Sudah lima musim Manchester United tidak bisa menggenggam trofi Premier League. Musim lalu sebenarnya peluang United cukup terbuka apabila mereka mampu menjaga penampilan apik yang sudah dibangun sejak awal musim 2017/2018. Sayangnya penampilan United saat itu seperti mobil yang kehabisan bensin dan hanya sanggup finis pada posisi dua dan tertinggal 19 poin dari Man City.

Maka dari itu, musim depan seolah menjadi musim penentuan bagi Jose Mourinho. Apakah dirinya benar-benar layak untuk menukangi Setan Merah atau harus berakhir dengan status sebagai manajer gagal layaknya Louis van Gaal dan David Moyes.

Sejak tertinggal jauh dari The Cityzens musim lalu, para penggemar United sudah mendesak untuk memecat Jose Mourinho. Akan tetapi menurut Mark Bosnich, para penggemar Setan Merah sebaiknya bersabar dan mendukung Jose Mourinho.

Mantan kiper United ini tidak ingin klub kesayangannya menjadi seperti Liverpool yang gemar bergonta-ganti manajer namun tidak menghasilkan apapun. “Anda harus bersabar bersama Mourinho. Beri dia kesempatan karena musim lalu kita hanya berada di bawah City. Kadang-kadang anda harus bersabar menjalani situasi ini setelah dominasi yang sudah berlangsung sebelumnya,” tuturnya dilansir dari Omnisport.

“Anda tentu tidak ingin seperti Liverpool. Setelah bertahun-tahun mendominasi, mereka kemudian menjadi kesebelasan yang suka bergonta-ganti manajer. Tetapi Mourinho adalah sosok pemenang dan dia akan membawa kembali masa kejayaan United.”

Penjaga gawang Australia ini merasa kalau kegagalan United kerap terjadi dikarenakan para pendukungnya suka membanding-bandingkan pemilik 20 gelar Liga Inggris ini dengan klub lain terutama dalam gaya bermain. Mourinho yang dikenal sebagai pelatih yang mementingkan kemenangan kerap mengorbankan identitas United yang (katanya) menganut sepakbola menyerang.

“Orang-orang bisa mengatakan apa yang mereka. Dalam sepakbola modern, kita diperlihatkan klub seperti Barcelona yang begitu luar biasa permainannya dengan Pep Guardiola. Akan tetapi, permainan mereka belum tentu bisa dilakukan dengan baik oleh tim lain. Saya pikir banyak sekali kesebelasan yang menderita karena selalu dibanding-bandingkan.”

“Yang harus mereka sadari adalah fakta kalau Mourinho sudah memberikan piala pada musim pertamanya. Mereka mendapat Community Shied, Piala Liga dan Liga Europa. Itu adalah pencapaian luar biasa di mana pun anda berada. Musim ini? Oke, tidak ada piala tetapi poin yang mereka kumpulkan di liga jauh lebih banyak daripada musim lalu dan finis di posisi kedua. Itu semua jelas membutuhkan waktu,” tuturnya menambahkan.

Pria kelahiran 13 Januari ini mengingatkan para penggemar United untuk membuka lagi sejarah pada musim 1989/1990. Ketika itu, Sir Alex Ferguson mendapat tekanan dari para penggemar United yang merasa gerah karena tiga musim selalu mengakhiri kompetisi tanpa gelar. Akan tetapi dengan kepercayaan yang diberikan manajemen, Fergie berhasil mengakhiri musim 1990 dengan raihan Piala FA. Siapa yang mengira kalau trofi itu menjadi awal dari datangnya trofi-trofi lain ke lemari Manchester United.

“Orang-orang punya kenangan singkat. Saya berada di United pada 1990 dan saya rasa Fergie saat itu sudah menjalani musim keempatnya di klub. Pada laga melawan Crystal Palace, beberapa penonton meneriakkan kalimat “Fergie Out” dikarenakan ia mencadangkan Mark Hughes. Siapa yang menyangka kalau dia memenangi Piala FA dengan menghadapi Crystal Palace. Yang terjadi kemudian adalah sebuah sejarah.”