Nasib naas menimpa salah satu jebola Premier League, Sunderland. Kekalahan atas Burton Albion, Sabtu lalu, membuat mereka dipastikan tergusur ke League One alias kompetisi tingkat ketiga Inggris musim depan. Inilah kali pertama Si Kucing Hitam bermain di League One sejak 1992 yang ketika itu masih bernama Division 2.

Hasil ini tentu menjadi kabar bahagia bagi rival abadi mereka, Newcastle United. Mendengar terdegradasinya rival mereka, para penggemar Newcastle berbondong-bondong menyerang akun resmi Sunderland dengan ungkapan yang sifatnya menyindir. The Magpies tentu menjadi pihak paling berbahagia mengingat posisi mereka sudah aman di Premier League dan bisa memunggungi Sunderland selama paling tidak dua musim.

Tidak hanya Newcastle United saja yang menyambut turun divisinya Sunderland. Satu klub lain penyandang nama United juga sangat gembira atas raihan Sunderland. Klub tersebut adalah Manchester United. Beberapa penggemar Setan Merah tidak mau kalah dengan ikut mengeluarkan olok-olok kepada runner up Piala Liga 2014 tersebut.

“Saya berada di stadion sialan tersebut ketika City memenangi liga. Salah satu momen terburuk saya sebagai penggemar United. Sementara penggemar Sunderland bertindak seperti orang konyol dengan melakukan Poznan. Maafkan saya jika saya tidak bersedih kepada orang-orang konyol yang ketika itu bersorak untuk Abu Dhabi FC,” kicau akun @UnitedLounge.

Tidak mau kalah dengan United Lounge, akun @EliteMartial juga mengungkapkan rasa gembiranya dengan ungkapan sarkas. Ia menuliskan, “Kepada Sunderland, masih ingatkah anda ketika merayakan kemenangan City pada menit ke-94? Kami berharap anda menikmati League One musim depan karena terdegradasi dua kali berturut-turut. Cinta kami dari penggemar United.”

Sejatinya, baik Manchester United maupun Sunderland bukanlah rival dengan sejarah yang sengit layaknya Liverpool maupun Manchester City. Akan tetapi, para penggemar United masih sakit hati terhadap perlakuan pendukung mereka yang tiba-tiba mengolok-ngolok kegagalan United dan merayakan keberhasilan Manchester City menjadi juara liga pada 2012 silam.

Beberapa pendukung Sunderland bersorak ketika mengetahui Sergio Aguero mencetak gol ke gawang QPR. Mereka juga meniru aksi para pendukung City yaitu melakukan Pozhnan (berteriak sambil memunggungi) setelah peluit panjang dibunyikan. Tingkah para pendukung Sunderland tersebut sempat mendapat tanggapan dari Sir Alex Ferguson saat acara penganugerahan pemain terbaik United beberapa hari setelah kegagalan mereka.

“Kepada penggemar Sunderland yang bersorak untuk City, ingatlah hari itu. Kami tidak akan melupakan hari tersebut,” ujar Fergie yang seperti memprediksi kalau tim tersebut akan mengalami nasib sulit suatu hari nanti.

Para penggemar United sebenarnya sudah pernah melancarkan sindiran kepada para penggemar Sunderland. Tepatnya pada musim lalu ketika Sunderland untuk pertama kalinya terdegradasi dari Premier League sejak 2006. United yang mengalahkan mereka 3-0 di Stadium of Lights mengumandangkan nyanyian “Kemana lagu City yang kalian agungkan itu?” sebagai balasan atas sikap mereka lima tahun silam.

Terpuruknya Sunderland di Musim Ini

Prestasi Sunderland memang terjun bebas pada musim ini. Dari 44 laga yang sudah dimainkan musim ini, mereka baru sanggup mengumpulkan enam kemenangan alias sama dengan jumlah yang diraih pada musim terakhir mereka di liga primer.

Sejak awal musim, Sunderland memang sudah diprediksi akan terdegradasi. Sejak Agustus hingga November 2017 mereka hanya sanggup meraih satu kemenangan. Bahkan sepanjang tahun 2018, mereka baru meraih sebiji kemenangan di Divisi Championship dan belum pernah meraih kemenangan di kandang. Chris Coleman, manajer yang mengantarkan Wales ke semifinal Euro 2016 pun tidak sanggup mengangkat prestasi Sunderland.

Satu hal yang mungkin membuat para penggemar United begitu prihatin adalah fakta kalau dalam skuat Sunderland saat ini terdapat lima pemain yang merupakan lulusan akademi Manchester United. Kelima nama tersebut adalah Paddy McNair, Donald Love, Darron Gibson, Ashley Fletcher, dan John O’Shea. Nama terakhir bahkan akan mengakhiri karier sepakbolanya dengan status sebagai kapten dari kesebelasan yang terdegradasi ke divisi tiga.