Foto: ManUtd.com

Berbeda dari tim pria yang kesulitan mendapatkan pemain baru, tim perempuan Manchester United justru cukup lancar mendapatkan pemain anyar pada bursa transfer musim panas ini. Sejauh ini, mereka sudah mendatangkan tujuh pemain dengan empat diantaranya berposisi sebagai striker. Satu nama yang menjadi sorotan adalah Nikita Parris.

Sosok Nikita bukan pemain yang sembarangan dalam sepakbola Inggris. Ia pernah menjadi rebutan beberapa kesebelasan elite di kompetisi perempuan. Hal itu tidak lepas dari penampilan apiknya bersama Manchester City. Pada musim kompetisi 2017/2018 dan 2018/2019, Parris tampil luar biasa dengan mencetak 46 gol dari 90 pertandingan di semua kompetisi.

Penampilan Parris inilah yang membuat dirinya diincar banyak klub. Chelsea, Bayern Munchen, dan Lyon adalah tiga klub yang berhasrat mendatangkan Parris saat itu. Nama klub yang disebut terakhir akhirnya sukses mendapat tanda tangannya.

Setelah hijrah ke Lyon, ketajaman Parris cenderung menurun. Akan tetapi, ia masih tetap dianggap sebagai bomber yang diperhitungkan. Meski hanya membuat delapan gol di liga, tapi Parris membentuk trisula maut dengan Ada Hegerberg dan Dzsenifer Marozsan. Ia juga sukses membawa Lyon menjadi juara liga.

Pada musim berikutnya, Parris mencetak 13 gol dan menjadi top skor klub. Sayangnya, ia gagal mempersembahkan gelar liga karena kalah satu poin dari PSG.

Dua musim membela Lyon, mantan pemain Everton ini memilih kembali ke Women’s Super League (WSL) dan bermain untuk Arsenal. Perekrutan Parris saat itu memecahkan rekor transfer senilai 86 ribu pounds.

Sayangnya, Parris gagal tampil mengesankan di klub London tersebut. Ia hanya membuat dua gol di semua ajang. Meski begitu, satu golnya ke gawang Aston Villa di WSL membuat namanya resmi masuk dalam jajaran pemain yang bisa mencetak 50 gol di kompetisi tersebut.

Apa yang sudah ia torehkan membuktikan betapa mematikannya sosok Parris di dalam kotak penalti. Sampai-sampai StatsBomb menyebutnya sebagai barometer permainan City pada musim 2017/2018 dan 2018/2019. Inilah yang membuat United kepincut dan mendatangkannya hingga musim kompetisi 2024 mendatang.

“Catatan Parris adalah tambahan yang bagus bagi tim kami. Dia adalah pemenang yang terbukti kapasitasnya di kompetisi domestik dan internasional. Mengamankan pemain sekelas Parris memperkuat ambisi klub hebat ini untuk musim depan dan kami berharap dapat memainkannya segera di pra-musim,” kata manajer tim perempuan United, Marc Skinner.

Saat ini, kesebelasan perempuan United baru memainkan laga pra-musim mereka pada Rabu kemarin menghadapi Blackburn Rovers dalam sebuah pertandingan tertutup. Sama seperti tim laki-laki, United perempuan juga akan bermain melawan Liverpool.

Parris tentu berharap kedatangannya bisa memperkuat lini depan Setan Merah sekaligus mengambalikan ketajamannya yang sempat menguap kala berseragam merah di kota London.

“Luar biasa berada di sini. United adalah klub bersejarah yang membuat pergerakan besar di WSL dan saya tidak sabar untuk menjadi bagian dari kesuksesan masa depan kami. Dengan mentalitas yang saya bawa dalam setiap sesi latihan dan pertandingan, saya ingin membantu tim ini maju dan berkembang. Saya bukan satu-satunya pemain baru yang akan menunjukkan keinginan untuk melakukan itu. Saya tidak sabar untuk memulainya,” kata Parris.