Foto: Mirror Football

Manchester United akan menunjuk CEO baru. Nama Richard Arnold dikabarkan akan menjadi yang utama untuk mengisi jabatan tersebut. Menurut Sky News, pihak United sendiri telah mengumumkan kepada New York Stock Exchange pada Senin sore bahwa Arnold akan berganti jabatan dari direktur manajer menjadi CEO.

Richard Arnold akan secara efektif menggantikan Ed Woodward, yang telah memegang jabatan wakil ketua eksekutif sejak 2012. Namun agaknya jabatan Arnold ini lebih tinggi sedikit lantaran ia akan menjadi kepala eksekutif klub. Dan Woodward sendiri diperkirakan akan tetap berada di United sebagai konsultan selama beberapa bulan ke depan.

Kenaikan jabatan Arnold sebagai kepala eksekutif akan membuatnya menjadi salah satu tokoh paling kuat dalam sepakbola Inggris. Padahal sebelumnya ia hanyalah seorang mantan eksekutif di InterVoice, sebuah perusahaan teknologi yang terdaftar di Nasdaq. Dan ia hanya pernah diplot sebagai direktur komersial United.

Arnold akan menjadi orang pertama yang memegang gelar CEO di Old Trafford sejak David Gill yang mengundurkan diri pada 2013. Penunjukannya ini dinilai sedikit mengejutkan. Mengingat statusnya sebagai pelopor untuk menggantikan Woodward yang sepihak mengumumkan pengunduran diri pada bulan April.

Salah satu sumber mengatakan, penunjukan Arnold akan disertai dengan sejumlah perubahan cara menjalankan perusahaan (klub). Meski diperkirakan tidak akan melibatkan restrukturisasi formal. Di waktu yang sama, United juga nanti akan sekaligus mengumumkan bahwa Woodward telah mengundurkan diri secara resmi pada akhir tahun.

Berbicara soal pengunduran diri Ed Woodward, hal ini sebelumnya dipicu oleh kisruh European Super League yang sempat melanda klub-klub Eropa beberapa bulan lalu. Di mana enam tim Inggris ditarik dari ESL akibat dorongan protes suporter terhadap beberapa pemilik klub mereka. Peristiwa ini semacam gelombang kejut, dan yang paling parah terjadi di Old Trafford –kala itu laga Manchetser United vs Liverpool sampai ditunda.

Banyak suporter United yang tidak percaya pada keluarga Glazer sejak mereka mengambil alih klub dengan dana sebesar 790 juta paun pada 2005. Keluarga pebisnis itu bahkan sempat melayangkan klub ke Bursa Efek New York pada 2012. Meski pada akhirnya mereka tetap memegang kendali melalui kelas saham yang terpisah.

Dikutip dari Sky Sports, dikabarkan juga bahwa bulan lalu keluarga Glazer hampir menyelesaikan persyaratan skema kepemilikan klub dengan suporter United. Yakni Manchester United Supporters Trust atau MUST. Berdasarkan rencana, perusahaan (klub) yang terdaftar di Bursa Efek New York akan menerbitkan saham tahap awal untuk dapat dimiliki oleh para suporternya.

Saham ini akan disusun sebagai kelas ekuitas baru yang membawa hak suara yang sama dengan kelas saham B yang dimiliki oleh anggota keluarga Glazer. Dengan begitu, pihak pemilik dan suporter akan sama-sama bisa memegang kendali saham klubnya.

Kegagalan ESL di satu sisi memang mengeraskan oposisi di antara para suporter terhadap kepemilikan Glazer. Bahkan suporter sempat mendorong Joel Glazer, ketua saham klub United, untuk mengeluarkan permintaan maaf dengan penuh penyesalan atas keputusannya bergabung dengan ESL.

“Kami terus percaya bahwa sepakbola Eropa perlu menjadi lebih berkembang dari seluruh aspek piramida (struktur) jangka panjang. Namun, kami sepenuhnya menerima bahwa Liga Super bukanlah cara yang tepat untuk mewujudkannya,” kata Joel Glazer dilansir dari Sky Sports beberapa bulan lalu.

“Dalam upaya menciptakan fondasi yang lebih stabil untuk permainan sepakbola. Kami gagal menunjukkan rasa hormat yang cukup terhadap tradisi yang mengakar. Kami mengabaikan promosi, degradasi, piramida (struktur) tetap, dan untuk itu kami mohon maaf.”