Segelintir orang yang dikabarkan penggemar United sedang berada di depan rumah Ed Woodward

Apabila usul ditolak tanpa ditimbang

Suara dibungkam, kritik dilarang tanpa alasan

Dituduh subversif dan mengganggu keamanan

Maka hanya ada satu kata:

Lawan

Penggalan puisi tersebut merupakan karya dari salah satu penyair terkenal, Wiji Thukul dalam puisinya yang berjudul “Peringatan”.Wiji menggunakan kata “lawan” untuk memperjuangkan kaum buruh yang saat itu merasa ditindas oleh ketidakadilan.

Meski tidak ada hubungannya, namun aksi perlawanan juga dilakukan oleh penggemar Manchester United untuk menghadapi manajemen klub idolanya sendiri. Merasa kritik mereka tidak pernah didengar, lalu dituduh mengganggu karena mangeluarkan nyanyian bernada provokatif, maka beberapa penggemar United tidak punya pilihan lain selain melawan.

Muncul sebuah berita yang menyebut kalau sekelompok penggemar Manchester United datang ke rumah Ed Woodward. Nyanyian provokatif muncul di depan rumah wakil dewan eksekutif Setan Merah. Aksi yang kemudian semakin brutal setelah beberapa dari mereka melempar flare yang menyala ke pekarangan Woodward. Bahkan, salah satu video berisi rekaman seorang penggemar yang melempar flare dengan caption, “Ed Woodward harus mati.”

Ini adalah bagian dari rentetan aksi perlawanan suporter kepada manajemen United yang sudah dimulai sejak laga melawan Norwich beberapa waktu lalu. Dimulai dari mengeluarkan nyanyian bernada ancaman mati untuk Woodward dan keluarga Glazer, hingga rencana untuk melakukan aksi walk-out pada laga melawan Wolves 1 Februari nanti. Namun, beberapa suporter tampaknya tidak mau lama menunggu hingga tanggal satu sehingga merasa lebih baik untuk cepat melakukan aksi daripada kehabisan waktu untuk menunggu.

Beruntung, Ed Woodward sedang tidak ada di rumah. Ia bersama istri dan anak-anaknya diberitakan sedang pergi ke suatu tempat. Pihak United sendiri sudah mengeluarkan statement kalau akan menindak orang-orang yang berbuat rusuh ini dengan beberapa ancaman yang salah satunya adalah larangan menonton seumur hidup.

“Manchester United malam ini telah diberitahu tentang insiden di rumah salah satu karyawan kami. Kami tahu bahwa dunia sepakbola akan bersatu di belakang kami saat kami bekerja sama dengan kepolisian Greater Manchester untuk mengidentifitkasi para pelaku serangan tidak beralasan ini.”

“Siapa pun yang dinyatakan bersalah melakukan pelanggaran pidana atau terbukti melanggar hukum di properti ini, akan dilarang seumur hidup oleh klub dan dapat menghadapi hukuman pidana. Penggemar yang mengemukakan pendapat berbeda dengan penggemar yang niatnya membahayakan hidup orang lain. Hal semacam ini tidak dibenarkan,” kata United seperti dikutip dari Manchester Evening News.

Sebenarnya, penggemar Manchester United punya kesempatan untuk menjadi orang bahagia pada saat itu. Aksi keributan di sekitar rumah Ed Woodward ini datang bersamaan dengan kabar sepakatnya Manchester United dengan gelandang Sporting, Bruno Fernandes. Namun, orang-orang ini merasa kalau resminya Bruno tidak akan membuat surut perlawanan mereka kepada Woodward.

Dua Sisi Serangan Untuk Ed Woodward

Seperti biasa akan selalu ada dua sisi yang berdiri untuk memandang sebuah aksi. Ada yang pro maupun yang kontra. Hal ini juga yang terjadi dalam memandang kasus kerusuhan di rumah Woodward.

Tidak sedikit yang merasa kalau tindakan ini sudah melewati batas. Hal ini disebabkan karena bukan Woodward saja yang terkena imbas melainkan istri dan kedua anak perempuannya. Mereka yang kontra dengan aksi ini merasa jauh lebih elok untuk tidak membawa masalah sepakbola ke ranah pribadi. Konsisten melepaskan nyanyian provokatif atau beraksi di depan stadion Old Trafford dianggap jauh lebih bijak ketimbang menyerang secara pribadi.

Bahkan ada juga yang menganggap kalau belum tentu penggemar United yang melakukan ini. Bisa saja kalau ini ulah Ed Woodward sendiri untuk mendapatkan perhatian dari masyarakat.

Terlepas dari benar atau tidaknya aksi ini dilakukan penggemar United atau bukan, namun banyak juga yang merasa kalau aksi ini mau tidak mau harus dilakukan. Hanya berkutat dengan nyanyian provokatif setiap pertandingan dirasa tidak akan menimbulkan dampak besar kedepannya. Oleh karena itu, shock therapy harus dilakukan meski harus melibatkan orang-orang yang tidak bersalah dalam hal ini keluarga Woodward.

Mereka sudah menganggap dosa Woodward dan keluarga Glazer kepada United jauh lebih besar ketimbang penggemar yang menyerang rumah pribadinya. Tidak bisa membuat Louis van Gaal dan Jose Mourinho nyaman, anehnya pergerakan tim pada bursa transfer, keengganan untuk membuat perubahan di beberapa sektor manajemen, hingga hanya fokus untuk mencari keuntungan ketimbang prestasi adalah masalah yang terus diulangi Woodward dalam jabatannya. Ditambah dengan naiknya dua rival mereka, Liverpool dan Manchester City yang membuat United semakin terpinggirkan dari jalur prestasi, membuat penggemar akhirnya memilih untuk menjadi liar

Woodward pun beberapa kali berusaha memperbaiki citra dirinya. Sebelum kejadian ini, ia baru saja mengangkat Neil Ashton sebagai konsultan media pribadi dengan misi memperbaiki citra diri di depan media. Transfer Bruno yang dikebut juga mungkin menjadi cara untuk membersihkan diri tersebut. Namun, penggemar tetap muak dan hasrat untuk melakukan perlawanan justru semakin kencang. Di satu sisi memang tidak bisa dibenarkan, tapi hal ini bisa menjadi peringatan untuk kedepannya kalau mereka akan bertindak di luar batas nalar jika Manchester United diperlakukan secara salah.