Sosok Ole Gunnar Solskjaer merupakan sosok pahlawan bagi Manchester United. Baik sebagai pemain maupun sebagai manajer. Namun bisa sangat berbeda rasanya jika Solskjaer sendiri bergabung dengan tim lain sebelum ia memutuskan bergabung dengan United. Hal ini bisa saja terjadi karena pria asal Norwegia ini mengakui bahwa dirinya sempat nyaris bergabung dengan Liverpool dan Wolverhampton pada 1996.

Ya itu memang terjadi. Di satu sisi, Solskjaer sudah menikmati kesuksesan besar di kota Manchester, dan yang paling khas adalah ia menjadi sosok pahlawan dalam final Liga Champions tahun 1999. Tetapi ternyata, jauh sebelum itu ia sudah menjadi terkenal di Molde. Bahkan beberapa klub Eropa pernah mempertimbangkan untuk merekrutnya.

Salah satu klub peminatnya itu adalah musuh bebuyutan United sendiri, yaitu Liverpool. Di waktu yang sama, rencana The Reds merekrut Solskjaer itu tidak lain tidak bukan adalah karena mereka ingin sekali menghancurkan dominasi Setan Merah di Inggris.

Namun pada akhirnya Ole Gunnar Solskjaer bersikap sangat baik untuk tidak menerima tawaran Liverpool tersebut. Ia malah bersikeras ingin pindah ke Old Trafford –sebagai satu-satunya tawaran yang membuatnya tertarik. Ia juga merasa sangat fantastis ketika panggilan dari United datang kepadanya.

“Waktu itu saya bermain bagus untuk timnas Norwegia pada satu pertandingan ketika Jim Ryan (asisten pelatih United) menonton Ronnie Johnsen (eks bek United). Saya mencetak dua gol bagus. Dan ternyata Mark McGhee (manajer Wolverhamtpon kala itu) juga duduk di sebelahnya. Jim Ryan bertanya kepada Mark McGhee: ‘Apa yang Anda cari?’ Dia menjawab jika dia membutuhkan penyerang,” kenang Solskjaer dikutip dari MEN Sports.

“Jadi setelah saya mencetak dua gol itu, Jimmy langsung menghubungi Sir Alex Ferguson: ‘Saya sudah menemukan seseorang, kita harus cepat. Saya pikir orang lain mungkin tertarik padanya. ‘ Dan dari sinilah semua itu bermula.”

“Tapi apakah waktu itu Liverpool atau Bayern Munich tertarik pada saya? Ya jelas. Cagliari, PSV dan beberapa tim lainnya juga sama tertariknya. Tapi saya tidak akan mengubah sejarah. Hanya ada satu pilihan yang menarik. Fantastis rasanya ketika panggilan itu datang.”

Setelah itu, timnya saat itu Molde meminta Solskjaer datang ke kantor pusat untuk menjawab tawaran yang datang dari klub-klub Eropa –termasuk United. Dan ketika diperlihatkan tawaran United, pria dengan wajar seperti bayi itu lalu tidak pikir panjang lagi untuk menyetujuinya. Ia lalu diberi fasilitas jet pribadi untuk segera melakukan kesepakatan kontrak langsung di kota Manchester.

“Pemilik Molde lalu meminta saya untuk datang ke kantor pusat. Saya mendapat banyak tawaran. Dan ketika ditanya: ‘apakah Anda menyukainya (tawaran United)?’ Saya menjawab: ‘Ya’. Martin Edwards (mantan CEO United) waktu itu sedang pergi berlibur, tapi saya harus datang keesokan harinya. Jet pribadi mereka rusak karena kesalahan, jadi mereka memesan dan menyewa jet pribadi lain hanya untuk menerbangkan saya,” tutur Solskjaer.

“Saya gugup (sebelum bertemu Sir Alex Ferguson), karena saya takut akan mengatakan sesuatu yang konyol dan dia akan memiliki kesan pertama yang salah. Saya tahu dia tidak melihat saya bermain, jadi itu adalah pertemuan penting bagi saya. Waktu itu hanya ada saya sendiri. Saya melihat ikan dan keripik di Old Trafford. Saya menunggu mungkin setengah jam atau 45 menit.”

Ole Gunnar Solskjaer pun kemudian melangsungkan kesepakatan kontrak. Dilansir dari MEN Sports, di dalam kesepakatan awalnya, ia akan bermain di enam bulan pertama sebagai pemain cadangan United. Karena antusias, maka ketika di bawa tur stadion, ia mengatakan bahwa ia sempat menggunakan pena pemandu tur stadion untuk menandatangani kontrak.

“Di dalam kesepakatan awal saya, mereka mengatakan: ‘Anda akan bermain enam bulan pertama di bangku cadangan. Setelah Natal mungkin kami dapat mengintegrasikan Anda ke dalam tim utama’. Mereka baru saja menegosiasikan kesepakatan itu di dalam Old Trafford, dan mereka memberiku tur stadion setelahnya,” jelas Solskjaer.

“Pemandu tur stadion hanya bertanya kepada saya: ‘mengapa Anda ada di sini?’, dan setelah itu saya berkata: ‘Saya di sini untuk menandatangani kontrak!’ Dia kemudian benar-benar memberi saya pulpen untuk menandatangani kontrak. Itu adalah momen yang membanggakan baginya. Mungkin saya pikir begitu.”

 

Catatan redaksi: kutipan dilansir dari MEN Sports