Foto: ManUnited News

Datang sebagai rekrutan pertama, otomatis membuat Tyrell Malacia berada satu langkah lebih jauh dibandingkan rekrutan baru klub lainnya seperti Christian Eriksen dan juga Lisandro Martinez. Ia pun langsung mendapat kesempatan untuk ikut tur pra-musim di Thailand dan Australia. Hal ini tentu saja memudahkan Tyrell untuk beradaptasi dengan klub barunya tersebut.

Ia tampil pada babak kedua ketika United menang 4-0 melawan Liverpool. Pada saat itu, ia tampil mengesankan. Hal ini membuat Erik ten Hag kemudian memberinya kesempatan turun sejak menit awal saat mereka menang 3-1 melawan Crystal Palace.

Kini, Malacia sudah kembali ke Manchester dan sedang bersiap untuk ke Oslo bersama rekan setimnya. Dalam empat pertandingan tur selama di Asia-Australia, pemain berusia 22 tahun tampak sudah menikmati diri menjadi bagian dari grup. Ia pun kini sudah merasa nyaman layaknya berada di rumah sendiri.

“Saya benar-benar merasa seperti di rumah. Orang-orang membawa saya ke dalam grup dan rasanya menyenangkan. Saya berhubungan baik dengan Anthony Elanga, Tahith Chong, dan beberapa nama lain seperti Hannibal Mejbri, Ethan Laird, dan James Garner,” tuturnya.

Keberadaan pemain-pemain muda ini menjadi salah satu faktor betapa cepatnya adaptasi Malacia di dalam skuad. Usia yang tidak terlalu jauh membuat mantan pemain Feyenoord ini bisa lebih cepat akrab.

Lingkungan yang bagus jelas penting bagi seorang pemain untuk bisa menumbuhkan rasa percaya dirinya. Apalagi untuk pemain baru seperti Malacia yang mengalami perbedaan kehidupan dari klub sebelumnya. Beruntung, ia dikelilingi tidak hanya oleh pemain-pemain muda yang hebat tapi juga beberapa pemain berpengalaman.

“Mereka yang lebih tua seperti Eric Bailly dan Alex Telles juga banyak berbicara dengan saya. Bersama mereka, saya berbicara tentang grup dan tim,” tuturnya menambahkan.

Selain itu, Malacia juga memiliki keluarga yang benar-benar mendukungnya untuk bisa menjadi pemain hebat. Bagaimana tidak, ayahnya rela untuk ikut berangkat jauh ke Thailand dan Australia hanya untuk melihat perkembangan kariernya. Inilah yang membuat Malacia bangga dan menyebut ayahnya sebagai inspirasi terbesarnya dalam hidup.

Jika Malacia begitu senang dengan rumah barunya, maka tidak demikian dengan Peter Bosz. Pelatih Olympique Lyon ini tampak masih kecewa karena tidak bisa mendapatkan Malacia yang ditikung oleh United.

Juara Liga Prancis tujuh kali ini sebenarnya sudah mendapat pengganti Malacia yaitu bek kiri Argentina, Nicolas Tagliafico. Ia direkrut dari Ajax yang merupakan klub tempat Bosz pernah melatih pada 2016-2017.

Kehadiran Tagliafico sebenarnya cukup untuk menutupi kekecewaan mereka mengingat pengalaman pemain berusia 29 tahun tersebut. Sayangnya, Bosz sepertinya masih ngarep untuk bisa membawa Malacia.

“Saya senang Tagliafico datang. Satu lagi pemain untuk jangka pendek. Pengalaman menjadi keunggulan dia tapi Malacia lebih muda. Malacia memiliki lebih banyak nilai terutama untuk jangka panjang dan karena itulah kami melihat dia lebih baik bermain untuk klub ini,” tutur Bosz.

Melihat betapa ngotonya Bosz yang masih mengharapkan Malacia membuktikan kalau pemain kelahiran 17 Agustus ini benar-benar pemain yang memiliki kualitas. Semoga saja kualitas itu bisa ditunjukkan dengan baik pada musim ini mengingat ia sudah menunjukkan penampilan yang oke selama pra-musim.