Foto: Express.co.uk

Manchester United menjalani musim terburuknya pada musim lalu. Mereka finis pada urutan keenam di Premier League dan tidak berprestasi pada ajang piala. Selain itu, beberapa rekor buruk tercipta. Salah satunya adalah kebobolan terbanyak sepanjang sejarah mereka di Premier League. Bahkan mereka mengalami defisit poin yang jauh lebih banyak ketimbang saat mereka terdegradasi pada musim 1973/1974.

Merosotnya performa MU musim lalu membuat Ole Gunnar Solskjaer tidak berani memasang target tinggi pada musim depan. Jarak yang jauh dari Liverpool dan Manchester City membuat Ole hanya berani memasang target setidaknya finis enam besar ketika bermain imbang melawan Chelsea pada April lalu.

“Tak perlu cemas ada klub bagus yang mengincar posisi enam besar. Ada Leicester, Watford, Everton, dan mungkin Newcastle United. Anda memiliki klub yang ingin mengejar kami. Kami harus memastikan bahwa kami berada di depan mereka. Namun, kami juga harus mendekat dengan tim-tim di atas kami,” tuturnya.

Dirasa terlalu rendah membuat Solskjaer kemudian mengubah target yang harus dicapai United musim depan nanti. Piala Liga dan Liga Europa coba disasar oleh United. Kebetulan, dua trofi ini adalah gelar terakhir yang diraih United pada musim pertama Jose Mourinho menangani klub ini tiga musim lalu.

“Kami telah terbiasa bertarung di jalur juara Liga Inggris. Tetapi, hal itu tidak bisa dicapai dalam waktu dekat. Secara realistis, kami belum bisa mengejar jarak 32 poin dari tim-tim top saat ini. Masuk empat besar dan mendapatkan sebuah trofi adalah target yang realistis. Kami harus memulai musim depan dengan target menjuarai dua kompetisi ini,” ujarnya.

Target ini didukung langsung oleh salah satu penggawa United, Sergio Romero. Bagi penjaga gawang cadangan Setan Merah ini, target tersebut cukup realistis untuk diraih United musim depan. Ia bahkan merasa satu trofi saja cukup untuk membenahi masalah yang dialami United musim lalu.

“Kami akan berusaha untuk melakukan yang terbaik. Melakukan apa yang kami bisa dibanding musim lalu. Tahun ini kami tidak memenangi piala apa pun, namun musim depan kami ingin meraih sebuah trofi, membawa klub ke posisi tertinggi yang kami bisa. Anda terbiasa dengan kami yang terus menang dan merayakannya. Kami pun juga ingin hal ini terjadi yaitu merayakan keberhasilan bersama-bersama dan berusaha menjadi yang terbaik,” tuturnya dalam situs resmi klub.

Meski begitu, meraih trofi jelas bukan perkara yang mudah meskipun trofi yang disasar adalah kejuaraan kelas dua atau tiga seperti Liga Europa dan Piala Liga. Butuh konsistensi dan strategi yang mumpuni apabila trofi tersebut ingin diraih. Selain itu, jangan melakukan kesalahan kecil karena satu kesalahan bisa berakibat fatal.

United tidak memiliki hal itu sepanjang musim lalu. Mereka tidak konsisten di setiap turnamen yang mereka ikuti. Pada Piala Liga saja mereka langsung tersingkir pada babak ketiga dari kesebelasan Championship, Derby County. Ketika itu, United tampil bagus dengan unggul cepat. Namun setelah itu penampilan tim mendadak menurun setelah Romero mendapat kartu merah yang berimbas dengan gawang United yang kemasukan dua gol. Mereka kemudian kalah adu penalti.

Pada ajang Piala FA, United sebenarnya tampil bagus dengan menyingkirkan Arsenal dan Chelsea lewat penampilan apik selama 90 menit. Namun dua kesalahan pada laga melawan Wolverhampton Wanderers membuat mereka tersingkir. Penyakit United ini sudah terjadi sejak Premier League dimulai. Bahkan Solskjaer yang sebelumnya bisa membawa United menang 14 kali dalam 18 pertandingan, justru hanya meraih dua kemenangan dalam 12 pertandingan terakhirnya musim lalu.