Kedatangan Zlatan Ibrahimovic, Jose Mourinho, dan Pep Guardiola, di kota Manchester memang memberi bumbu tambahan bagi Derby Manchester. Zlatan pernah bekerja sama dengan kedua pelatih itu namun hubungannya berbeda. Ia memberi respek kedapa Mourinho, tetapi tidak untuk Pep. Pelatih asal Spanyol itu pernah menyingkirkan Zlatan dari tim utama Barcelona untuk memberi kesempatan bagi Lionel Messi yang memiliki potensi luar biasa.

Periode Zlatan bersama Pep di Barcelona dapat dikatakan adalah salah satu masa terburuk Zlatan dalam karirnya. Ia mengungkapkan bahwa Pep seolah menghindarinya. Keduanya memang memiliki pandangan yang berbeda tentang sepakbola. “Jika aku memasuki sebuah ruangan dan dia ada di situ, maka ia akan keluar,” ujar Zlatan.

Hubungan Zlatan dengan Pep diperparah dengan keputusan Pep untuk mencadangkan Zlatan. Tidak terbayang kan jika seorang Zlatan Ibrahimovic dicadangkan? Akhirnya Zlatan memutuskan untuk pergi ke AC Milan setelah hanya semusim bekerja sama dengan Pep.

“Tidak. Jika begitu, cadangkan saja aku. Dengan segala hormat, aku mengerti posisimu, tapi kau mengorbankan aku untuk seseorang pemain lainnya. Itu tidak berhasil. Itu seperti kau membeli Ferrari tapi kau mengendarainya seperti hanya mengendarai Fiat,” ujar Zlatan pada sebuah perbincangan dengan Pep.

Berbeda dengan Pep, Zlatan justru menaruh respek besar terhadap manajernya sekarang di United, Mourinho. “Mourinho adalah sisi lain dari Guardiola. Jika Mourinho menyinari sebuah ruangan, maka Guardiola yang membuatnya gelap,” tutur pria 35 tahun itu.

Selain itu, karirnya di Inter Milan di mana Mourinho saat itu melatih juga tidak buruk seperti karirnya bersama Barcelona di bawah Pep. “Siapa yang tidak mau bekerja dengannya (Jose Mourinho)? Dia adalah seseorang yang jenius. Dia tahu apa yang harus dia lakukan untuk menang. Saya belajar banyak darinya ketika kami bersama-sama di Inter Milan.”

Namun, meskipun memiliki hubungan yang tidak harmoni dengan Pep, Zlatan masih memuji Pep sebagai pelatih yang hebat. Buktinya adalah ia merasa adrenalinnya bertambah dan memiliki motivasi lebih ketika berhadapan dengan tim asuhan Pep. Ia terinspirasi untuk tampil lebih maksimal, namun bukan karena masalah pribadinya dengan Pep.

“Saat saya bermain menghadapi timnya, itu selalu memberikan saya motivasi, memberikan saya adrenalin. Itu bukan karena masalah pribadi yang saya punya. Itu merupakan bagian dari pertandingan,” imbuh Zlatan

Adrenalin sendiri merupakan hormon yang meningkatkan detak jantung dan biasa muncul ketika melakukan hal ekstrim seperti lompat dari ketinggian atau naik rollercoaster. Orang biasa merasakan kenaikan energi ketika adrenalinnya meningkat. Bagi Zlatan, adrenalin itu muncul justru ketika menghadapi tim yang ditangani oleh Pep.

Seperti itulah Zlatan Ibrahimovic. Hal yang bisa membuat orang banyak kewalahan, justru bisa membuatnya lebih terpacu. Buktinya adalah pada Derby Manchester pertama musim ini. Meski United tidak bermain baik, namun adrenalin Zlatan menjadi salah salah satu faktor yang membuat ia berhasil mencetak gol dari sudut sempit. Jadi, saat Derby Manchester kedua yang tanggalnya masih belum diketahui nanti, tenang saja, kita bisa berharap pada adrenalin Zlatan.