Foto: Express

Manajer Manchester United Ole Gunnar Solskjaer merasa sedikit terbebani oleh jadwal pertandingan timnya yang dinilai seperti lelucon. Ia pun mengungkapkan bahwa sebetulnya ia dan anak asuhnya sudah “siap gagal” ketika melawan Everton. Hal itu disinyalir lantaran permintaan United untuk menjadwal ulang waktu kick-off di Goodison Park ditolak Premier League.

Namun, ternyata yang terjadi justru sebaliknya. United malah menang di kandang tim berjuluk The Toffees tersebut. Kemenangan ini pun dianggap telah mengurangi tekanan pada Solskjaer yang sebelumnya dikabarkan akan dipecat. Selain itu, kemenangan ini juga menjadi kemenangan tandang ketujuh Setan Merah secara berturut-turut di Premier League.

Ya meskipun begitu, rekor kemenangan ini tidak membuat Solskjaer senang. Ia bahkan tidak berminat untuk bersukacita dengan raihan apik tersebut. Yang ada dipikirannya adalah keadaan timnya. Terutama keadaan timnya yang kehabisan stamina karena jadwal yang padat dan pemilihan waktu pertandingan yang kurang tepat.

Di satu sisi, para pemain United sendiri sekarang sudah banyak yang mengalami cedera. Marcus Rashford (bahu), Luke Shaw (hamstring) dan Victor Lindelöf (punggung), semuanya harus absen dari tim utama. Dan ketika menyikapi hal ini, Ole Gunnar Solskjaer langsung mengaitkan penyebabnya ke jadwal pertandingan yang tidak menguntungkan tim Manchester United.

“Mereka (para pembuat jadwal pertandingan) membuat para pemain gagal memiliki kebugaran fisik yang maksimal. Kami mendapatkan pemain kami cedera. Luke Shaw, misalnya, dia telah memainkan banyak pertandingan musim ini. Dia mengalami cedera setelah bertanding di Turki pada hari Rabu dan kembali pada pukul 4 pagi di Kamis, lalu bermain lagi di jam makan siang pada hari Sabtu,” ungkap Solskjaer dikutip dari MEN Sports.

“Semuanya benar-benar berantakan, dan saya tidak bisa cukup memuji para pemain saya untuk karakter yang mereka tunjukkan (saat menang melawan Everton). Hanya itu yang ingin saya bicarakan. Para pemain itu pantas mendapatkan yang lebih baik daripada harus mengalami kebugaran fisik yang menurun dan gagal dalam bertanding. Pihak pembuat jadwal seakan menjebak kami untuk gagal.”

Manajer asal Norwegia itu kemudian mempertahankan argumennya pada jadwal pertandingan dengan memberikan sebuah gambaran yang timnya rasakan sekarang. Bahkan ia membicarakan hal tersebut ketika ia diundang untuk membahas kemenangan di konfersi pers pasca pertandingan melawan Everton.

Menurut Solskjaer, jadwal padat dan pemilihan waktu untuk memulai pertandingan yang dibuat oleh Premier League seperti merupakan sebuah lelucon. Karena ia menganggap bahwasannya tidak rasional menjadwalkan pertandingan di jam-jam makan siang, yang notabene adalah waktu untuk istirahat. Hal ini juga dianggap oleh eks striker dengan julukan baby face itu sebagai penghalang timnya untuk menunjukkan performa terbaik.

“Bagaimana Anda bisa mengharapkan pemain untuk melakukan yang terbaik dari kemampuan mereka ketika Anda mengirim mereka keluar pada pukul 12.30? Itu sebuah lelucon yang mutlak. Sebulan lalu kami mencoba memindahkan pertandingan ini ke waktu lain. Apa artinya bagi kami yang bermain pada hari Sabtu sedangkan kami bisa bermain pada hari Minggu? Pekan depan adalah jeda Internasional,” tegas Solskjaer.

“Saya tidak dapat mengatakan dengan cukup betapa sulitnya saat-saat ini bagi semua orang. Memang tidak hanya pemain sepakbola, tapi kami ingin melihat permainan sepakbola dengan kualitas terbaik. Saya mendorong klub saya untuk benar-benar memperebutkan waktu kick-off yang satu ini untuk memberi kami setidaknya setengah kesempatan. Sayangnya, itu dibatalkan.”

“Mudah-mudahan cedera para pemain kami tidak terlalu serius. Walaupun Shaw dan Rashford terlihat mengalami hal yang buruk menjelang akhir pertandingan itu (melawan Everton). Ketika cedera serius itu tidak sepadan dengan penyebabnya, yang jelas kami mendapat tiga poin. Para pemain kami tidak akan memberi siapa pun kesempatan untuk tim lain. Kami sudah bertekad,” tambahnya.

“Saya tidak benar-benar ingin meringankan suasana hati. Ini masalah yang sangat serius. Pemain bukanlah robot, mereka adalah manusia, dan pihak pembuat jadwal perlu mengambil langkah. Mereka harus berpikir dua kali tentang pemilihan waktu dan frekuensi jadwal yang mereka tetapkan. Kami mengalami terlalu banyak cedera musim ini, dan saya tidak hanya berbicara tentang tim saya.”