Selain mereka, ada beberapa pemain lagi yang mayoritas menghabiskan waktu lebih banyak bersama tim reserves.
Satu yang mengejutkan para pendukung United adalah keberadaan nama Callum Gribbin. Bersama 14 rekan dan seniornya, Gribbin dilepas oleh United dan tidak akan lagi bersama klub ini pada musim depan. Beberapa dari mereka mempertanyakan keputusan tersebut karena Gribbin dianggap pantas menjadi penggawa United di masa depan.
Gribbin asli kelahiran Salford, yang menegaskan kalau ia adalah calon pemain asli Manchester berikutnya setelah Gary Neville, dan Wes Brown. Ia sebenarnya masih layak bermain setidaknya untuk tim cadangan. Dalam beberapa tahun terakhir, ia dianggap sebagai pemain akademi dengan penampilan terbaik. Akan tetapi, saat rekan setimnya seperti Marcus Rashford, Axel Tuanzebe, dam Timothy Fosu Mensah sudah bermain untuk tim utama, kesempatan itu tidak pernah datang untuk Gribbin.
Gribbin dianggap sebagai playmaker cerdas yang punya kemampuan olah bola fantastis. Ia punya prospek untuk menjadi pemain hebat. Ia memiliki akurasi umpan yang bagus, mampu melewati lawan dengan baik, dan pandai dalam urusan mencetak gol. Akurasi tendangan bebasnya cukup bagus untuk pemain akademi. Selain bisa berperan sebagai pemain nomor 10, ia juga bisa bermain di sayap kanan dan kiri. Tak jarang ia disebut sebagai “Messi dari Inggris” karena kelebihannya tersebut.
“Anda bisa melihat Callum Gribbin adalah pemain yang bsia membuat segalanya bisa terjadi. Dia bisa memotong pertahanan lawan dan mencetak gol. Dia juga bisa mengatur pertandingan. Momen melawan Wolfsburg (Uefa Youth League) adalah pertanda kalau dia punya peluang besar (naik ke tim utama),” kata Butt.
Demi Manchester United, Gribbin pernah menolak tawaran Liverpool dan Manchester City pada musim panas 2015. Saat itu, dua rival United ini tertarik atas penampilan Gribbin yang bermain 25 kali dan mencetak lima gol bersama tim U-18 pada musim 2014/2015. Tawaran tersebut kemudian ditolak dan dilaporkan mendapat kontrak empat tahun.
“Dia bocah yang sangat berpengalaman. Dia akan terkenal di kalangan penggemar United yang saat ini baru sedikit melihat talenta dirinya. Dia adalah pemain yang fantastis dan calon kuat untuk naik. Dia punya masa depan yang cerah,” kata Kieran McKenna, pelatih yang pernah menangani Gribbin di tim U-18.
Pada pra-musim 2017, Gribbin menderita patah tulang fibula yang memaksa dirinya absen panjang. Permainannya mulai menurun perlahan-lahan. Meski begitu, Gribbin sempat memukau tim akademi berkat hattrick ke gawang Liverpool pada pertandingan U-18. Berkat penampilannya tersebut, Gribbin naik tingkat ke tim U-23.
Tidak hanya itu, jelang United melawan Southampton dalam lanjutan Premier League, Gribbin dipanggil oleh Jose Mourinho untuk berlatih bersama tim utama. Namun namanya tidak dibawa dalam daftar 18 pemain yang berada di lapangan. Ia kembali mendapat kesempatan berlatih bersama tim utama jelang menghadapi Brighton pada pekan kedua musim 2018/2019.
Berlatih bersama tim utama menjadi pencapaian tertinggi Gribbin bersama United. Setelah itu, penampilannya tidak pernah membaik. Pada Premier League 2 musim 2017/18, ia hanya bermain delapan kali saja. Musim 2018/19 lalu, Gribbin tidak lagi dilirik untuk menjadi pemain utama dalam tim asuhan Ricky Sbragia. Ia bahkan hanya bermain 24 menit saja yang kedua-duanya terjadi pada bulan September. Hal ini berarti, Gribbin sudah delapan bulan tidak bermain sepakbola bersama United hingga akhirnya kontraknya tidak lagi diperpanjang musim ini.
Gribbin mengikuti nama-nama seperti Danny Wallace, Ravel Morisson, Federico Macheda, Adnan Januzaj, Ezekiel Fryers, dan Will Keane. Para pemain yang gagal bersinar di United meski sempat digadang-gadang sebagai seorang bintang.
Namun patut diingat kalau usia Gribbin masih sangat muda yaitu 20 tahun. Hal ini berarti, ia masih punya masa depan yang cerah untuk menjadi seorang pesepakbola. Sayangnya, masa depannya tersebut tidak akan ia dapat di Old Trafford dan Manchester United, kesebelasan yang ia sukai sejak kecil.