Foto: Telegraph

Jika ada mantan pemain Manchester United yang diharapkan bisa berkarier lebih lama lagi dan pensiun sebagai pemain Setan Merah, maka nama Robin van Persie mungkin berada dalam daftar teratas. Meski ia bermain selama tiga musim, namun sinar penggawa asal Belanda ini hanya muncul pada musim pertamanya yaitu 2012/2013.

Saat itu, ia menjadi pahlawan klub dan disebut memiliki andil besar dalam keberhasilan United merebut gelar Premier League terakhir mereka. 30 gol dari 48 pertandingan menjadi torehan dari mantan pemain Feyenoord ini. Beberapa kali golnya berandil besar dalam kemenangan United termasuk hat-trick ke gawang Southampton dan Aston Villa.

Sangat disayangkan, suporter United tidak bisa melihat dia mencetak banyak gol seperti di Arsenal. Hanya 58 yang bisa ia cetak, itupun setengahnya terjadi pada musim pertama. Serangkaian cedera membuat karier Van Persie mandek setelah mengangkat piala.

Belum lagi soal pergantian pelatih. Tidak bisa dibantah kalau pengaruh Sir Alex Ferguson benar-benar kuat sampai-sampai membuat tim ini tidak bisa lagi menjadi langganan papan atas. Van Persie merasakan itu. Ia tidak bisa bekerja sama dengan baik bersama David Moyes dan Louis van Gaal. Sering cedera di era Moyes, dan tersingkir di era Van Gaal yang mendatangkan Radamel Falcao.

“Dia (Sir Alex) meninggalkan lubang besar bagi tim ini,” kata Van Persie.

Sama seperti penggemar United lainnya, Van Persie juga sedih ketika kebersamaannya dengan Sir Alex hanya berlangsung kurang dari setahun. Pria asal Skotlandia itu memutuskan pensiun dengan cara yang sedikit menyakitkan yaitu pengumuman bersifat mendadak. Van Persie merasa seperti korban prank dari manajernya sendiri.

“Bagi saya, itu (pensiunnya Fergie) adalah kekecewaan besar, karena saya mau ke United karena dia. Sebelum saya bergabung, saya bertanya tentang rencananya melatih dan dia berkata bahwa ia ingin melatih tim ini tiga tahun lagi. Jadi saya kecewa karena saya bergabung ke United karena dia,” tuturnya.

“Bahkan Ryan Giggs saja tidak tahu kalau dia akan berhenti. Paul Scholes dan Ferdinand juga. Padahal mereka bekerja bertahun-tahun dan mereka tidak menyangka pelatih mereka akan pensiun.”

Rabu pagi, 8 Mei 2013 merupakan hari dimana Ferguson mengumumkan kepada para pemainnya kalau dia ingin pensiun. Hanya ada sedikit orang yang sudah tahu kalau dia akan mundur yaitu Cathy, David Gill, Joel Glazer, serta para staf. Pemain menjadi yang terakhir untuk diberikan pengumuman.

Fergie menyebut kalau pemainnya syok pada saat mendengar keputusan tersebut. Meski mereka dipersilahkan untuk menonton pacuan kuda pada sore harinya, namun batin mereka sudah pasti belum siap dan masih bertanya-tanya tentang apa yang baru saja terjadi pada pagi hari.

Foto: Pinterest

Sudah pasti mereka tidak nyaman menikmati pacuan kuda tersebut, termasuk Van Persie. Ia kecewa. Kelekatan antara dia dengan Sir Alex mulai terjalin sangat baik. Sulit untuk melupakan perayaan golnya yang berlari lalu memeluk keras Sir Alex setelah dia mencetak gol ke gawang Stoke City. Momen yang terasa so sweet sekali pada saat itu.

Banyak sekali pertimbangan yang membuat Ferguson tidak mau mengumumkan pensiunnya lebih cepat. Salah satunya adalah karena saham. Hal ini ia ungkapkan dalam my autobiography. Meski tidak dijelaskan secara detail, namun ada ketakutan kalau saham United akan turun karena akan ditinggal oleh manajer terbaiknya sepanjang masa.

Fisik, mental, dan keluarga juga menjadi alasan Ferguson pensiun. Secara fisik, ia sudah renta. Beberapa kali penyakit silih berganti datang menghampiri dia. Bahkan pernah suatu ketika ia mengalami mimisan sepulang memimpin United. Secara mental, ia tidak sanggup apabila United mendapat kejadian mengejutkan seperti musim sebelumnya yaitu gagal juara di detik terakhir.

“Istri saya berkata, ‘kenapa mau pensiun?’ Saya jawab kalau musim lalu, ketika kami kehilangan gelar juara pada menit-menit terakhir, saya tidak mampu lagi menerima kejadian seperti itu,” kata Fergie. Ini juga yang membuat Fergie disebut mulai tidak siap untuk menerima persaingan sepakbola yang semakin ketat di beberapa media.

Terkait keluarga, Fergie ingin lebih dekat dengan istrinya yang bernama Cathy. Meninggalnya kakak kandung Cathy menjadi alasan lain kenapa ia ingin pensiun. Ia ingin selalu ada di sebelah istrinya yang mulai kesepian karena sering ditinggal suaminya bertanding. Mengingat mereka sudah sama-sama tua, maka kebersamaan diantara mereka harus terus diperkuat.

Pesta Dua Brengsek

Meski singkat, namun Van Persie cukup beruntung bisa merasakan didikan Ferguson yang dikenal cukup tegas dan condong galak ketika melatih. Ini yang membuatnya sulit untuk melupakan sosok yang pernah membawa Aberdeen menjadi juara Piala Winners 1983 tersebut.

Pada musim 2012/2013, United begitu tidak terbendung untuk menjadi juara. Disaat City dan Chelsea inkonsisten, mereka melaju meraih kemenangan demi kemenangan. Sampai pada akhirnya mereka unggul 15 poin sebelum laga melawan Manchester City pada April 2013.

Ferguson tidak mau santai dengan keunggulan jauh tersebut. Ia masih ingat betapa menyakitkannya musim lalu ketika keunggulan delapan poin yang mereka punya langsung habis dalam waktu 19 hari. Ia tidak mau kejadian ini terulang sehingga meminta anak asuhnya untuk fokus.

Benar saja, United kalah 1-2 di kandang sendiri yang membuat selisih terpangkas menjadi 12. Memang masih jauh, tapi ketegangan mungkin sudah ada dalam benak Fergie. Apes bagi dirinya karena ia dikejutkan dengan tingkah dua pemainnya yang memilih party setelah kekalahan tersebut. Ini yang membuatnya jengkel.

“Sir Alex tahu kapan harus bertindak untuk mendisiplinkan skuat. Waktu itu, kami kalah dari City dan masih unggul 12 poin di klasemen. Kebanyakan manajer mungkin tidak mau memikirkan hal itu. Akan tetapi, bos murka setelah tahu kalau ada dua orang yang pergi pesta setelah kekalahan tersebut,” katanya.

Ferguson kemudian datang ke ruang ganti dan memasang foto dua pemain itu. Di depan rekan setimnya, ia mengeluarkan kata-kata pedas untuk dua pemain tersebut. Van Persie sendiri tahu siapa dua pemain tersebut. Akan tetapi, dia memilih untuk tidak menyebut siapa yang dimaksud.

“Kalau kita tidak jadi juara, itu semua gara-gara dua orang brengsek ini yang pergi pesta,” kata RVP menceritakan situasi saat itu. “Sir Alex bilang ‘kalian semua dengarkan baik-baik, kalau kita tidak juara itu semua karena dua orang ini. Mulai sekarang, kalau saya lihat ada pemain yang pesta sebelum angkat trofi, maka pemain itu harus keluar dari tim. Saya tidak peduli siapa orangnya dan berapa trofi yang telah diraih’,” ucap Van Persie.

“Sir Alex benar-benar ‘membunuh’ mereka malam itu. Ia dengan detail menjelaskan kronologi kegiatan dua pemain itu dari pukul 2 hingga 4 pagi hanya untuk membuat mereka terlihat bodoh di di hadapan rekan setim yang lain.”

“Setelah ceramah itu, laihan menjadi sangat berat. Latihan terberat yang pernah saya alami dalam hidup saya. Bayangkan, unggul 12 poin di klasemen, tapi reaksinya seperti itu,” kenang Van Persie.

Sebuah ucapan yang memberikan efek instan bagi skuat United. Beruntung bagi kedua pemain tersebut karena United berhasil mengangkat piala pada akhir musim. Kemenangan 3-0 melawan Aston Villa memastikan mereka menambah koleksi gelar liga menjadi 20. Itu semua mungkin tidak akan pernah terjadi jika tidak ada gol dari kaki si pemilik nomor 20 saat itu, Robin van Persie.