Rentetan kemenangan Manchester United di semua laga, terhenti di angka sembilan setelah ditahan imbang oleh Liverpool di Old Trafford pada pekan ke-21 Liga Primer Inggris. Keunggulan Liverpool melalui penalti James Milner pada menit ke-27 dapat disamakan oleh sundulan Zlatan Ibrahimovic enam menit jelang laga usai. Hasil ini membuat United tertahan di peringkat keenam klasemen sementara dengan 40 poin, tertinggal dua poin dari rival sekota, Manchester City, yang berada satu tingkat di atasnya.

Pertandingan bertajuk North-West Derby ini terkenal dengan permainannya yang terbuka dan atraktif. Namun, Jose Mourinho merasakan bentrok melawan The Reds itu sebagai pertandingan yang tidak berkualitas.

“Buat saya pertandingan tadi bukanlah sebuah laga yang berkualitas. Saya tidak berpikir laga ini punya kualitas super. Kami tidak mencerminkan kualitas yang kami dan Liverpool miliki, tapi ini tetap jadi partai yang sangat emosional, intens, agresif,” ujar Mou.

Mourinho juga mengungkapkan rasa ketidakpuasannya pada pertandingan tersebut. “Saya tidak senang. Entah itu bagus atau tidak, saya tidak senang. Ketika Anda tertinggal dan mencetak gol di akhir pertandingan, tim yang kebobolan merasakan hal yang lebih buruk ketimbang tim yang mencetak gol. Namun intinya kami kehilangan dua poin karena kami sebenarnya mengincar tiga angka,” ungkap pelatih 53 tahun itu.

Rasa frustrasinya itu memang cukup masuk akal. United lebih dominan dibanding Liverpool dengan mencatatkan 55 persen dalam ball possession. Perihal cara bermain, Mou juga merasa anak asuhnya telah bermain baik dalam aspek pertahanan maupun penyerangan.

“Kami bertahan dengan baik. Senang rasanya melihat kami bertahan dengan baik. Kami lantas mengubah cara kami bermain, karena Liverpool menekan dengan sangat baik. Kami bermain dengan skema yang lebih rapat dan menyebabkan masalah untuk mereka.”

Pelatih asal Portugal itu juga merasa United memiliki beberapa peluang, namun sayangnya peluang itu tidak berbuah gol. “Benar bahwa kami kehilangan banyak peluang penting. Saya melihat beberapa penyelamatan bagus oleh kiper lawan (Simon Mignolet). Saya melihat Mkhitaryan mengumpan bola (pada Anthony Martial), saya melihat bola tandukan Fellaini membentur mistar. Saya melihat begitu banyak hal yang terjadi kemudian, tetapi gol buat kami tak kunjung datang.”

Ia juga frustrasi dengan cara bermain Liverpool yang cenderung bertahan. Sepertinya Mou merasakan karma, ia harus merasakan bagaimana menjadi pelatih tim lawan kala ia menukangi Chelsea. Mourinho dikenal dengan skema parkir busnya kala melatih The Blues, namun memperlihatkan permainan atraktif saat mengarsiteki United.

“Kami adalah tim yang bermain menyerang, Liverpool adalah tim yang bermain bertahan. Sesederhana itu. Saya pikir kami layak mendapatkan lebih, tapi saya pikir satu poin ini adalah sesuatu yang harus kami terima. Pada akhirnya Liverpool berhasil menghentikan rangkaian kemenangan beruntun kami, tetapi mereka tidak mengakhiri deretan laga tanpa kekalahan milik kami,” jelas Mou.

Di sisi lain, Jurgen Klopp justru merasa Liverpool-lah yang tidak beruntung. “Pada menit-menit akhir laga ketika United mulai memainkan bola panjang, setelah bermain sepakbola intens selama 80 menit, ini benar-benar jadi pertandingan yang sulit. Saya berharap kami bisa mendapat sedikit keberuntungan, tapi sayangnya tidak. Besok saya bisa menikmati hasilnya, tapi malam ini hanya performa tim saja,” ujar eks pelatih Borussia Dortmund itu.

Meski Mou menyesali hasil imbang yang harus diterima, ia mengakui beberapa keunggulan Liverpool . Eks pelatih Porto itu tidak seperti dulu lagi yang kerap menyalahkan wasit atau mengeluarkan komentar kontroversial jika timnya gagal meraih kemenangan.

“Liverpool saya akui pintar. Mereka memanfaatkan waktu mereka, mereka tahu bagaimana bermain sepakbola dan mengontrol emosi permainan. Mereka tahu mereka akan berada dalam kesulitan di beberapa menit terakhir,” pungkasnya.