Terakhir kali Manchester United berhasil meraih total delapan gol dalam dua pertandingan awal musim adalah pada tahun 1907 silam. Rentang waktu lebih dari 100 tahun tentu harusnya membuat bangga manajer United, Jose Mourinho.

“Saya bahagia tentunya dan kualitas permainan yang ditunjukkan para pemain membuat saya lebih percaya diri,” tutur Mourinho.

Rasa percaya diri Mourinho kemungkinan besar berasal dari para pemainnya yang dianggapnya juga lebih percaya diri dibandingkan musim lalu. Hal ini dirasakannya sendiri saat United mengalahkan Swansea dengan skor telak 4-0.

Romelu Lukaku, Paul Pogba dan Anthony Martial adalah para pemain United yang mencetak gol di kedua pertandingan pertama United. Di mana untuk Eric Bailly mencetak gol pertamanya untuk United setelah laga melawan Swansea akan berakhir di babak pertama.

Selain itu, dilansir dari The Guardian manajer asal Portugal tersebut tetap mengatakan bahwa ada satu yang berbeda dari tim utama United saat ini. Yaitu rasa percaya diri yang lebih baik dibandingkan dengan musim lalu.
“Kata yang paling tepat untuk menggambarkan tim saat ini adalah percaya diri. Tim ini mengawali dengan penuh percaya diri dan di laga kedua juga percaya diri,” jelas Mourinho.

Selain lebih percaya diri, United musim ini dirasa Mou punya satu hal lagi perbedaan, yaitu kehausan akan gol.

Pada musim lalu United dikritik karena terlalu banyak kehilangan poin. Namun Mourinho menilai mentalitas para pemain United musim ini telah berubah. Dimana meski telah unggul di babak pertama, mentalitas tim United saat ini adalah tetap berusaha menambah angka di babak kedua.

“Di kedua laga, kami unggul 1 angka sebelum turun minum. Namun di babak kedua kami tidak mencari clean sheet untuk memenangkan laga. Justru lebih kepada ingin menguasai permainan dan mencoba untuk mencetak gol lebih banyak dan kami berhasil.”

“Ditambah faktor para pemain di bangku cadangan, kualitas mereka bagus, dan memudahkan saya untuk membuat pergantian. Selain itu pemain yang bagus juga membuat manajernya lebih baik.” kata Mourinho.

Terlalu Dini Menilai dari Dua Laga 

Meski mengakui ada beberapa catatan positif yang dibawa United pada musim ini, Mou tak ingin cepat puas diri. Masih dari sumber yang sama, manajer berusia 54 tahun tersebut mengatakan bahwa musim lalu United jua meraih 6 poin di dua laga pertama.

“Saya lebih nyaman mengatakan bahwa musim lalu di dua pertandingan pertama, kami meraih 6 poin dan akhirnya berakhir di posisi enam.”

“Itu bukanlah sebuah pelajaran, itu namanya realita sepakbola. Dua pertandingan bukanlah akhir bagi para pemain yang kalah dan bukan kegembiraan bagi mereka yang memenangkannya.” kata Mourinho.

Kemudian Mou jua menyatakan bahwa dirinya punya kekhawatiran bahwa tim ini terlalu percaya diri. Sehingga ketika mengalami kekalahan akan terjatuh terlalu dalam dan susah bangkit.

“Namun saya tidak mau melihat tim ini kalah, lalu melihat reaksinya dengan emosional. Karena ini adalah hal yang berbeda. Saat ini mungkin semuanya berjalan sesuai keinginan kami, namun tidak selalu seperti itu.

“Kamu akan selalu menemui jalan yang terjal dan kamu harus selalu siap ketika hal itu datang,” tutur Mourinho.

Jalan terjal mungkin saja menghampiri United pada laga melawan Swansea kemarin. Dimanasalah satu anak asuhnya, Paul Pogba hampir mendapat kartu merah saat menjegal bek sayap Swansea, Martin Olsson.

Kehilangan Pogba tentu menjadi lubang besar bagi tubuh tim utama United. Namun ternyata Mou tidak takut akan hal itu, lantaran sudah mengenal karakter wasit pada laga Sabtu (19/8) kemarin, yaitu Jonathan Moss.

“Tidak, karena saya tidak berpikir bahwa kartu kuning yang pertama juga layak diberikan. Menurut saya agak keluar konteks, karena wasit Jonathan punya kriteria tidak mudah untuk kartu kuning.”

“Harus ada aksi, seperti yang terjadi untuk (Nemanja) Matic, itu adalah kartu kuning dan dia memutuskan untuk berbicara langsung dengan pemain yang bersangkutan untuk itu,” terang Mourinho.

Prinsip kehati-hatian memang harus selalu di hati jika ingin meraih level tertinggi. Apalagi sebagai seorang manajer, Mourinho tentu harus memikirkan segala hal dengan matang agar tak ada miskalkulasi. Sikap rendah hati kala menjadi yang tertinggi adalah langkah yang tak boleh dihindari. Bagaimana menurut Anda?

 

Sumber : The Guardian