Manchester United berhasil menunjukkan keseriusannya dalam berburu gelar juara Premeir League Inggris musim 2017/2018 ini, setelah mengandaskan perlawanan tim tuan rumah Arsenal dengan skor telak 3-1 dalam laga pekan ke-15, Minggu (3/12/2017) dini hari WIB kemarin.

Meski melakoni laga bertajuk super big match dan bermain di markas lawan, namun kali ini pasukan Jose Mourinho tampil tenang dan terus menyerang sepanjang pertandingan. Bahkan, hanya dalam 11 menit, tim Setan Merah sudah unggul 2-0 dan skor tersebut terus bertahan hingga babak pertama berakhir.

Taktik jitu yang diterapkan sang pelatih dalam pertandingan penting tersebut menjadi salah satu alasan utama The Red Devils bisa meraih kemenangan besar. Setidaknya, demikianlah yang diyakini oleh bek Chris Smalling. Pemain yang diturunkan sebagai starter dan bermain hingga akhir laga itu pun menyampaikan pujiannya untuk taktik jitu dari Mourinho tersebut.

Baca Juga: Ander Herrera: Kami Menang di Waktu dan Tempat yang Tepat

Menurutnya, kemenangan tersebut bisa terjadi karena kecerdikan sang manajer yang menggunakan dua striker dalam formasi 3-4-1-2. Smalling menjelaskan bagaimana formasi tersebut sukses meredam perlawanan Arsenal.

Masih menurut pemain yang mengenakan jersey bernomor punggung ‘12’ itu, kecepatan Anthony Martial dan kekuatan Romelu Lukaku di lini depan, yang disokong oleh Jesse Lingard di belakang kedua penyerang tersebut, terbukti membuat pertahanan Arsenal kepayahan meladeni serangan United.

Tim Setan Merah memang tidak mendominasi jalannya pertandingan itu, namun mereka mampu memaksimalkan setiap kesempatan yang ada. Alhasil, pertandingan yang dihelat di Emirates Stadium, markas klub berjuluk The Gunners tersebut berjalan seru sejak awal hingga menit terakhir.

Makanya, Smalling tidak segan-segan melemparkan pujian kepada Mourinho yang menurutnya telah berhasil menerapkan taktik jitu untuk membungkam lawan. “Kami bermain dengan dua striker. Kami meneruskan performa seperti saat melawan Watford [United menang 4-2 juga dengan dua striker]. Arsenal terbiasa menghadapi lawan dengan satu striker saja. Kami memainkan dua striker sehingga Arsenal tidak terbiasa dengan situasi ini, dan mereka pun lebih mudah tertekan. Secara keseluruhan, laga ini sangat menghibur, baik bagi fans maupun para pemain,” ungkap Smalling kepada MUTV.

Baca selengkapnya: Beban Besar David De Gea

Ini terbukti, dua gol pembuka yang dicetak oleh Antonio Valencia dan Lingard bisa tercipta dengan memanfaatkan kesalahan barisan bek lawan. Bomber Arsenal, Alexandre Lacazette memang sempat memperkecil skor di awal babak kedua.

Namun, gol tambahan dari Lingard pada menit ke-63 dan performa impresif David De Gea di bawah mistar gawang, akhirnya memastikan United membawa pulang tiga poin, sekaligus terus menguntit Manchester City di puncak klasemen sementara. Bahkan, kartu merah yang diterima Paul Pogba pada menit ke-74 pun tak memberikan dampak yang berarti.

“Semua ini berkat kekuatan taktik kami. Arsenal boleh jadi menempatkan empat striker di lapangan, tetapi setiap pemain di tim ini melakukan tugasnya secara brilian. Saya tidak bisa meminta hasil yang lebih baik lagi,” pungkas Smalling memberikan komentar terkait strategi timnya dalam pertandingan itu, yang secara tidak langsung merupakan pujian manis bagi Mourinho.

Padahal, manajer berjuluk The Special One tersebut sebelumnya sempat menuai kritikan pedas dari berbagai pihak, setelah menerapkan permainan defensif saat bertamu ke markas Liverpool pada laga 14 Oktober 2017 lalu.

Meski berhasil mencuri satu poin setelah menahan imbang tuan rumah dengan skor imbang tanpa gol, namun Mourinho dicecar banyak pihak karena memainkan taktik negatif dalam pertandingan itu. Alhasil, setelah laga pelatih Liverpool Jurgen Klopp pun langsung berkomentar dengan menuding kompetitornya tersebut memang sengaja hanya mengincar satu poin saja, sehingga memilih untuk bermain defensif.

Bahkan, meski anak-anak asuhnya tampil sangat impresif sepanjang pertandingan, mereka tetap kesulitan membobol gawang United, karena menumpuk pemain bertahan di belakang.

Bahkan, sejumlah pemain legendaris United juga mengkritik Mourinho, mulai dari Dwight Yorke dan Gary Neville, hingga terakhir Eric Cantona belum lama ini. Sebelumnya, sejak awal musim pelatih berkebangsaan Portugal itu memang lebih banyak menggunakan formasi dengan satu penyerang dalam setiap laga yang dilakoni timnya.

Mourinho biasanya mengandalkan penyerang anyar Lukaku sebagai ujung tombak, dengan ditopang oleh dua penyerang sayap; yakni Martial dan Lingard yang dipasang pada posisi tersebut. Pada awal musim, formasi itu memang mampu membawa United meraih beberapa kemenangan besar. Namun, kini Mourinho sepertinya sudah menyadari bahwa formasi dengan dua penyerang sebenarnya bisa memberi banyak pilihan dalam menyerang lawan.