Setelah menghabiskan 16 tahun bersama dua kesebelasan yaitu Manchester United dan Everton, Wayne Rooney akhirnya memutuskan berpisah dengan Premier League. Akhir Juni lalu, ia secara resmi hijrah ke salah satu klub Major League Soccer (MLS), D.C. United. Rooney dikontrak tiga setengah tahun dan akan mengenakan nomor punggung sembilan.

Meski sudah diperkenalkan ke publik Washington, namun Rooney belum dapat diturunkan ketika D.C berhadapan New England Revolution (30 Juni) dan LA Galaxy (4 Juli). Wazza kemungkinan besar baru akan bermain ketika menghadapi Vancouver Whitecaps pada 14 Juli nanti atau empat hari setelah bursa transfer di Amerika Serikat dibuka.

Datang dengan bergelimang gelar bersama United, Rooney mengaku masih tetap lapar dan ingin menambahn gelar lagi terutama di Amerika Serikat. Maka dari itu, ia menyebut kepindahannya ke Amerika Serikat bukanlah sebagai tanda-tanda kemunduran melainkan sebuah awal yang baru.

“Saya di sini bukan untuk melihat karier saya sebelumnya. Saya di sini untuk bersaing dan menang karena itulah cara agar saya tetap bisa bermain. Bahkan ketika latihan kemarin, saya langsung menemui beberapa pemain akademi dan mengatakan kalau mereka tidak berlari seperti apa yang diinginkan pelatih,” tutur Rooney, dilansir dari Guardian.

Rooney sendiri bertekad untuk bisa langsung sukses pada musim pertamanya di Amerika Serikat. “Saya selalu punya target tinggi dan saya menuntut banyak dari diri saya dan mengharapkan hal serupa dari rekan tim saya. Saya harus beradaptasi dengan sistem di klub ini karena klub ini punya sejarah hebat. Klub ini mengalami kesulitan dalam beberapa tahun terakhir dan kami tidak ingin melihat itu. Kami perlu menciptakan banyak sejarah.”

Tugas Rooney untuk sukses bersama D.C terbilang cukup berat. Klub yang bermarkas di Audi Field ini bukanlah tim papan atas setidaknya dalam tiga musim terakhir. Musim 2017 menjadi musim terburuk mereka sejak berdiri pada 1996. Ketika itu, Luciano Acosta dan kawan-kawan finis di posisi paling bawah pada zona timur dan menempati peringkat ke-21 dari 22 tim secara keseluruhan.

Musim ini tampak tidak jauh berbeda, mereka masih terjebak di urutan terakhir dan baru mengantungi dua kemenangan. Beruntung, mereka baru bermain sebanyak 13 kali sementara tim-tim yang berada di atasnya rata-rata sudah bermain 16 bahkan 19 pertandingan.

Berbicara soal gelar, terakhir kali D.C membawa pulang piala terjadi pada musim 2013. Ketika itu, skuad arahan Ben Olsen mengalahkan Real Salt Lake 1-0. Sementara itu, meski menjadi kesebelasan dengan raihan gelar terbanyak bersama LA Galaxy, namun terakhir kali mereka menjadi juara liga terjadi pada tahun 2007 alias 11 tahun yang lalu.

“Kami harus meningkat untuk bisa meraih hasil yang bagus. Saya rasa ada banyak bakat dalam tim ini dan saya sangat bersemangat. Saya yakin akan ada banyak pemain baru yang masuk dan berusaha untuk terus membangun tim. Beberapa tahun ke belakang klub ini selalu menjalani fase yang sulit tetapi tim ini mulai menunjukkan pergerakan ke arah yang lebih positif,” tuturnya menambahkan.

Di MLS nanti, Wayne Rooney akan bertemu tiga mantan rekannya ketika masih berseragam United. Selain dirinya ada nama Tim Howard (Colorado Rapids), Zlatan Ibrahimovic (LA Galaxy) dan Bastian Schweinsteiger (Chicago Fire). Rooney juga menjadi pemain Inggris ke-11 yang bermain di MLS musim ini.

Sekadar informasi, D.C. United adalah klub yang sahamnya dimiliki oleh pengusaha Indonesia, Erick Tohir. Beberapa pemain nasional Indonesia pun pernah bermain atau setidaknya menjalani trial bersama si Merah Hitam. Sebut saja Syamsir Alam dan penyerang lincah yang sekarang bermain di Kedah FA, Andik Vermansyah.