Rafael da Silva. Foto: Metro.co.uk

Setelah Gary Neville pensiun pada 2011, Manchester United berharap banyak kepada sosok Rafael untuk mengisi posisi bek kanan. Akan tetapi, ia hanya bertahan empat tahun setelah pensiunnya kapten utama klub saat itu. Ia menjadi korban dari rezim Louis van Gaal yang kemudian menjualnya ke Lyon.

Hingga sekarang, saudara Fabio ini masih bermain untuk Les Gones. Meski tim yang ia perkuat berbeda, namun Rafael tidak bisa menghapus rasa cintanya terhadap Setan Merah.

Ia masih mengikuti kiprah United. Ia bahkan mengaku kecewa ketika melihat mantan timnya tersebut tidak bisa meraih gelar Premier League tujuh musim terakhir. Terakhir kali United menang Liga Inggris terjadi saat Rafael masih ada di sana.

Dalam wawancaranya bersama ESPN, yang dipandu oleh Rob Dawson, Rafael merasa kalau United sudah membuat banyak kesalahan dalam tujuh musim terakhir setelah ditinggal Sir Alex Ferguson. Yang paling terlihat mencolok adalah kebiasaan United yang belanja jor-joran tapi tidak membuahkan hasil.

“Butuh waktu yang lama untuk bisa kembali ke jalurnya. Tujuh tahun tanpa gelar Premier League. Kami melakukan beberapa kesalahan. Kami mulai mengontrak pemain mahal dan memberi mereka banyak uang. Saya tidak setuju dengan itu. Hanya karena dia berharga 150 juta paun maka bukan berarti dia pemain baik untuk tim. Itu tergantung dari karakter mereka,” tuturnya.

Jika melihat komposisi pemain United setelah era Fergie, maka seharusnya mereka tidak perlu puasa gelar liga begitu lama. Dalam skuat saat itu, mereka punya pemain seperti Angel Di Maria, Daley Blind, Radamel Falcao, Memphis Depay, Bastian Schweinsteiger, Paul Pogba, Henrikh Mkhitaryan, Zlatan Ibrahimovic, Alexis Sanchez, Romelu Lukaku, dan masih banyak lagi. Nama-nama yang cukup kuat untuk bersaing di Liga, bukan!

Akan tetapi, semua nama tadi sudah hilang dan hanya menyisakan Paul Pogba. Padahal, mereka semua adalah pemain bintang yang kualitasnya tidak diragukan lagi.

“Di situlah kami membuat kesalahan, kami hanya sekadar membeli. Saya pikir bergerak pada bursa transfer itu harus campuran. Anda boleh beli pemain mahal, tapi jangan semua diambil. Saya juga ingin United kembali jadi yang terbaik dan mereka butuh pemain terbaik, tapi lihat dulu apakah dia memang benar-benar yang terbaik atau tidak untuk mereka,” kata Rafael menambahkan.

Rafael mencontohkan ketika United membeli Javier Hernandez dari Guadalajara. Harganya tidak cukup mahal pada saat itu, namun dampaknya di atas lapangan begitu terasa. Chicharito sukses mencetak 20 gol pada musim pertama dan bertahan kurang lebih tiga musim sebelum hengkang bersamaan dengan Rafael karena tidak dapat tempat di tim Van Gaal.

“Mereka harus cari pemain yang mau bermain untuk United. Lihat Hernandez. Seberapa keras dia bermain untuk United? Dia ingin main. Berapa yang dibayar United untuknya? Tidak banyak. Anda harus pintar. Anda harus lihat pemain yang benar-benar ingin main untuk United,” ujarnya.

Bukan tanpa alasan kalau Rafael begitu takut timnya kembali salah langkah. Dengan kerugian yang tidak sebesar tim-tim lain sepanjang pandemi Covid-19, United diberitakan siap melakukan beberapa transfer fantastis senilai ratusan juta Euro.

Dua nama yang diprediksi akan diincar adalah Harry Kane dan Jadon Sancho yang sama-sama memiliki harga di atas 100 juta. Belum ditambah dengan pemain lain seperti Kalidou Koulibaly dan Jack Grealish yang juga masuk daftar incaran. Jika transfer ini bisa terealisasi, Rafael khawatir United akan mengulang kesalahan beberapa tahun sebelumnya.

“Harry Kane adalah pemain bagus, begitu juga dengan Sancho. Tapi lihat lagi apakah karakter dua pemain ini cocok untuk United. Apakah mereka ingin bermain demi United atau uang? Kami membuat beberapa kesalahan dan saya berharap sekarang kami bisa kembali ke jalurnya,” lanjut Rafael.

Sebenarnya, ketakutan Rafael ini sudah dibahas oleh Ed Woodward beberapa hari sebelumnya. Sang CEO meminta para penggemar untuk jangan halu dan terbuai rumor media kalau United akan belanja besar-besaran ketika bursa transfer dibuka. Ia meminta penggemar buka mata kalau situasinya sekarang jadi serba sulit karena pandemi Covid-19.

“Jangan halusinasi kalau kami akan belanja besar-besaran. Pasar transfer nanti akan terasa sangat berbeda. Kami butuh pandangan luar terkait dampak di seluruh industri. Termasuk salah satunya adalah jendela transfer. Jadi, seseorang yang ingin memberi rumor seharusnya tahu dulu gambaran keuangan secara jelas dan jangan mengada-ngada sendiri,” kata Ed.

Mencegah merupakan langkah yang sangat baik. Kita juga tidak mau United kembali melakukan transfer gagal setelah mengeluarkan ratusan juta paun. Meski begitu, Rafael tidak perlu khawatir berlebihan mengingat Solskjaer dan Ed Woodward perlahan-lahan mulai memperbaiki kesalahan-kesalahan mereka sebelumnya.