UEFA menjatuhkan hukuman larangan bermain sebanyak tiga pertandingan untuk pemain Eric Bailly atas kartu merah yang diterimanya pada Mei lalu di ajang semifinal Europa League dan hal ini menimbulkan prasangka bahwa dirinya masih belum bisa menghilangkan kebiasaan saat di Spanyol dulu.

Eric Bailly, harus merelakan kesempatannya untuk bisa unjuk gigi dalam ajang final Piala Super Eropa melawan Real Madrid setelah UEFA menambah hukuman larangan bermainnya menjadi tiga pertandingan.

Sebelumnya, pemain yang berasal dari Pantai Gading ini juga absen dalam final Europa League saat United bertanding melawan Ajax yang berakhir dengan skor 2-0 untuk kemenangan Setan Merah. Hal ini berarti bahwa masih ada satu lagi pertandingan dimana Bailly harus menjadi penonton saja, selain pertandingan melawan El Real, yakni pertandingan perdana United di ajang Liga Champions.

Eric Bailly dikeluarkan oleh wasit asal Romania yang memimpin jalannya laga, Ovidiu Hategan, dalam pertandingan semi final leg kedua melawan Celta Vigo yang berujung pada absennya pemain tersebut di ajang final kompetisi tersebut. Namun, UEFA telah mengumumkan awal minggu ini bahwa aksi pemain bertahan tersebut dalam pertandingan melawan Celta tergolong serius sehingga asosiasi sepak bola tertinggi di benua biru tersebut menjatuhkan hukuman tambahan menjadi tiga pertandingan secara keseluruhan.

Awalnya, Eric terlihat beradu mulut dengan penyerang Celta Vigo, John Guidetti yang juga mantan pemain depan Manchester City, pada menit ke-87. Pemain bertahan yang bernomor punggung 3 ini terlihat memegangi telinga Guidetti, dan sang penyerang pun terjatuh sambil memegangi telinganya.

Tak lama kemudian, bek dari tim lawan yang bernama Facundo Roncaglia berlari menghampiri Bailly dan meneriakkan kata-kata yang menyulut amarah bek United serta mendorong Bailly dengan keras. Setelah kerusuhan mereda, sang wasit akhirnya memutuskan untuk memberi kartu merah langsung kepada Bailly dan Roncaglia dan mengusir kedua pemain bertahan tersebut dari lapangan.

Pernyataan dari EUFA Senin lalu berbunyi: “CEDB (Badan kontrol, etika dan disiplin UEFA) telah memutuskan untuk menangguhkan tiga pertandingan pada kompetisi klub UEFA kepada pemain Manchester United FC, Eric Bailly.”

Kabar ini tentunya merupakan berita buruk bagi manajer Manchester United, Jose Mourinho, mengingat dirinya masih memerlukan jasa Eric Bailly dalam pertandingan UEFA Super Cup melawan raksasa Spanyol, Real Madrid di Skopje, Macedonia pada tanggal 8 Agustus mendatang.

Sang pelatih pada akhir musim lalu mengakui bahwa Eric memiliki kemauan keras dan kualitas performa yang tinggi. Selain itu, pasca pertandingan melawan Celta Vigo, Jose menyebut bahwa pemain 23 tahun tersebut merupakan pemain fenomenal yang juga berperan sebagai pemain kunci dalam kubu Setan Merah.

Isu disiplin Eric Bailly

Eric Bailly merupakan jebolan dari akademi muda Espanyol. Dia terdaftar didalamnya saat dirinya beru menginjak usia 17 tahun. Tiga tahun kemudian, dirinya sudah bisa mencicipi bagaimana rasanya berlaga di ajang kompetisi profesional. Bailly dan kawan-kawan saat itu berhasil mengempaskan Real Sociedad dengan skor 2-0.

Hanya dalam waktu 4 bulan, Eric sudah berhasil mencuri perhatian klub besar sekelas Villareal. Semenjak saat itu dia bergabung dengan tim yang disebut kapal selam kuning tersebut. Sejak saat itu dirinya cukup sering mendapat jam terbang yang memadai, baik dalam klub maupun negaranya.

Masalah disiplin Eric Bailly saat berada di lapangan memang patut menjadi hal yang menjadi perhatian. Hal ini harusnya menjadi salah satu poin yang menjadi pekerjaan manajer manapun yang mengasuhnya.

Pasalnya, di musim terakhirnya saat berlaga di La Liga, Bailly mengoleksi 10 kartu kuning dan satu karu merah. Kekurangan pada area disiplin ini sayangnya terbawa ke Premier League.

Musim lalu, dirinya telah menghimpun tujuh kartu kuning dan dua kartu merah di semua kompetisi yang dijalaninya. Padahal, ada dua bulan dalam rentang musim kemarin di mana dia harus meliburkan diri terkait cedera yang dideritanya.

Dalam beberapa kasus, seperti pada semifinal kontra Celta Vigo Mei lalu, kartu-kartu yang diterima Bailly bukan merupakan hasil tindakan agresifnya terhadap pemain lain dalam merebut bola, namun akibat tersulut emosi setelah adu mulut dengan lawan.

Terlepas dari masalah disiplin dan mungkin kontrol emosi yang kerap muncul dalam diri Eric Bailly, pemain 23 tahun ini merupakan pemain bertahan yang nantinya patut ditakuti oleh lawan. Dirinya sering memenangkan bola melalui tekelnya. Selain itu, intersep yang dicatatkannya musim lalu juga cukup mengagumkan.

Menurut Anda, apakah Billy mampu mengatasi masalah disiplinnya di Premier League musim depan?