Foto: Mirror

Legenda Arsenal Thierry Henry telah mengecilkan “uap panas” persaingannya dengan mantan striker Manchester United Ruud van Nistelrooy. Ia menegaskan bahwa ia tidak begitu tertarik dan terobsesi dengan mencoba berusaha menduduki puncak daftar pencetak gol terbanyak seperti Van Nistelrooy.

Karena seperti yang semua orang tahu, dua striker terbaik di zamannya ini pernah bersaing dalam menyabet Sepatu Emas Premier League selama lima musim berturut-turut. Tepatnya itu terjadi setelah kepindahan Van Nistelrooy ke United dari PSV Eindhoven pada 2001. Henry saat itu masih menjadi yang teratas di daftar pencetak gol, dan dari sinilah Van Nistelrooy mulai terobsesi bersaing merebut Sepatu Emas.

Pada 2003 akhirnya Van Nistelrooy menyabet gelar Sepatu Emas tersebut. Namun sayangnya raihan pemain asal Belanda itu hanya semusim saja lantaran Henry berhasil memenangkan tiga gelar Sepatu Emas berikutnya. Itu berarti selama lima tahun sejak Van Nistelrooy datang ke Old Trafford, Henry secara total telah memenangkan penghargaan Sepatu Emas sebanyak empat kali.

Terlepas dari supremasi mantan kapten Arsenal itu, Rio Ferdinand baru-baru ini sempat mengklaim bahwa Van Nistelrooy memang sangat terobsesi untuk mencetak gol. Dan menurut mantan bek United itu, Van Nistelrooy memiliki satu kebiasaan rutin yang agak aneh. Yaitu selalu gelisah tak karuan jika setelah pertandingan ia menyadari Henry telah menyamai atau melampaui golnya dalam waktu 90 menit.

Padahal di satu sisi Thierry Henry sendiri tidak merasa tersaingi dengan Van Nistelrooy. Ia juga menegaskan bahwa ia tidak mengetahui obsesi besar Van Nistelrooy terhadap mencetak gol tersebut. Karena ia bersikeras jika selama masih bermain, ia sama sekali hanya fokus pada golnya sendiri.

“Persaingan itu akan menjadi cerita antara saya dan dia (Van Nistelrooy), karena dia dan saya selalu berebut untuk memenangkan Sepatu Emas. Akan tetapi saya tidak tahu apakah dia selama ini terobsesi atau tidak dengan gol. Yang saya ingat, saya dulu pernah memberikannya penalti di pertandingan terakhir Edu untuk Arsenal. Saya bertarung dengan Ruud van Nistelrooy untuk Sepatu Emas waktu itu,” tutur Thierry Henry di Instagram Live dengan Puma Football.

“Jangan salah paham, saya tidak tahu apa-apa tentang obsesinya. Coba Anda bandingkan, saya pun tidak memberikan asis yang banyak (sebanyak gol), dan kadang-kadang saya hanya fokus untuk cetak gol. Apakah itu termasuk terobsesi? Karena saya sangat meyakini, saya tidak akan mendapatkan Sepatu Emas jika memberikan banyak asis.”

Sementara itu, Thierry Henry juga membantah semua hal terkait isu yang menyebut bahwa dirinyalah yang sebetulnya terobsesi mencetak gol seperti Van Nistelrooy. Isu itu muncul lantaran Henry memang sering memiliki emosi yang berapi-api ketika bermain sebagai di atas lapangan.

Menyikapi hal ini, mantan pemain Barcelona tersebut kemudian menjelaskan jika emosinya itu bukanlah ekspresi dari obsesi mencetak gol, melainkan ekspresi dari kegagalan ketika mencetak gol. Maka hal seperti inilah yang sebenarnya sering membuat dirinya marah dan emosi.

“Ketika saya sedang emosi di lapangan, itu bukan berarti saya terobsesi mencetak gol. Saya hanya merasa kesal karena tidak bisa memberikan bantuan atau gagal mencetak gol. Itu membuat saya merasa tidak berguna bagi tim saya. Terkadang saya bisa tampil luar biasa dalam satu pertandingan, tapi terkadang saya juga bisa tampil sangat buruk,” ungkap Henry.

“Itu memang tergantung penilaian orang. Anda harus tahu, jika saya tidak membantu tim saya, mungkin saya akan mengatakan hal-hal yang tidak boleh saya katakan karena saya sedang kesal dengan diri saya sendiri. Tapi ada satu pertandingan di Sunderland di mana saya memberi Ljungberg tiga asis dalam satu pertandingan, dan sedangkan Ruud mencetak gol. Hanya saja saya tidak merasa kesal dengan itu.”

“Saya bisa jadi tamak dan bermain untuk diri saya sendiri, tetapi begitulah caranya. Saya tidak pernah terobsesi dengan pemain lain. Ruud adalah seorang striker yang luar biasa, saya memiliki banyak pertempuran dengannya. Dia adalah seorang striker yang bermain di tim yang luar biasa. Tapi salah jika Anda mengira saya terobsesi dengannya. Itu sama sekali tidak benar.”