Pepatah mengatakan kalau “setiap perkataan adalah doa.” Apa yang kita ucapkan bisa saja menjadi kenyataan tergantung takdir yang nantinya ditentukan oleh Tuhan. Baik buruk sebuah ucapan nantinya akan kembali lagi kepada si pengucap entah itu menjadi sebuah ganjaran yang baik maupun buruk.

Sebelum Piala Dunia dimulai, Jose Mourinho diminta untuk memprediksi siapa saja yang akan lolos ke babak 16 besar. Ia harus melakukan hal tersebut mengingat ia telah dikontrak oleh Russian Television, sebuah kanal televisi Rusia yang memegang hak siar ajang empat tahunan tersebut.

Ketika sampai untuk memprediksi Grup E, Jose memilih untuk menjagokan Brasil dan Swiss sebagai juara maupun runner up grup. Ia tidak menjagokan Serbia untuk bisa lolos ke babak 16 besar. Salah satu alasannya saat itu ialah dia tidak ingin anak asuhnya di Manchester United, Nemanja Matic, kelelahan sepulang dari Rusia.

“Ini sangat sulit. Saya begitu emosional untuk melakukan ini, tapi akan saya lakukan. Saya ingin para pemain saya menang tapi saya juga ingin pemain saya berlibur. Saya ingin Matic berlibur jadi saya pilih Swiss. Maaf Nemanja, tapi kamu butuh liburan,” tuturnya ketika memprediksi hasil babak grup.

Asa Nemanja Matic Bersama Rusia di Piala Dunia

Di Rusia, Matic mengawali Piala Dunia pertamanya dengan baik. Ia membawa rekan-rekannya menang 1-0 melawan Kosta Rika. Peluang lolos pun terbuka asal pada pertandingan berikutnya mereka meraih tiga poin melawan Swiss. Nyatanya, mereka justru kalah 1-2 lewat gol telat Xherdan Shaqiri. Serbia berada dalam posisi sulit. Mereka dituntut harus menang jika ingin lolos sementara di tempat lain, Swiss harus meraih minimal hasil imbang atau kalah melawan Kosta Rika.

Sial bagi Matic, ia tidak sanggup mengatasi serangan-serangan dari Neymar cs., di Moskow. Mereka kalah 0-2 sementara itu Swiss bermain imbang 2-2 dan memastikan diri sebagai runner up grup. Hasil ini membuat Serbia kembali gagal untuk melangkah ke fase gugur setelah terakhir kali mereka melakukannya pada 1998 ketika masih bernama Yugoslavia.

Sudah jatuh tertimpa tangga. Pemain berusia 29 tahun ini adalah penggawa United pertama yang harus pulang dari Piala Dunia. Di saat 10 rekannya masih berjuang untuk negaranya, ia kini hanya bisa menonton dari layar kaca.

Tidak hanya itu, mantan manajer Aston Villa yaitu Martin O’Neill menyebut kalau Matic adalah biang dari kekalahan Serbia atas Brasil. Pria yang ketika itu menjadi pundit di ITV merasa Matic tidak menunjukkan penampilan seistimewa ketika ia berseragam United maupun Chelsea.

“Saya terkejut dengan Matic karena dia adalah pemain yang baik ketika di Manchester United maupun Chelsea. Tapi dia terlalu mudah melepas Thiago Silva. Dia setidaknya harus bisa menjaganya lebih ketat lagi. Thiago Silva selalu menantikan momen (sepak pojok) tersebut. Dia berpikir untuk menyerang dan Matic seharusnya bertahan. Gol tadi adalah salah satu yang terburuk untuk Serbia,” ujarnya.

Matic sendiri kecewa dirinya tidak bisa melangkah jauh di Piala Dunia. Sesaat setelah tersingkirnya Serbia, ia memposting foto dirinya sambil memegang lambang Serbia dengan tulisan “Terima Kasih Serbia.” Entah apakah ini menjadi kali terakhir dirinya mengenakan jersey Serbia atau tidak, namun yang pasti Matic merasa sedih harus angkat kaki lebih cepat.

“Saya mendengar kalau ia (Mourinho) ingin kami pulang lebih awal agar saya bisa beristirahat. Sejujurnya saya ingin membuat dirinya marah dengan membawa Serbia lolos hingga ke fase yang lebih jauh lagi, tetapi sayang kami harus gugur. Tentu saja ia ingin agar pemainnya fit karena kompetisi Inggris sangat panjang,” tuturnya.

Doa Jose akhirnya terkabul. Sambil menjadi pundit, ia mungkin tersenyum karena apa yang diharapkan akhirnya menjadi kenyataan. Sementara itu di Serbia, Matic sedang mempersiapkan diri untuk berlibur bersama istri dan kedua anaknya. Perjalanan Matic diharapkan Jose bisa menghilangkan stress pasca kegagalan Piala Dunia sebelum nantinya kembali berlatih lagi bersama United pertengahan Juli mendatang.