Casey Stoney senang dengan penampilan tim perempuan United. (Foto: Manchester Evening News)

Ketika Premier League sedang sibuk menentukan jadwal kembalinya kompetisi mereka yang hingga sekarang masih belum jelas, satu per satu kompetisi lainnya di Inggris memutuskan untuk berhenti. Setelah kompetisi non liga, dan kompetisi pemain akademi, kini giliran kompetisi sepakbola perempuan yaitu Liga Super Perempuan (WSL) dan Women’s Championship yang memilih untuk mengakhiri kompetisi mereka musim ini.

Keputusan ini diambil setelah berdiskusi dengan beberapa perwakilan klub akibat dampak dari pandemi COVID-19. Mereka akhirnya sepakat untuk memilih mengakhiri musim 2019/20 dan mempersiapkan diri untuk kompetisi musim 2020/2021 mendatang.

“Mengikuti umpan balik dari klub, maka keputusan untuk mengakhiri musim 2019/2020 harus dibuat demi kepentingan yang terbaik bagi tim perempuan. Ini juga memungkinkan klub, Liga Super Perempuan dan Dewan Kejuaraan Perempuan FA serta FA untuk merencanakan, mempersiapkan, dan fokus pada musim depan ketika sepakbola kembali dimulai untuk musim 2020/2021,” begitu pernyataan Premier League.

Keputusan ini kemudian diikuti dengan dinobatkannya Chelsea sebagai juara WSL musim ini. The Blues sebenarnya memiliki 39 poin atau terpaut satu angka dari Manchester City yang berada di puncak klasemen.

Akan tetapi, Chelsea unggul atas raihan poin per laga mengingat mereka baru bermain 15 laga sedangkan City sudah bermain 16 kali. Sistem ini kemudian dipakai untuk menentukan siapa yang menjadi juara kompetisi musim 2019/2020. Kedua tim ini akan mewakili Inggris pada Liga Champions perempuan, dan Liverpool menjadi kesebelasan yang terdegradasi karen memiliki rataan poin per gim terenndah.

Saya Bangga Kepada Pemain Saya

Keputusan ini tentu mengecewakan bagi tim-tim yang berkompetisi. Tanpa terkecuali Manchester United. Mereka sebenarnya masih punya peluang untuk menjadi juara karena secara matematis masih mampu mengejar City. Akan tetapi, selisih poin mereka sudah tertinggal 17 poin sehingga mustahil rasanya untuk bisa meraih gelar juara,

Penampilan mereka sebelum kompetisi ditunda juga sebenarnya tidak terlalu baik. United hanya meraih dua kemenangan dan dua seri dari lima pertandingan terakhir mereka. Selain itu, beberapa laga yang ditunda akibat badai Ciara dan lapangan yang banjir di beberapa laga tandang juga mengganggu persiapan mereka.

Meski begitu, penampilan United musim ini terbilang cukup mengesankan. Di tengah kondisi sulit seperti ini, mereka mengakhiri kompetisi pada peringkat keempat dengan poin 23. Mereka jauh lebih baik dari Tottenham Hotspur yang statusnya sama dengan mereka yaitu tim promosi. Mereka hanya berada di bawah Arsenal, City, dan Chelsea, tiga kesebelasan yang begitu kuat dalam sepakbola perempuan Inggris.

“Untuk tim ini, menyelesaikan kompetisi pada posisi empat dalam musim pertama adalah sebuah penghargaan bagi para staf dan pemain. Terima kasih atas etos kerja para staf lalu dorongan kuat dari para pemain yang selalu mau belajar dan meningkatkan diri. Begitu juga dengan para penggemar yang sudah tidak sabar untuk melihat kembali kami,” kata Casey dalam akun Twitternya.

Sempat ada kekecewaan dalam diri Casey karena tidak bisa membawa Unted lebih dekat dengan tim yang di atasnya. Akan tetapi, apa yang diraih saat ini sudah cukup baik bagi tim yang statusnya adalah tim promosi dan baru berumur dua tahun. Jauh lebih baik setidaknya dari Liverpool yang sudah punya dua titel liga. Namun, Casey memaklumi keputusan penghentian liga karena kasus corona di Inggris belum menunjukkan tanda-tanda akan menurun.

“Jelas mengecewakan karena kami tidak bisa menyelesaikan musim. Namun, yang paling utama adalah keselamatan semua orang yang terlibat. Fokus kami sekarang adalah mengembangkan tim untuk musim depan, yang terus kami rencanakan sepanjang tahun, dan kami tidak sabar untuk kembali ke lapangan saat aman,” ujarnya.

Setidaknya, dengan berada pada posisi empat United bisa memberi tahu kepada kesebelasan yang lain kalau mereka memang bukan tim yang sembarangan. Hasil ini juga menjadi bekal bagi mereka untuk mempersiapkan diri pada kompetisi musim depan. Apabila terus konsisten dan mendapat pemain-pemain berkualitas layaknya musim lalu, gelar juara atau setidaknya tiket Liga Champions akan datang dengan cepat.

“Saya bangga dengan betapa kerasnya para pemain dan staf yang telah bekerja dengan baik sepanjang musim ini dan bagaimana mereka bisa beradaptasi dengan 10 minggu terakhir latihan di luar klub, tekad dan dorongan mereka luar biasa,” ujarnya menambahkan.

“Musim pertama kami di liga ini melebihi harapan. Namun, kami masih punya ambisi besar untuk maju sebagai sebuah klub. Terima kasih atas dukungan luar biasa para penggemar karena mereka terus melalui masa yang tidak pasti ini. Kami tidak sabar untuk bertemu Anda lagi, kapan pun itu. Namun, untuk saat ini, jauh lebih baik bagi kita untuk tetap aman dan terus saling menjaga,” kata Casey.

Gelandang berusia 18 tahun, Lauren James, menjadi top skor United di semua kompetisi dengan catatan sembilan gol. Penurunan justru terjadi kepada permainan Jess Sigsworth. Striker United ini hanya mencetak dua gol sepanjang musim ini padahal dia mencetak 19 gol pada musim sebelumnya.