Foto: talkSPORT

Manchester United baru-baru ini mengutuk perlakuan rasisme yang merujuk kepada dua pemainnya, yaitu Axel Tuanzebe dan Anthony Martial. Karena sebelumnya, terlontar sebuah perkataan “idiot yang ceroboh” atau “idiot tak berotak” yang secara rasial melecehkan kedua pemain itu di media sosial. Pihak klub akhirnya dengan sigap menyerukan sebuah tindakan untuk mencegah meluasnya perilaku semacam ini.

Sebab dari pelecehan itu dimula dari kekalahan secara mengejutkan tim Ole Gunnar Solskjaer dengan skor 2-1 di kandangnya sendiri oleh tim terbawah Premier League, yaitu Sheffield United. Hasil ini memicu ujaran kesal dari para suporter, yang kemudian mereka lampiaskan kepada para pemain United. Sebagian besar di khususkan kepada Tuanzebe dan Martial.

Hanya saja sayangnya, semua ujaran kesal itu lebih dekat untuk dikatakan sebagai pelecehan rasis. Karena sebagian besar ujuran kesal menggunakan istilah rasis. Dan parahnya, terdapat emoji “monyet” yang dimasukkan ke dalam komentar Instagram di postingan terbaru Tuanzebe dan Martial.

Hal inilah yang kemudian membuat Manchester United geram. Mereka pun dengan segera mengutuk perlakuan rasis tersebut dengan mengatakan bahwa semua pihak di klub sangat muak. Secara resmi, mereka juga menambahkan jika tidak ada toleransi bagi pelaku rasis.

“Semua orang di Manchester United muak dengan pelecehan rasis yang diterima oleh para pemain kami melalui media sosial setelah pertandingan tadi malam (melawan Sheffield United). Kami benar-benar mengutuknya dan sangat menggembirakan melihat penggemar lain juga mengutuk ini di media sosial,” bunyi pernyataan resmi United dikutip dari MEN Sports.

“Manchester United tidak akan memberikan toleransi terhadap segala bentuk rasisme atau diskriminasi. Karena kami sudah memiliki komitmen jangka panjang untuk mengkampanyekan anti-rasisme di All Red All Equal. Itu adalah program besar kami untuk masalah ini.”

“Maka mengidentifikasi ‘idiot tak berotak’ dan mengatakan itu tanpa menggunakan nama asli di media sosial adalah bermasalah. Kami mendesak platform media sosial dan otoritas pengatur untuk memperkuat langkah-langkah dalam mencegah perilaku semacam ini.”

Selain pihak klub, para pemain United seperti Harry Maguire, Scott McTominay dan Brandon Williams juga termasuk di antara pihak-pihak yang mengutuk perlakuan rasis tersebut. Mereka memposting dukungan mereka kepada dua rekannya itu di media sosial.

McTominay misalnya, ia memposting foto Tuanzebe dengan mahkota di kepalanya (sebagai penghargaan) bersama emoji hati serta tinju hitam putih. Di sana tertulis; “Wahai saudaraku, saya muak dengan apa yang telah saya baca pagi ini”. Maguire juga menuliskan sesuatu untuk memberikan dukungan di Twitter, dengan foto para pemain yang berlutut: “UNITED melawan rasisme. Kami tidak akan mentolerirnya.”

Axel Tuanzebe sendiri memecah kebisuan dan sedikit merespon masalah tersebut dengan meng-upload postingan terbaru. Pemain berusia 23 tahun ini membagikan video yang berisi klip sorotan pribadinya, dengan teks yang bertuliskan: “RAS Saya AGAMA Saya WARNA Saya = SEPAKBOLA #NoToRacism #UnitedAgainstRacism”.

Postingan tersebut disambut baik oleh berbagai dukungan dari sesama pesepakbola profesional, termasuk mantan striker Liverpool, Dominic Solanke. Mantan rekan setimnya di United, Angel Gomes, juga berkomentar dengan memberikan emoji tiga hati cinta sederhana.

Selain berupa dukungan komentar semacam itu, organisasi Kick It Out –yang dikenal terdepan dalam urusan anti-rasisme di Inggris– telah memberi pernyataan bahwa ungkapan “idiot tak berotak” sama sekali tidak dapat diterima.

Ketua Kick It Out, Sanjay Bhandari, bahkan mengatakan jika kebencian atau perlakuan diskriminasi di dunia maya harus menerima konsekuensi di dunia nyata. Di mana, mereka yang melakukan pelecehan harus bertanggung jawab atas ucapan mereka sendiri, selain tentunya harus menghapus komentar buruknya di media sosial.

“Kebencian online harus memiliki konsekuensi di kehidupan nyata. Jadi tujuannya agar orang tidak terus menyebarkan kebencian sebebas yang mereka inginkan. Orang-orang yang bertanggung jawab atas pelecehan ini diharapkan akan diidentifikasi oleh platform media sosial dan segera dihapus,” ungkap Bhandari dilansir dari The Guardian.

“Karena kami sangat tahu bahwa pelecehan diskriminatif dapat memiliki dampak di dunia nyata bagi yang menerimanya. Dampaknya sangat signifikan, bahkan sampai pada aspek seperti kesejahteraan para korban pelecehan rasisme.”

***

Ya pada intinya, perkataan “idiot tak berotak” tidaklah pantas terucap meski seorang pemain bermain buruk. Perkataan ini hanya cocok ditujukkan kepada pengucapnya sendiri. Karena merekalah, para pelaku rasisme itu, yang sebetulnya kumpulan dari para “idiot yang tak berotak”. So, say no to racism!