Sudah lima musim Manchester United belum bisa mengangkat trofi Premier League. Gelontoran uang yang mencapai angka triliunan rupiah untuk membeli pemain belum bisa menambah jumlah gelar liga Inggris dan masih tertahan di angka 20. Sebaliknya, masalah demi masalah justru muncul mengiringi perjalanan Setan Merah.

Hal ini tentu saja membuat memori kita kembali mengenang masa-masa indah United bersama Sir Alex Ferguson. Mau tidak mau kita dipaksa untuk susah move on jika melihat pencapaian kakek 76 tahun asal Govan ini. Bayangkan saja, dua gelar Premier League terakhir yang dipersembahkan Fergie berasal dari skuat yang tidak terlalu mewah. Beberapa pemain kerap tampil tidak konsisten, namun klub selalu bisa lolos dari lubang jarum. Bahkan pada musim 2012/2013, United bisa menjadi juara liga dengan menggunakan Tom Cleverley dan Anderson, dua pemain yang kemampuannya biasa saja.

Hal ini juga yang membuat kita berandai-andai, apakah dengan skuad semewah sekarang Ferguson bisa membawa United kembali berjaya? Apabila kita melihat komposisi pemain, maka peluang itu sebenarnya sangat besar. Setan Merah memiliki pemain berpengalaman macam Pogba, Lukaku, dan Matic. Belum lagi melihat pemain akademi yang jumlahnya cukup banyak di dalam skuat.

Akan tetapi eks penyerang Manchester United di era 80-an, Lou Macari, menyebut kalau United tetap tidak akan bisa berjaya meski Sir Alex kembali turun gunung di kursi kepelatihan. Pencetak 97 gol sepanjang kariernya ini menyebut kalau saat ini kekuasaan seorang manajer justru lebih rendah dibanding para pemainnya sendiri. Pemain-pemain yang kebanyakan hadir di era milenial juga disebut-sebut tidak memiliki mental yang cukup bagus karena suka bertindak semaunya sendiri.

“Mengusir pemain tidak diterima lagi di sepakbola saat ini. Para manajer sekarang takut untuk bertindak keras kepada pemain karena sekarang pemain sepakbola datang dari generasi yang baru. Banyak diantara mereka yang tidak punya dedikasi, kemauan, serta dorongan untuk memperbaiki situasi agar klub terhindar dari jurang,” tutur Macari kepada Mirror.

Mantan pemain Celtic ini juga mengeluhkan tingkah para pemain yang selalu berlindung kepada agen jika merasa memiliki masalah. Secara tidak langsung, Macari seolah menyinggung beberapa nama di United seperti Anthony Martial yang sempat ngambek kepada agennya untuk minta dijual ke klub lain.

“Setiap kali para pemain ini mendapat kritik, mereka akan langsung lari menuju agen mereka. Ada terlalu banyak pemain yang tidak berdedikasi untuk klub ketika segala sesuatunya tidak sesuai keinginan mereka. Tidak mengherankan kalau banyak penggemar United mulai merasa bosan dengan beberapa pemain.”

Tingkah laku para pemain yang mulai sulit dikendalikan membuat Macari mensyukuri keputusan Sir Alex Ferguson untuk pensiun dari klub lima tahun lalu. Ia tidak yakin, apabila Fergie masih berada di pinggir lapangan, United akan mengalami kesuksesan serupa seperti kejayaan mereka beberapa dekade lalu.

“Saya rasa salah satu alasan mengapa Sir Alex pensiun adalah karena dia menyadari peran manajer telah berubah dan mentalitas pemain pun mulai berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Jelas dia melakukan keputusan yang tepat untuk pensiun karena dia pasti akan mengontrol penuh klub. Tetapi tidak jika dia masih berada di United sekarang ini. Sir Alex adalah orang yang tidak suka dengan perubahan.”

Prediksi Tepat Seorang Ferguson

Sir Alex sendiri sebenarnya sudah memprediksi kalau kedepannya sepakbola akan berubah terutama soal mentalitas dan kekuasaan manajer yang dianggap remeh. Dilansir FourFourTwo Februari 2012, ia bercerita saat para pemainnya mulai berpikir untuk naik gaji beberapa saat setelah memenangi treble.

Pada 2002, ia juga pernah dibuat kesal dengan David Beckham yang mulai betah dengan aktivitas di bidang komersil alih-alih tugasnya sebagai pemain United. Bahkan, Ferguson pun dibuat tidak berdaya saat Wayne Rooney ngambek kepada agennya untuk meminta kenaikan gaji yang terpaksa dituruti mengingat Rooney adalah pemain penting klub saat itu.