Manchester United melakukan pekerjaan luar biasa pada pekan pertama Premier League hari Minggu (11/8) kemarin. Siapa yang menyangka kalau kesebelasan seperti Chelsea bisa mereka lumat dengan skor 4-0. The Blues adalah juara Europa League musim lalu dan memiliki skuad yang diisi para pemain muda dan beberapa bintang kelas dunia.

Kemenangan tersebut menimbulkan animo luar biasa di mata para pendukung Setan Merah baik di media sosial maupun di kehidupan nyata. Tidak sedikit yang menyebut kalau United sudah bangkit berkat kemenangan telak tersebut. Pujian demi pujian langsung datang mengalir kepada Setan Merah setelah pertandingan tersebut.

“Semua hal negatif pada musim panas dihapus oleh satu performa sempurna dari United. Cintai klub sepakbola ini. Lanjutkan United,” tutur akun Twitter @utdxtra. Atau ketika Anthony Martial dan Marcus Rashford menyumbang tiga gol untuk United, Manchester Evening News langsung membuat headline berita dengan judul “Anthony Martial dan Marcus Rashford membuktikan bahwa Gary Neville salah.” MEN menulis ini dengan mengacu keraguan Gary pada 2017 lalu tentang kemungkinan kedua pemain ini menjadi duet di lini depan.

Tidak hanya itu, sebelumnya MEN juga menulis berita dengan judul “Solskjaer memberikan semua yang dinginkan Manchester United hanya dalam tempo 18 detik.” Artikel ini ditulis setelah melihat proses gol keempat mereka yang dibuat Daniel James.

Solskjaer pun seolah paham kalau timnya kini sedang dipuji setinggi langit. Selepas pertandingan melawan Chelsea, ia pun buru-buru meminta para pemainnya tetap menginjakkan kakinya ke tanah. Ia tidak ingin para pemainnya cepat terbuai hanya dengan meraih kemenangan telak 4-0 pada pertandingan pertama.

“Ketika Anda memulai dengan hasil seperti ini, maka pendukung, klub, dan semua orang akan pulang dengan rasa bahagia. Namun kami harus menaikkan level kami dan menginjakkan kaki ke tanah. Kami harus fokus untuk laga melawan Wolverhampton di Molineux. Kami paham bagaimana hasil pertandingan di sana dalam dua pertandingan terakhir.”

“Kami harus tahu kalau ini adalah permulaan dan masih banyak yang harus kami kerjakan. Semakin kita saling memahami dan bermain satu sama lain dan menunjukkan bahwa kita adalah tim, maka permainan kami akan terus meningkat,” tutur Solskjaer.

Solskjaer seolah tidak ingin kejadian musim lalu terulang. Saat itu, United sempat tidak terkalahkan dalam 11 laga secara beruntun di semua kompetisi. Mereka mendapat pujian yang sangat besar. Tidak sedikit juga yang menyebut kalau DNA mereka sebagai tim yang bermain menyerang sudah kembali. Namun ketika memasuki 12 pertandingan terakhir, United seperti kesebelasan yang kehabisan bensin.

“Setelah kemenangan penting yang diraih, maka bahaya terbesar kami adalah kepuasan yang muncul dari dalam diri kami sendiri,” tutur Solskjaer setelah timnya meraih delapan kemenangan beruntun pada bulan Januari lalu.

Musim kompetisi baru saja dimulai. Premier League masih menyisakan 37 pertandingan lagi. Masih banyak poin yang dipertaruhkan dan United masih bisa kehilangan poin pada beberapa pekan setelahnya. Lagipula, United belum mendapatkan ujian sesungguhnya dalam bentuk Manchester City, Liverpool, kompetisi piala domestik, dan jeda internasional yang bisa merusak ritme permainan mereka sewaktu-waktu.

Salah satu legenda Persib, Ajat Sudrajat, pernah menyebut kala pujian adalah racun. Hal ini yang harus dihindari oleh para penggawa United jika memang mereka ingin berprestasi pada musim ini. Butuh lebih dari sekadar menang 4-0 bagi United jika mereka benar-benar ingin memperbaiki kesalahan mereka pada setengah musim lalu. Salah satunya adalah konsistensi permainan. Jika mereka terus mempertahankan performa seperti ketika melawan Chelsea, bukan tidak mungkin United akan menyelesaikan musim kompetisi 2019/2020 jauh lebih baik dari perkiraan banyak orang.