Entah apa yang ada dalam pikiran Axel Tuanzebe ketika setiap tahun, manajemen Manchester United didesak untuk selalu mendatangkan bek tengah. Padahal, dirinya adalah bek tengah asli produk Akademi Manchester.

Musim ini pun serupa. United diminta memperkuat beberapa posisi, utamanya di pos bek tengah. Kehadiran Victor Lindelof dianggap kurang memadai, meski ia menjadi bek pilihan kedua di skuad Ole Gunnar Solskjaer saat ini. Setidaknya harus ada satu bek tengah lain yang bisa diandalkan. Eric Bailly bagus, tapi kalau sering cedera, apa gunanya?

United pun dirumorkan tengah mengincar bek Real Madrid, Raphael Varane. Kabar lain juga menyebut, Cristian Romero tengah dipertimbangkan untuk menjadi rekan duet Harry Maguire.

Andai ada bek tengah baru, tentu ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh Tuanzebe.

Dalam menjalani kariernya, Tuanzebe terlebih dahulu dipinjamkan ke Aston Villa pada pertengahan musim 2017/2018 hingga akhir musim 2018/2019. Bek kelahiran 14 November 1997 tersebut tampil cukup rutin. Ia main 30 kali di Divisi Championship sekaligus membawa Villa promosi ke Premier League.

Manajer Villa, Dean Smith, ketika itu punya opsi untuk mempermanenkannya, atau meminjamnya semusim lagi. Akan tetapi, opsi ini gugur setelah United memilih menggunakan jasa Tuanzebe buat tim utama.

Di musim penuh pertamanya bersama United, Tuanzebe cuma main lima kali di Premier League, dan 10 kali di semua kompetisi. Cedera yang menghambat langkahnya.  Musim ini, ia main di 19 pertandingan.

Penampilannya dipuji banyak pihak saat United menang atas Paris Saint-Germain di fase grup Liga Champions. Akan tetapi hal itu tidak membuat Solskjaer dengan mudah menjadikannya pilihan utama di lini pertahanan Manchester United.

Bertambahnya jumlah penampilan Tuanzebe tak lepas dari cederanya Harry Maguire di akhir musim. Ia tampil cukup meyakinkan saat dipasang dengan Lindelof maupun Bailly.

Di final Europa League, Solskjaer memilih menurunkan duet Lindelof dan Bailly untuk mengawal pertahanan. Namun, Tuanzebe dimasukkan pada menit ke-116 sebagai algojo penalti.

Tuanzebe tercatat sebagai penendang kesembilan. Uniknya, ia masih sempat untuk melepaskan tendangan penalti dan berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik. Sayangnya, United gagal keluar sebagai juara karena David De Gea tak mampu menahan satu dari total 11 tendangan pemain Villareal, dan ia sendiri gagal mencetak gol lewat penalti.

Tuanzebe sadar kalau ia sudah berusia 23 tahun saat ini. Di sisi lain, ia baru semusim penuh main di tim utama. Sialnya lagi, ia adalah bek tengah pilihan keempat, bahkan kelima kalau ada bek baru yang datang. Kondisinya kini jelas tidak ideal untuk perkembangan karier sepakbolanya.

Ada tiga pilihan yang bisa diambil oleh Tuanzebe terkait masa depanya di Manchester United.

Yang pertama adalah ia bisa bertahan dan bersaing untuk mendapatkan tempat di tim utama. Ini merupakan pilihan paling lemah juga terkesan pasrah. Ditambah lagi, Bailly sebelumnya bilang bakal meninggalkan United kalau tak mendapatkan menit bermain, meski kontrak menjaganya hingga 2024.

Yang kedua adalah minta dipinjamkan. Kini, kontrak Tuanzebe hanya tersisa setahun lagi. Namun, United masih punya opsi perpanjangan otomatis selama setahun. Tambahan setahun kontrak ini bisa jadi pertimbangan manajemen United untuk meminjamkannya dan menambah jam terbang.

Opsi ini cukup ideal. Apalagi sejumlah kesebelasan Premier League tengah mencari bek tengah baru, dan kalau Tuanzebe direstui untuk dipinjamkan, ia tak akan sulit mendapatkan klub yang membutuhkannya.

Tuanzebe dan United punya tujuan yang sama. Mereka membutuhkan klub yang bisa menjamin Tuanzebe main sebagai pilihan utama. Kalau rencana ini berjalan lancar, Tuanzebe bisa menduplikasi langkah Dean Henderson: alumni akademi, main bagus di Sheffield, dan diproyeksikan menjadi kiper utama.

Opsi yang ketiga adalah pindah dari United dengan status permanen. Karena kontraknya hanya tersisa setahun lagi, secara teknis ia tak akan terlalu mahal. Soalnya, ia bisa pindah secara gratis musim depan kalau kontraknya tak diperpanjang. Meskipun begitu, United bisa menaruh opsi pembelian kembali atau klausul penjualan dalam transaksi tersebut.

Opsi peminjaman menjadi pilihan yang terlihat paling ideal buat kedua belah pihak. Tuanzebe akan mendapatkan menit bermain di tim lain, dengan tujuan menjadi pemain utama di Manchester United.

Buat The Red Devils, andai peminjaman Tuanzebe berhasil, maka akan ada biaya yang tak perlu dikeluarkan untuk membeli bek tengah. Selain itu, untuk menampung para alumni akademi yang lebih sering dilepas ketimbang menjadi legenda tim utama.

Bagaimana menurut Anda?

Sumber: Manchester Evening News.