Mantan gelandang Manchester United, Paul Ince, percaya bahwa Jose Mourinho ditakdirkan untuk dipecat lebih cepat dari anggapan-anggapan publik perihal masa depannya.

Bagaimana tidak? Menurut Ince, Mourinho sudah berada di bawah tekanan besar setelah mengalami kekalahan buruk kala melawan Brighton & Hove Albion dan Tottenham Hotspur pada Agustus lalu. Meski memang ia telah menunjukan spirit baik kala melawan Newcastle United dan Chelsea, akan tetapi timnya saat ini hanya memiliki satu kemenangan dalam tujuh pertandingan terakhir.

“Sepertinya, menurut saya Jose Mourinho seperti terjebak di antara iblis dan laut biru. Pemecatan Mourinho tidak bisa terhindarkan. Secara realistis, dia ingin bermain defensif dan menjaringkan satu kemenangan, tapi nihil hasil. Dia tahu bahwa fans dan pemain di United tidak akan menerima itu, dan benar mereka tidak akan bisa menganggap hasil itu baik,” tutur Paul Ince.

“Sekarang adalah musim ketiga dalam masa pemerintahan Mourinho. Tidak ada alasan lagi. Dia telah menghabiskan banyak uang, jika saya mengelola sebuah tim dan mereka memberi saya tiga tahun, dan jelas saya tidak bisa memenuhi standar, itu berarti saya berharap kehilangan pekerjaan saya.“

“Apakah mereka tampil tidak cukup bagus? Iya, itu jelas sekali. Mereka tergelincir terlalu jauh di belakang, dan bahkan tidak dapat bersaing lewat performa terbaiknya lagi. Mereka tidak menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Kenyataannya, mereka justru mundur. Mou sudah membeli Fred dan Alexis Sanchez, tapi itu semua tidak berarti karena penampilan mereka itu buruk.“

Selain itu, Paul Ince menilai jika Jose Mourinho terlalu terbawa oleh situasi emosinya, dan membuat dirinya beserta tim tidak bisa fokus. Bahkan Ince menganggap bahwa selama ini Mourinho hanya terfokus pada ‘apa yang dilakukan lawannya’, bukan ‘apa yang seharusnya ia lakukan’ pada timnya sendiri.

“Saya dapat melihat mengapa terdapat kritik terhadap dewan petinggi klub. Itu semua karena, dia telah menghabiskan 50 juta paun untuk Fred dan lalu hanya menjadikannya untuk tetap berada di bangku cadangan. Dia tidak bisa menjauh dari hal seperti ini, dan dia berharap tidak akan dipertanyakan. Selain itu, Mourinho juga sering terlalu fokus pada apa yang dilakukan lawannya,“ ungkap Ince.

“Seharusnya ia fokus pada timnya sendiri. Pemain-pemainnya terlihat sangat takut, mereka sama sekali tidak bisa lagi percaya dengannya. Kenyataan yang menyedihkan adalah, United tidak tampil sebagus Liverpool, City atau bahkan Chelsea, yang menampilkan permainan ciamik dalam waktu singkat. Tapi, mengapa setelah tiga tahun, Manchester United masih berusaha mencari formula kemenangan di bawah Mourinho?“

“Ini aneh. Mereka mencoba mencari racikan, skema yang tepat, dan gaya bermain baik, tapi itu semua gagal. Dengan Jurgen Klopp, Anda tahu arah yang dituju timnya, dan Anda dapat melihat apa yang telah mereka kerjakan dalam pelatihan sepanjang minggu. Tapi dengan United, mereka justru terlihat seperti tidak memiliki petunjuk untuk bermain di atas lapangan.”

Kini, sudah jelas bahwa situasi Mourinho di United –seperti Louis van Gaal pada Desember 2015– menjadi tidak bisa dipertahankan. Setan Merah bukanlah menjadi tim yang bersaing serius di musim ini, dan lebih dari itu, United bahkan sering menjadi bahan tertawaan melalui hasil mereka.

Namun yang anehnya, United malah tidak akan memecat pria asal Portugal tersebut dalam waktu dekat. Padahal, jika melihat hasil buruk yang diberikan Mourinho pada timnya saat ini, petinggi Setan Merah bisa saja melakukan Mou seperti yang mereka lakukan kepada David Moyes dan Van Gaal. Walau memang, itu semua tinggal menunggu waktu.

 

Sumber: The Peoples Person