Pertandingan Uruguay melawan Prancis sudah memasuki menit ke-89 saat wasit Nestor Pitana dari Argentina memberikan tendangan bebas bagi Les Blues. Di saat Paul Pogba dan Antoine Griezmann sedang bersiap untuk menjadi eksekutor, tiba-tiba kamera menangkap sebuah momen menarik dari pemain Uruguay yang sedang menjadi Pagar Hidup.

Bek tengah mereka, Jose Gimenez tertangkap kamera sedang mencoba menahan diri agar tidak menangis. Sayangnya usaha tersebut sia-sia karena beberapa detik kemudian ia tidak bisa membendung air mata untuk tidak keluar. Momen menangisnya Gimenez ini terus berlangsung hingga pertandingan berakhir.

Kejadian ini menjadi satu dari dua momen menarik yang terjadi sepanjang pertandingan selain kegagalan Fernando Muslera menangkap bola yang menjadi gol kedua Prancis. Tangisan Gimenez tersebut menunjukkan adanya rasa penyesalan dari pemain 23 tahun tersebut dalam mengawal lini belakang La Celeste.

“Saya menangis karena harapan saya untuk melaju ke babak selanjutnya akan berakhir,” tuturnya dikutip dari situs resmi FIFA.

Banjir dukungan pun datang untuk Gimenez. Dalam akun instagram pribadinya, banyak pesan-pesan bernada positif yang mengajak Gimenez untuk bangkit. Tidak sedikit pula yang mengucapkan terima kasih kepada dirinya yang sudah berjuang bersama skuad Uruguay.

Meski demikian nada kritik juga hadir menyertai momen tangisan Gimenez tersebut. Satu yang paling pedas bahkan datang dari mulut mantan pemain United, Gary Neville. Ia yang saat itu bertugas sebagai komentator untuk stasiun ITV menyebut kalau Gimenez telah mempermalukan dirinya sendiri melalui tangisannya.

“Apakah dia menangis? Dia menangis untuk apa? Saya tidak tahu apa yang terjadi kepadanya tetapi masih ada lima menit waktu dan pertandingan belum selesai. Saya orang yang penuh emosi dan gairah tetapi menangis di tengah pertandingan adalah hal yang memalukan. Anda masih punya lima menit dan tim anda bisa mencetak dua gol,” tuturnya seperti dilansir MEN.

Kakak kandung Phil ini merasa kalau Uruguay bisa melakukan comeback seperti apa yang telah ia rasakan pada 1999 lalu saat United memenangi Liga Champions secara dramatis. Ketika itu, United hanya butuh sekitar tiga menit saja untuk memboyong trofi si Kuping Besar ke kota Manchester.

Yang menarik, ungkapan Gary tersebut justru mendapat tanggapan negatif. Banyak yang menyayangkan ucapan tersebut keluar dari mulut seorang legenda sebesar dirinya yang seolah menganggap remeh ajang sekelas Piala Dunia. Beberapa pengguna internet bahkan merasa timnas Inggris sering gagal pada dekade lalu dikarenakan para pemainnya memiliki mental seperti dirinya yang dianggap tidak mempunyai Passion.

@tmf15 menulis, “Gary Neville mengatakan kalau tangisan Gimenez memalukan. Saya beranggapan kalau dia menganut prinsip seorang laki-laki tidak boleh menangis. Padahal Gimenez memperlihatkan pelajaran mental yang luar biasa.”

@Miketheepanda menambahkan, “Gimenez menangis karena dia tahu negaranya akan pulang dari Piala Dunia. Apa yang dia ucapkan justru menunjukkan bagaimana mentalitas Gary setiap bermain untuk Inggris.”

Uruguay sendiri gagal mengulangi pencapaian mereka minimal seperti Piala Dunia 2010 yang ketika itu berhasil mencapai babak semifinal. Meski demikian, babak perempat final menjadi sebuah kemajuan bagi skuad Oscar Tabarez yang empat tahun lalu hanya sanggup mencapai babak 16 besar.

Sementara itu, Inggris berhasil melangkah ke babak semifinal setelah mengalahkan Swedia 2-0. Inilah kali pertama mereka bisa mencapai babak empat besar di Piala Dunia setelah 1990. Sebuah prestasi yang bahkan tidak bisa diberikan Gary ketika ia memperkuat tim nasional.