Dunia persepakbolaan Inggris kembali kehilangan salah satu putra terbaiknya. Mantan manajer Watford, Aston Villa, dan kesebelasan negara Inggris, Graham Taylor, meninggal dunia pada Kamis (12/1) lalu. Diketahui Graham meninggal dunia akibat serangan jantung.

Seluruh pertandingan di ranah Inggris termasuk League Two pekan lalu menyempatkan diri melakukan penghormatan baik itu dengan mengheningkan cipta atau memberikan applause selama satu menit seperti yang dilakukan dalam partai Watford melawan Middlesbrough pekan lalu. Acara Match of the Day dan Match of the Day 2 bahkan selalu memberikan tayangan khusus mengenai Graham Taylor di akhir acara.

Wafatnya Graham meninggalkan duka yang sangat mendalam terutama bagi para penggemar Watford. Beberapa kali kamera menyorot penggemar The Hornets yang begitu sedih ketika tribute untuk Graham dilakukan. Termasuk Rita istri dari Graham.

“Saya sangat berduka dan terkejut mendengar meninggalnya Graham. Kami bagaikan saudara. Saya dan dia memiliki perjalanan yang luar biasa bersama Watford. Dia membawa Watford dari liga yang terendah hingga ke titik dimana kami bisa berkompetisi di Eropa,” tutur Elton John mantan owner dari Watford.

Graham memang meraih banyak kesuksesan bersama klub yang berdiri pada 1881 tersebut. Bersama Elton, Graham membawa Watford promosi ke Divisi satu persepakbolaan Inggris hanya dalam waktu lima tahun mulai dari musim 1978 hingga musim 1982. Dirinya bahkan membawa Watford berada di posisi kedua pada Divisi Satu musim 1983 yang merupakan prestasi tertinggi klub di liga dan runner up Piala FA 1984. Namanya pun diabadikan sebagai nama tribun di markas Watford Vicarage Road pada 2014.

Selain kemampuannya membawa Watford menjadi klub yang disegani di era 80-an, Graham juga mampu membuat pemain yang kualitasnya biasa-biasa saja menjadi pemain yang lebih baik seperti John Barnes, Pat Rice, hingga Luther Blissett. Graham jugalah yang memberikan debut tim nasional Inggris kepada Alan Shearer pada 1992.

Sosoknya yang dekat dengan fans dan murah senyum membuatnya gampang disukai oleh para penggemarnya. Saat masih melatih Watford dirinya bahkan tidak segan-segan untuk ikut jogging bersama para supporter dari Watford apabila sedang tidak disibukkan oleh pertandingan. Dirinya bahkan tidak mau ambil pusing terhadap kritik dan tersenyum saat dirinya gagal membawa Inggris lolos ke putaran final Piala Dunia 1994.

Mantan manajer United Sir Alex Ferguson mengungkapkan pujiannya terhadap Graham. “Graham adalah manajer yang luar biasa. Dia memulainya di usia muda 28 tahun setelah pensiun karena cidera parah. Saya menyukai Graham. Dia orang yang terbuka dan jujur. Apabila anda membutuhkan bantuannya dia akan bersedia membantu. Aku benar-benar terkejut dan saya mengirim ucapan belasungkawa kepada istri dan semua keluarga Graham.”

Selain Watford, Villa, dan timnas Inggris, Graham juga pernah menjadi manajer bagi Lincoln City dan Wolverhampton Wanderers. Senyum khas dari Taylor kini berpindah dari luasnya lapangan sepakbola ke luasnya hamparan surga. Selamat jalan Graham Taylor.

There’s Only One Graham Taylor… One Graham Taylor.

RIP Graham Taylor (1944-2017)

*

Kurang dari sepekan setelah kematian Taylor, dunia sepakbola kembali berduka dengan meninggalnya Brian Whitehouse. Brian merupakan mantan pemain dan manajer WBA serta pelatih Reserves dari Manchester United pada 1981.