Selain dikenal sebagai pemain yang cukup emosional dan bertemperamen tinggi, Roy Keane juga merupakan sosok yang ceplas-ceplos ketika memberikan komentar. Mulut pria asal Irlandia ini memang tidak kalah pedas dari mulut mak-mak kompleks yang tiap pagi bergosip ria dengan ibu-ibu lain sambil belanja sayur di tukang sayur langganannya.

Berkat bacotnya pula, Keane kerap menjadi pusat pemberitaan. Pada 2002, ia dipulangkan dari persiapan timnas Irlandia menuju Piala Dunia karena tidak suka dengan lingkungan tempat tim mereka menginap. Ia pun keluar dari United karena komentarnya yang menurut Sir Alex Ferguson sangat pedas. Ketika itu, ia mengkritik rekan-rekannya secara langsung di depan media selepas Setan Merah kalah 4-1 dari Middlesbrough.

Kali ini, Keane kembali menjadi bintang utama. Hal ini tidak lepas dari ucapan pedasnya saat menjalani profesi sebagai pundit di Sky Sports. Menjadi pembicara bersama Gary Neville, Graeme Souness, dan Joe Hart, mantan pemain Nottingham Forest ini mengeluarkan kritik keras bagi Ole Gunnar Solskjaer terkait ucapannya yang ingin merombak tim pada musim panas nanti.

Mantan rekan setimnya ini memang memiliki rencana untuk melakukan cuci gudang. Para pemain yang dianggap tidak lagi mau berkontribusi bagi United, satu per satu akan ditendang olehnya. Beberapa incaran pun sudah dikantungi. Sebut saja Kalidou Koulibaly, Kieran Trippier, Bruno Fernandes, serta dua wonderkid Joao Felix dan Jadon Sancho masuk dalam incaran.

Meski begitu, hal tersebut dianggap sinis oleh Keane. Ia tidak yakin United, yang kehebatannya perlahan-lahan mulai terkikis, mampu mendatangkan pemain hebat. Keane bahkan terlihat seperti memberi pesan kepada seluruh pemain top agar jangan menerima pinangan United. Hal ini dikarenakan klub ini sudah tidak punya lagi jaminan untuk mendatangkan gelar.

“Pemain mana di luar sana yang mau bermain untuk United? Saya berpikir, ketika saya masih bermain dan sampai tahun terakhir saya bermain, jika saya berbicara kepada pemain yang ingin bermain untuk United maka saya akan memintanya untuk pergi ke sana.”

“Saya tidak peduli, karena saat itu United brilian. Tetapi sekarang ini, Anda memiliki pemain yang menginginkan hadiah besar berupa piala. Lihat United sekarang, jika Anda adalah pemain top, maka Anda seharusnya tidak mau datang ke United karena ada klub lain yang bisa menjadi opsi baik di luar sana untuk memenangkan trofi,” tutur Keane.

Selain kapasitas United yang tidak lagi dianggap sebagai klub dengan jaminan trofi, Keane juga menilai sosok manajemen mereka juga menjadi masalah dalam mendatangkan pemain anyar. Beberapa musim terakhir, Ed Woodward dan keluarga Glazers selaku owner beberapa kali mendapatkan kecaman karena tidak becus dalam mengurus klub. Menurut Keane, keberadaan mereka masih menjadi kendala Solskjaer dalam membangun dinastinya musim panas nanti.

“Siapa yang membuat keputusan akhir (transfer)? Ada kekacauan pada sektor ini. Saya tahu Ed Woodward mendapatkan banyak kritik, lantas apakah nanti Ole akan memiliki keputusan akhir dalam mendatangkan pemain? Saya tidak tahu, karena jika Anda berbicara dengan manajer sebelumnya, saya berani bertaruh kalau mereka semua mendapatkan masalah yang besar.

Selain dikenal sebagai kesebelasan pencetak bintang, Manchester United juga dikenal sebagai magnet bagi para pemain bintang untuk bergabung bersama mereka. Ruud Van Nistelrooy, Juan Veron, Jaap Stam, Laurent Blanc, Fabien Barthez, Edwin Van Der Sar, Rio Ferdinand, dan Robin Van Persie, adalah nama-nama pemain yang datang ke United dengan status bintang. Hal ini belu ditambah pemain-pemain lain yang mulai menjadi bintang setelah bermain bersama Setan Merah.

Pada pertandingan derby kemarin, terlihat jelas kesenjangan kualitas antara pemain United dan City. Tim tamu bermain sangat padu dan memanfaatkan kualitas mereka dengan sangat baik. Sebaliknya, United seperti diajari bagaimana caranya bermain bola dengan baik oleh tetangganya tersebut.

Dalam enam tahun terakhir, kualitas yang terbentang antara United dengan City semakin melebar. Bahkan dengan Liverpool pun United sudah menunjukkan tanda-tanda perbedaan kualitas yang signifikan. Jika ke depannya, tidak ada pemain bintang yang mau bergabung dengan Manchester United, maka jurang perbedaan tersebut semakin menganga. Hal ini akan menjadi masalah baru bagi United karena saingat mereka semakin kuat.