Sebelum berangkat ke Prancis, sejumlah pengamat barangkali tak begitu selera memuji kehebatan Paul Pogba. Mereka justru mengagungkan nama-nama macam Antoine Griezmann, Kylian Mbappe, Ousmane Dembele, hingga N’Golo Kante. Hanya kritik yang boleh mampir dalam profil Paul Pogba.

Sebelum Piala Dunia 2018 digelar, kritikan bertubi-tubi seperti tak pernah berhenti menghampiri Pogba. Salah satunya dalam uji tanding menghadapi Italia pada awal Juni. Ia bermain buruk dalam pertandingan tersebut. Hasilnya, saat digantikan, tidak ada tepuk tangan yang menantinya karena tergantikan oleh siulan dan cemoohan.

Publik Prancis memang berharap banyak pada skuat kesebelasan negara mereka. Ini tak lepas dari besarnya perhatian media yang menjagokan Les Blues sebagai penantang gelar kompetisi empat tahunan tersebut. Korbannya, salah satunya adalah Paul Pogba.

Pogba sempat menyatakan kalau dirinya tak peduli dengan cemoohan tersebut, “Kami tidak bisa mencintai semua orang dan dicintai pula oleh semua orang. Tidak ada yang sempurna di muka bumi ini. Saya tidak akan tersinggung jika ada orang yang mengatakan ‘Saya tidak mencintaimu’ Karena itu adalah hakmu.”

Kini kondisinya kian membingungkan buat Pogba. Kedatangan Fred memang tak serta merta membuatnya tersingkir dari skuat utama. Akan tetapi, Jose Mourinho tampaknya tak akan berhenti dengan hanya mendatangkan Fred dan Diogo Dalot. Nama, Sergej Milinkovic-Savic pun tengah hangat diperbincangkan. Bahkan, mantan pemain AC Milan, Luca Antonini menyebut kalau Savic tampil lebih baik ketimbang Pogba.

Baca juga: Analisis Posisi Fred di Manchester United

Pujian serupa juga didapatkan Fred yang musim lalu bermain untuk Shakhtar Donetsk. Mantan bek Liverpool yang kini menjadi pundit, Steve Nicol, menganggap kalau Fred adalah sosok yang lebih baik ketimbang Marouane Fellaini maupun Ander Herrera. Tidak seperti Herrera, Pogba bukanlah tipikal pemain yang mesti menghangatkan bangku cadangan. Bakatnya kelewat berharga untuk sekadar duduk mematung memikirkan masa depan dari pinggir lapangan.

Baca juga: Fred Datang, Herrera Tak Perlu Risau

Usia Pogba kini baru menginjak 25 tahun, di mana pesepakbola pada umumnya tengah merintis kesuksesan. Kritik tentu tak akan pernah berhenti mengalir, karena kita tak bisa menyenangkan semua orang. Sementara itu, Griezmann meminta Pogba untuk mengubah cara pikirnya dan menjadikan cemoohan itu sebagai lecutan semangat agar tampil lebih baik.

“Siulan ejekan adalah bagian dari sepakbola. Anda harus tetap tangguh secara mental. Anda terbiasa melihatnya mencetak gol sementara kami tidak memaksa ia untuk membuat gol.”

Hal ini yang dilakukan Pogba di pertandingan pertama Prancis di Piala Dunia 2018. Menghadapi Australia, satu gol Pogba (meski dianggap sebagai gol bunuh diri pemain Austraila) menjadi penentu kemenangan Si Ayam Jantan 2-1 atas Si Kangguru.

Merasa bebannya sudah berkurang, Pogba mulai bicara terbuka. Kepada Telefoot, ia merasa kalau dirinya sebagai pemain yang paling dikritik di dunia.

“Sepertinya, aku punya lebih sedikit hak ketimbang orang lain untuk membuat kesalahan. Ini lucu, aku berawal dari pemain dengan transfer terbesar di dunia, dan berakhir sebagai pemain yang paling sering dikritik di dunia. Akan selalu ada kritik di sana. Itulah sepakbola,” tutur Pogba.

Pogba bercerita kalau dulu di masa kecil bersama teman-temannya, ia sering mengejek satu sama lain dengan bilang, ‘kamu bagus, kamu jelek’. “Itu terjadi di setiap lapangan sepakbola dan aku menganggap kritik itu saat ini sama seperti ketika aku bermain di jalanan sebagai anak-anak,” tutur Pogba.

Tak ingin kliennya selalu tersudutkan, sang agen, Mino Raiola, pun angkat bicara. Menurutnya, kritikan yang diberikan pada Pogba tak mengejutkannya.

“Dia tak perlu membuktikan apapun pada dunia. Dia sekali lagi mengonfirmasi kalau dia adalah pemain hebat dan penting di dalam tim. Dia selalu membuat dirinya siap buat pelatih dan timnya. Dia adalah duta timnas Prancis dan negara Prancis yang sebenarnya,” tutur Raiola kepada RMC.

Padahal, menurut pengakuan Raiola, Pogba sejatinya amat ingin mengambil peran yang lebih besar di timnas Prancis selama Piala Dunia. Namun, di sisi lain, ujian tengah menantinya dengan kritikan yang seperti tak berujung itu.

“Dia sedang tumbuh. Dia punya lebih banyak pengalaman. Namun, dia adalah pemain yang sama. Dia ingin timnya bermain bagus. Dia adalah pemain yang tak curang di atas lapangan. Dia adalah pemain yang yang mengagumkan. Prancis mestinya bangga punya dia dan jangan selalu mengkritiknya,” tutur Raiola.

Piala Dunia ini akan menjadi ujian mental yang sebenarnya buat Pogba. Kalau ia berhasil melewatinya, bukan tidak mungkin Pogba akan menjadi pemain yang lebih baik lagi di musim depan buat Manchester United.