Foto: Daily Mail

Pemain Manchester United, Marcus Rashford, mempromosikan tempat untuk membaca dan melek huruf di kalangan anak-anak. Inisiatifnya ini adalah lanjutan dari karyanya dalam menyoroti masalah kemiskinan pangan anak. Di satu sisi, ia memang ingin meluncurkan klub bukunya sendiri. Tujuannya adalah guna memberi anak-anak dari latar belakang sosial ekonomi rendah kesempatan untuk merangkul literasi sejak usia dini.

Marcus Rashford bekerja sama dengan Macmillan Children’s Books (MCB) untuk mempromosikan buku di antara anak-anak dari semua latar belakang. Pemain sayap United ini merasa bahwa terdapat kekurangan akses untuk minat baca buku di usia anak-anak. Rashford pun mengatakan bahwa setiap keluarga memang harus memprioritaskan makanan daripada buku, tapi ia juga perlu menjangkau 380.000 anak di seluruh Inggris yang saat ini tidak pernah memiliki buku.

“Saya baru mulai membaca pada usia 17 tahun, dan itu benar-benar mengubah pandangan dan mentalitas saya. Saya hanya berharap saya ditawari kesempatan untuk benar-benar terlibat dengan lebih banyak membaca sebagai seorang anak. Akan tetapi buku tidak pernah menjadi hal yang diprioritaskan keluarga karena mereka perlu menyiapkan makanan di atas meja,” ujar Marcus Rashford.

“Ada saat-saat di mana pelarian membaca bisa sangat membantu saya. Saya ingin pelarian ini untuk semua anak dari semua kalangan. Bukan hanya bagi mereka yang mampu membelinya. Kami tahu ada lebih dari 380.000 anak di seluruh Inggris saat ini yang tidak pernah memiliki buku. Jumlah anak-anak yang berada di lingkungan yang rentan.”

MCB sendiri mengatakan bahwa akan ada fokus khusus untuk memberikan buku ke tangan anak-anak dari latar belakang yang rentan dan kurang mampu. Marcus Rashford juga menjelaskan kalau buku-bukunya harus terus didistribusikan. Bahkan menurutnya, “agenda ini akan selalu begitu untuk ke depannya, untuk setiap anak, bahkan jika saya harus mengirimkannya sendiri.”

Buku pertama yang akan dirilis, pada Mei 2021, berjudul “You Are A Champion: Unlock Your Potential, Find Your Voice And Be the Best You Can Be”. Setiap bab buku ini akan dimulai dengan cerita dari kehidupan Rashford sendiri. Kemudian di situ akan dibahas topik-topik seperti nilai pendidikan, mentalitas positif, memahami budaya, dan panutan untuk menghargai wanita.

Buku ini akan dibuat bersama dengan jurnalis Carl Anka dan psikolog Katie Warriner, yang telah bekerja dengan tim persatuan rugby Bath. Dua judul buku fiksi untuk pembaca berusia tujuh tahun ke atas akan menyusul pada tahun 2021 dan 2022 nanti. Sedangkan tahun depan klub buku Marcus Rashford ini akan mulai diluncurkan.

Di musim panas, ada sebuah penelitian dari National Literacy Trust yang menemukan bahwa tahun lalu hanya 26% orang di bawah usia 18 tahun yang menghabiskan waktu membaca setiap hari. Angka persentase ini merupakan tingkat harian terendah yang tercatat sejak badan amal tersebut pertama kali menyurvei kebiasaan membaca anak-anak pada tahun 2005.

Penyair seperti Michael Rosen bahkan mengatakan jika temuan itu harus diprioritaskan sebagai “seruan untuk membangunkan pemerintah”. Oleh sebabnya, situasi ini membuat Rashford terpacu untuk menjadikan setiap buku yang dibagikan nanti memiliki karakter yang beragam.

Karena menurutnya, hal ini memungkinkan anak-anak untuk berhubungan dengan karakternya sendiri dengan mengetahui dan memastikan setiap orang dari semua ras, agama dan jenis kelamin. Tentunya digambarkan dengan benar dan mewakili masyarakat modern.

“Di mana pun Anda tumbuh, bakat dan karakter Anda harus terus dipupuk, diakui dan diperjuangkan,” pungkas Rasford dikutip dari The Guardian.

Di sisi lain kampanye Marcus Rashford tentang masalah kemiskinan dan makanan anak-anak saat ini telah sampai ke telinga pemerintah. Sampai-sampai, pemerintah membuat badan makanan gratis, yang sekarang akan diberikan kepada anak-anak yang kurang beruntung selama liburan Natal.

Selain itu, terutama terkait masalah klub buku Rashford, juru bicara resmi perdana menteri menyebut itu adalah hal yang “luar biasa”. Jubir itu pun sambil memuji Rashford karena menyinari kekuatan yang dimiliki buku. Klub buku ini dinilai akan lebih banyak membuat anak-anak mendapatkan keuntungan dari “kenikmatan membaca buku”.