Ajang penganugerahan pemain terbaik dunia atau yang dikenal dengan Ballon d’Or selalu mengundang perhatian. Yang terbaru adalah Cristiano Ronaldo yang sukses menyabet gelar tersebut mengalahkan Lionel Messi. Ballon d’Or memang didominasi oleh kedua pemain yang berposisi sebagai penyerang tersebut. Terakhir adalah Kaka, pemain selain Ronaldo dan Messi, yang berhasil dinobatkan Ballon d’Or tahun 2007.

Kualitas Ronaldo dan Messi memang tak perlu diragukan lagi. Keduanya sama-sama memiliki kemampuan luar biasa. Bahkan banyak yang menyebut bahwa kita beruntung hidup di zaman di mana ada Ronaldo dan Messi dalam sepakbola yang kita tonton. Soal siapa yang lebih pantas meraih Ballon d’Or, entahlah. Perdebatan tersebut tampaknya tidak akan usai hingga ada salah satu yang pensiun.

Sebagian orang yang menyadari adu argumen tersebut tidak akan usai, mencoba untuk mengusulkan persepsi lain agar persaingan Ballon d’Or tidak terpaku pada dua pemain La Liga tersebut. Mulai dari mengusulkan bahwa FIFA harus lebih memandang pemain bertahan, statistik bertahan para pemain penyerang yang harus lebih diperhatikan, hingga tidak menutup mata ke catatan selain gol. Ajang Ballon d’Or memang identik dengan para pencetak gol yang pastinya di dominasi oleh penyerang. Dari awal penyelenggaraannya pada tahun 1956, total 41 edisi dimenangi oleh penyerang.

Gagasan mengenai Ballon d’Or yang harusnya mengubah cara pandang mengenai pencetak gol juga diajukan oleh orang-orang ternama dalam dunia sepakbola. Jose Mourinho salah satunya. “Orang harus mengubah cara pandang mereka di Ballon d’Or. Saat ini, hampir mustahil memenangkannya jika Anda bukan pencetak gol,” kata Mourinho.

“Sebuah keajaiban bahwa [Franz] Beckenbauer, [Fabio] Cannavaro dan bahkan gelandang seperti [Luis] Figo memenangkannya. Karena sekarang tampaknya mustahil untuk memenangkan itu jika Anda bukan pencetak gol,” tambah pelatih asal Portugal tersebut.

Torehan gol yang sangat diperhatikan sebenarnya cukup masuk akal. Peraih Ballon d’Or adalah pemain yang berkualitas tentunya, dapat memberi perubahan di atas rumput hijau dan dapat membawa timnya meraih gelar. Mencetak gol tentunya dapat memberi perubahan dan bahkan dapat memberikan kemenangan bagi tim. Oleh karena itu, sangat sulit memang bagi pemain yang berposisi selain penyerang untuk menyabet gelar Ballon D’Or. Karena mereka harus membuktikan bahwa mereka lebih berperan daripada penyerang yang mencetak banyak gol.

Komentar Mourinho tersebut berujung pada pemikiran bahwa pemainnya, Paul Pogba, dapat menyabet Ballon d’Or jika pandangan tersebut diubah. “Jika persepsi itu berubah, Paul dapat menyabet Ballon d’Or. Paul seorang gelandang, bukan pencetak gol. Tapi ia akan mencetak lebih banyak gol, karena ia memiliki karakter mencetak gol,” pungkasnya.

Pogba sebenarnya masuk kedalam nominasi Ballon d’Or 2016, tapi ia hanya berada di urutan ke-14. Pemain asal Prancis itu memilik bakat luar biasa tapi masih butuh waktu untuk menjadi pemain sekelas Ronaldo dan Messi. Bahkan ia kerap masuk ke dalam nama yang dipredksikan akan bersaing meraih Ballon d’Or setelah Ronaldo dan Messi pensiun, bersama pemain-pemain potensial lainnya seperti Neymar, Eden Hazard, dan Paulo Dybala.

Mourinho juga berpikir demikian. “Namun ia seorang gelandang dan menurut saya gelandang terbaik dunia. Ia masih muda, butuh peningkatan dan ingin meningkat, bahkan lebih baik.”

“Liga Primer sangat sulit. Ia ada di Serie A sebelumnya, di mana ia main empat tahun. Liga Primer benar-benar berbeda, tapi ia melakukannya dengan baik, lebih dari baik. Evolusinya jelas, saya dapat bayangkan tahun depan Paul akan berada di puncak,” tutur Mourinho.

Musim ini, Pogba yang bergabung dengan Manchester United sebagai pemain termahal dunia memang sempat kesulitan. Ia membutuhkan waktu untuk beradaptasi dan memikul beban status pemain termahal dunia. Namun perlahan, permainannya mulai membaik. Pergantian peran yang diberi oleh Mourinho sangat berdampak pada performa Pogba. Ia terlihat lebih hidup di atas lapangan.

Pemain berusia 23 tahun itu masih memiliki banyak waktu untuk mengasah kemampuannya. Bahkan ia akan berada pada umur emas pesepakbola jika Messi pensiun pada umur 35 misalnya, dan Ronaldo pun pensiun di tahun yang sama ketika berumur 38. Artinya, dominasi kedua pemain tersebut telah usai. Persaingan Ballon d’Or pun akan semakin ‘seru’. Dan Pogba juga harus bisa membuktikan bahwa berposisi sebagai gelandang seharusnya tak mengurangi nilai untuk meraih Ballon D’Or, karena ia akan bersaing dengan Neymar, Hazard, dan Dybala yang lebih memungkinkan mencetak banyak gol.