Oleh: Raymon Yohanes*

“Pasar China membahayakan semua klub di dunia. Bukan cuma Chelsea, tapi semua klub di dunia!” raung pelatih Chelsea, Antonio Conte. Kekesalan itu ia utarakan pasca Oscar resmi hijrah ke klub Liga Super China, Shanghai SIPG. Di sana Oscar akan tampil bersama rekan senegaranya, Hulk.

Keputusan Oscar untuk menerima pinangan Shanghai SIPG memang agak mengejutkan. Oscar masih muda, usianya baru 25 tahun. Kariernya juga belum redup. Kenapa ia mau-maunya menerjunkan diri ke Liga China yang secara kualitas jelas jauh di bawah Liga Premier Inggris?

Jawabannya jelas, karena ada uangnya. Malah bukan cuma ada, tapi banyak. Shanghai SIPG membeli Oscar dengan nilai transfer 60 juta paun. Dengan nilai sebesar itu, Chelsea untung 35 juta paun dari penjualan Oscar. Si pemain sendiri mendapat gaji dengan besaran fantastis: 400 ribu paun per pekan. Sebagai perbandingan, gaji Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi saja tidak sebesar itu. Menurut Daily Mail, Ronaldo dan Messi digaji 365 ribu per pekan oleh klub mereka masing-masing.

Di balik penggajian yang gila-gilaan ini terselip mimpi besar China untuk menjadi adidaya sepakbola. Presiden Republik Rakyat China, Xi Jinping dikenal sebagai penggemar sepakbola. Ia punya niatan menjadikan China tuan rumah Piala Dunia sekaligus juara dunia dalam 15 tahun ke depan. Dalam rencana yang lebih panjang dan dituturkan dalam bahasa yang lebih politis, ia ingin menjadikan China sebagai negara superpower sepakbola di tahun 2050.

Para taipan China secara garis besar menerjemahkan visi kebangsaan tersebut ke dalam dua cara. Pertama, mengakuisisi klub-klub Eropa. Daftarnya semakin panjang, mulai dari duo klub kota Milan, Slavia Praha, hingga klub Divisi Championship, Birmingham City.

Kedua, menjadikan Liga Super China semakin prestisius. Kompetisi Liga Super China punya keleluasaan besar untuk membajak pemain-pemain bintang dari klub Eropa. Liga Super China tidak mengatur batasan gaji pemain dan nilai transfer. Aturan semacam European Financial Fair Play pun tidak ada. Bisa dibilang, hanya langit lah batasnya. Pantas saja Conte sampai mencak-mencak kebakaran jenggot seperti itu.

Nah, sesudah Oscar, rumor yang beredar menyebutkan Wayne Rooney juga diincar oleh klub China. Hal itu dibenarkan oleh presiden Beijing Guoan, Luo Ning. Dalam satu wawancara yang dilakukan oleh radio Beijing bulan November kemarin, Luo yang juga wakil kepala CITIC, BUMN China di bidang baja properti, dan pertambangan, mengatakan Rooney menolak pindah ke Beijing Guoan.

“Kami malahan sudah mendekati Rooney di awal musim 2016/17, tapi ia memberitahu kalau ia masih ingin bertahan di United,” kata Luo Ning sebagaimana dikutip dari The Guardian. “Rooney mengatakan ingin terus bermain di Liga Premier selama masih bisa bermain.”

Penolakan tersebut disampaikan agen Rooney, Paul Stretford, dalam jamuan makan malam yang mempertemukannya dengan perwakilan Beijing Guoan.

Tapi rasa penasaran klub China terhadap sosok bernomor punggung “10” di Manchester United itu belum kunjung usai. Setelah Beijing Guoan, giliran Guangzhou Evergrande yang dikabarkan siap meminang Rooney akhir musim ini. Daily Mirror bahkan sampai menyebutkan angka, entah murni spekulasi atau ada datanya, bahwa klub terbesar China tersebut bersedia menggaji Rooney hingga 700 ribu paun per pekan. Nilai itu dua kali lipat dari gaji Ronaldo ataupun Messi.

Rooney masih menyisakan kontrak dua tahun bersama United. Kontraknya baru habis 2019 nanti. Usianya saat ini pun belum terlalu uzur: 31 tahun. Hanya memang tidak bisa dipungkiri ia bukan pilihan utama Jose Mourinho. Sepanjang paruh musim Liga Premier, Rooney 8 kali dimainkan penuh. Ia tiga kali tidak dimainkan dan 6 kali menjadi pemain pengganti. Torehan golnya pun sangat minim. Ia baru mencetak satu-satunya gol pada laga perdana musim ini ketika United bertandang ke Vitality Stadium, markas AFC Bournemouth.

“Hari-harinya sebagai penyerang utama sudah habis. Ibrahimovic, Marcus Rashford, dan Anthony Martial jadi opsi lebih baik di United; Harry Kane dan Daniel Sturridge jadi opsi lebih baik di timnas Inggris,” ujar eks defender Liverpool yang sekarang menjadi komentator SkySports, Jamie Carragher, pesimis.

Apapun keputusan Rooney di akhir musim nanti, ia sudah layak menjadi legenda United. Rooney hanya butuh dua gol lagi untuk menjadi top skorer United sepanjang masa, mengalahkan Sir Bobby Charlton.