Foto: Tribuna.com

Entah apa jadinya jika lini depan United pada musim terakhir Sir Alex Ferguson diisi oleh Robin van Persie, Wayne Rooney, dan Robert Lewandowski. Bukan tidak mungkin mereka menjadi salah satu pemilik lini depan terbaik pada musim itu.

Sepakbola tidak hanya sekadar permainan. Sepakbola juga kerap disebut sebagai sebuah cerita karena membuat orang bisa menyusun sebuah pengandaian menjadi sebuah cerita menurut versinya sendiri. Apa yang terjadi jika gol Frank Lampard pada Piala Dunia 2010 tidak dianulir? Bagaimana pula reaksi Jose Mourinho jika ia kalah selisih dua gol pada semifinal Liga Champions 2010?

Bagi penggemar sebuah kesebelasan, berandai-andai menjadi aktivitas yang bisa dikategorikan sangat menyenangkan. Dalam situasi ini, imajinasi kita dituntut membentuk sebuah cerita menurut keinginan pikiran kita sendiri. Hal ini yang membuat sepakbola menjadi begitu menarik untuk diikuti.

Penggemar Manchester United saat ini mungkin sedang berandai-andai: Apa yang akan terjadi jika Robert Lewandowski benar-benar pindah ke Manchester United pada musim panas 2012? Sebuah konsep cerita yang bisa berakhir dua hal yaitu Lewandowski akan menjadi striker yang subur atau pemain asal Polandia ini hanya menjadi pemain kesekian yang gagal bersinar di kota Manchester.

Namun melihat torehan 410 golnya, dengan 332 diantaranya terjadi di Bundesliga, tentu membuat penggemar United menginginkan ending yang bagus dari kisah pengandaian mereka tentang pria 31 tahun ini. Berapa gol lagi yang bisa ia buat jika benar-benar bermain untuk Setan Merah?

Karena kepindahan Lewandowski ke United sejatinya memang sangat dekat. Kecolongan gelar dengan cara menyedihkan pada musim 2011/2012 membuat Sir Alex langsung memiliki sebuah misi yaitu mencari pemain-pemain muda yang bermain bagus di sebuah kesebelasan elite. Selain ingin memperkuat skuat, pemain ini nantinya akan menjadi investasi bagus untuk jangka panjang.

“Saya berbicara dengannya setelah dua musim di Dortmund dan pada saat itu saya benar-benar memikirkan kepindahan ke Manchester United. Karena Ferguson dan Manchester United. Itu adalah pertama kalinya saya memikirkan langkah untuk pindah karena jika Anda mendapat telepon dari Sir Alex Ferguson, sebagai pemain muda itu menjadi sesuatu yang menakjubkan. Momen itu menjadi hari yang istimewa bagi saya,” kata Lewandowski.

Lewandowski adalah target utama United untuk sektor lini depan. United hanya punya Wayne Rooney saat itu. Mereka bukannya tidak punya striker, namun Javier Hernandez dan Danny Welbeck gampang terkena cedera. Di sisi lain, Dimitar Berbatov juga mulai menunjukkan penurunan setelah menjadi top skor. Oleh karena itu, Lewandowski menjadi sasaran utama selain Robin van Persie.

“Untuk musim 2012/2013, saya berjanji tidak akan lalai lagi dan memandang serius kompetisi Liga Champions karena itu adalah target yang harus dijuarai. Oleh karena itu, saya dan Mick Phelan pergi ke Jerman untuk melihat final Piala Super Jerman sebelum laga terakhir Premier League untuk melihat Shinji Kagawa, Mats Hummels, dan Robert Lewandowski,” kata Sir Alex dalam My Autobiography.

Borussia Dortmund saat itu memang menjadi tempat belanja yang ingin dikunjungi oleh beberapa klub elite Eropa untuk memperkuat skuatnya. Selain Lewandowski, Kagawa, dan Hummels, mereka juga punya Mario Gotze, Marcel Schmelzer, Ilkay Gundogan, dan baru saja memperkuat lini tengah dengan mengambil Marco Reus.

Sayangnya, Lewandowski tidak bisa pindah ke United. Pihak Dortmund menolak untuk menjualnya. Sebuah sikap yang bisa dimaklumi karena mereka sebelumnya sudah kehilangan dua andalannya yaitu Nuri Sahin (Real Madrid), dan Shinji Kagawa yang pindah ke Manchester United. Kubu Dortmund tentu tidak mau kehilangan dua pemainnya yang pergi ke klub yang sama.

“Selama musim panas itu, keluarga Glazer sudah menyetujui permintaan kami untuk mendatangkan Lewandowski atau Robin Van Persie, serta Shinji Kagawa. Pada masa-masa terbaik, kami bisa memilih di antara empat penyerang yang fantastis. Namun, Dortmund memilih untuk tidak menjual Lewandowski. Padahal, dia adalah salah satu striker yang punya fisik dan gaya lari yang sangat bagus,” kata Sir Alex.

Hanya Robin van Persie yang akhirnya bisa direkrut United pada saat itu. Itupun membutuhkan waktu yang sangat panjang karena penyerang Belanda ini juga didekati Juventus dan Manchester City. Beruntung, United memenangkan perburuan top skor Premier League musim sebelumnya ini. Van Persie pun menutup musim pertamanya di United dengan kembali menjadi top skor.

Beruntungnya lagi, RVP menjadi sosok penting dalam keberhasilan United meraih gelar Premier League ke-13 atau ke-20 secara keseluruhan dengan kompetisi sebelum Premier League. Namun, segalanya menjadi sedikit tidak sempurna ketika Liga Champions tidak bisa menjadi penutup manis karier seorang Sir Alex. Jika Robin van Persie menjadi sosok penting dibalik trofi liga terakhir Sir Alex, bukan tidak mungkin Lewandowski menjadi sosok penting pada kompetisi Liga Champions jika ia benar-benar berhasil pindah pada saat itu.

Sayangnya, itu semua hanya andai-andai belaka.