Foto: Standard.co.uk

Keputusan Ole Gunnar Solskjaer untuk menolak meminjamkan Mason Greenwood kini membuahkan hasil. Anak muda ini perlahan mulai konsisten memberikan kontribusi positif. Apa yang sudah diberikan Greenwood dalam beberapa pertandingan terakhir, seakan memberi sinyal kepada Solskjaer untuk terus memainkannya lebih sering.

Gol Mason Greenwood ke gawang Everton tidak hanya sebagai penyelamat Setan Merah dari kekalahan. Ada makna spesial juga dari gol yang dibuat pada menit ke-77 tersebut. Yang pertama, gol itu terjadi pada pertandingan ke-4000 Manchester United bersama pemain akademi klub. Laga spesial diakhiri dengan gol dari pemain akademi.

Yang kedua, gol ini adalah gol ketujuhnya sejak ia melakoni debut bersama United pada Maret lalu. Ia hanya kalah dari Jadon Sancho dan Gabriel Martinelli, pemain U-20 yang mencetak gol lebih banyak darinya. Sancho musim ini sudah membuat 11 gol dan Martinelli sudah mencetak delapan gol.

Namun Greenwood unggul dari segi efektivitas dibanding keduanya. Greenwood membuat tujuh gol hanya dari 769 menit yang didapat. Bandingkan dengan Martinelli yang sudah melahap 807 menit, dan Sancho yang memainkan 1.735 menit bersama Borussia Dortmund. Bahkan tujuh dari sembilan gol yang melibatkan Greenwood dibuat hanya ketika ia bermain selama 411 menit. Satu lagi, tiga gol terakhir dibuat hanya dari empat tembakan terakhirnya. Sebuah catatan yang menunjukkan betapa pemain kelahiran Bradford ini mulai nyaman dengan sepakbola tim senior.

Ia tinggal membutuhkan satu gol lagi untuk menyamai torehan seniornya, Marcus Rashford, pada musim pertamanya bersama United. Sebuah tugas yang nampaknya mudah diselesaikan mengingat United tengah pekan ini akan melawan Colchester United pada Piala Liga, ajang dimana ia sudah membuat satu gol ketika melawan Rochdale.

“Saya sangat menyukai Greenwood. Di usia muda, fisiknya luar biasa dan ketenangannya begitu bagus. Cara dia menuntaskan peluang itu hanya dimiliki penyerang papan atas. Terkadang, pemain muda akan panik ketika berada di depan gawang. Daniel James dan Lingard cukup sering melakukan itu. Namun penyelesaian akhir Greenwood bahkan melebihi Marcus Rashford. Saya rasa Solskjaer akan terus melibatkannya,” kata Gary Neville.

Ungkapan Gary mungkin terkesan berlebihan mengingat Rashford dan Greenwood memiliki kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda. Namun jika melihat penampilannya di atas lapangan, Greenwood memang nampak lebih tenang ketika sedang menguasai bola. Hal ini bisa kita lihat dari caranya mencetak gol.

Tidak jarang ia kerap melakukan satu sampai dua gerakan tipuan meski ruang geraknya bisa dibilang tidak terlalu luas seperti yang pernah ia lakukan ketika mencetak gol ke gawang Astana, Rochdale, dan yang terakhir Everton. Selain itu, dua kakinya sangat aktif dan ia juga tidak butuh banyak sentuhan. Ada ruang sedikit, maka sebisa mungkin ia akan melepaskan tembakan dan sejauh ini sangat efektif. Persis seperti yang dilakukan Robin van Persie, legenda klub yang permainannya ditiru oleh Greenwood.

“Selama pertandingan, dia selalu mencoba meniru saya. Dari gaya, teknik, kaki kiri, cara saya menuntaskan peluang. Jadi saya yakin kalau dia punya akhir yang bagus, kata RVP dalam Instagram Story pribadinya.

Berkat Didikan Senior

Jika ada satu orang yang perlu diberikan ucapan terima kasih atas perkembangan Greenwood sejauh ini, maka yang layak untuk mendapatkannya adalah Mark Senior. Sosok Senior adalah orang yang pertama kali menemukat bakat Greenwood pada usia enam tahun di pusat pelatihan United di Halifax. Sejak usia dini bakat Greenwood mulai terlihat terutama soal kemampuannya menggunakan dua kaki dengan sama kuatnya.

“Ketika usianya masih enam tahun, dia bisa menggunakan kedua kaki dengan sama baiknya. Dia benar-benar cepat. Segera setelah Anda menunjukkan sedikit trik atau apa pun, ia akan langsung melakukannya. Dulu kami sering melakukan permainan simulasi dengan menembak dari ruang-ruang sempit. Karena tidak ada penjaga gawang, maka saya dan Gabriel (pelatih lainnya) akan menjadi kiper dan Anda bisa merasakan ketika Greenwood melepaskan tembakan,” kata Senior.

Ketika Senior menjadi penjaga gawang, ia sempat menyebut kalau anak-anak seusia Greenwood saat itu akan dibiarkan mencetak gol supaya kepercayaan dirinya bisa meningkat. Namun untuk Greenwood, Senior dan para pelatih akan berusaha tampil serius. Sayangnya, Greenwood tetap saja berhasil mengecoh Senior meski sudah mencoba untuk serius melawan si pemain.

Apa yang diucapkan Senior diiyakan oleh mantan rekan setimnya, Oliver Arundele kepada The Athletic. Arundele menyebut kalau tangannya mau patah setiap kali berusaha menghentikan sepakan Greenwood.

Kemampuan Greenwood yang sudah terlihat sejak anak-anak ini mulai membuahkan hasil. Di usia yang juga masih tergolong muda, ia mulai menunjukkan kemampuannya yang sudah bisa beradaptasi dengan sepakbola tim senior. Satu hal yang menguntungkan bagi Setan Merah karena mereka memiliki pemain alternatif di lini depan jika salah satu antara Rashford dan Martial bermasalah.

Penggemar United jelas sudah paham bagaimana dua penyerang utama United ini kerap bermasalah dengan konsistensi dan cedera. Ketika dua pemain ini tidak bisa diandalkan, Greenwood mungkin bisa dimaksimalkan sebagai supersub. Astana, Sheffield United, dan Everton menjadi korban kaki Greenwood ketika dia masuk sebagai pemain pengganti.

“Level Greenwood ini sudah berbeda. Ketika ia berada di dekat kotak penalti lawan, Anda tak akan terkejut jika ia mencetak gol. Ia membuat saya kesulitan untuk tidak memainkannya,” kata Solskjaer.

Pujian dan sorotan kini mulai mengarah kepada Greenwood. Hal ini secara tidak langsung memberikan tekanan tersendiri kepada si pemain. Semoga saja, segala puja dan puji tersebut tidak membuatnya lupa diri. Greenwood tetap harus bekerja keras seandainya ia ingin karier sepakbolanya panjang di kota Manchester. Kita jelas tidak mau melihat bakat Greenwood menjadi sia-sia layaknya apa yang terjadi kepada Federico Macheda, Ravel Morisson, hingga Adnan Januzaj.