United In Focus

Mimpi buruk datang menghampiri Manchester United di pertandingan ketiga mereka di Premier League. Kali ini bentuk mimpi buruknya adalah kalah dibantai oleh tim tamu yang bertandang ke Old Trafford. Ya, pasukan Setan Merah kalah 6-1 dari Tottenham Hotspur.

Kekalahan ini mengagetkan banyak orang. Dan salah satu pemain United, Luke Shaw, mengakui bahwa ia dan semua rekannya yang berada di atas lapangan pantas untuk disalahkan. Hasil pertandingan itu sangat memalukan. Meskipun di satu sisi United mencetak gol lebih dulu melalui penalti Bruno Fernandes.

Tapi sayangnya, kesalahan yang panjang dan pertahanan yang rapuh harus membuat United tunduk tak berkutik. Mereka harus menerima kalau gawangnya dijebol enam kali oleh Spurs. Tim asal London tersebut bahkan berhasil menyamakan kedudukan dan memimpin laga hanya dengan interval waktu tujuh menit.

Melihat hal ini, Luke Shaw langsung berani mengatakan kalau dirinya mengambil tanggung jawab atas kekalahan tersebut. Ia mewakili semua rekan satu timnya dan menyatakan bahwa saat ini tim United memang tidak tampil mendekati level yang seharusnya.

“Saya pikir, siapa pun yang pernah ada di atas lapangan, kapan pun itu, apa pun garis skornya, para pemain harus berani bertanggung jawab. Kami diberi taktik sebelum pertandingan, dan tanggung jawab yang perlu dilakukan para pemain adalah bermain baik sesuai taktik itu,” ungkap Luke Shaw dikutip dari MEN Sports.

“Tetapi saya pikir ketika Anda berada di lapangan, manajer hanya dapat memberikan saran dan apa yang dia pikirkan. Maka kami adalah pemain yang akan mengeksekusi saran itu karena ada di lapangan. Kami membutuhkan saran dan arahanya. Dan manajer pasti memiliki standar yang sangat tinggi.”

“Para pemain yang Uniyed miliki di sini memiliki kualitas itu, tetapi saya pikir itu belum terlihat. Kami harus melihat diri kami sendiri di cermin bukan sebagai individu, melainkan sebagai tim secara kolektif. Karena kami tidak berada di level yang seharusnya saat ini.”

Luke Shaw mungkin beruntung karena ia tidak menerima kartu merah setelah tekel kerasnya kepada Lucas Moura. Menanggapi ini, ia kemudian menjelaskan tidak ada yang bisa diambil pelajarannya selain hasil dari pertandingan. Hasil yang begitu menyakitkan bagi setiap pemain yang bermain di atas lapangan.

“Saya pikir, kurangnya konsentrasi dan kecerobohan adalah kesalahan utama. Kemudian kesalahan demi kesalahan lain, dan bahkan lebih banyak kesalahan di lini belakang telah memberi mereka (Spurs) peluang dan gol. Kartu merah memang memperburuk keadaan, tetapi saya pikir bahkan sebelum itu, kami memang sudah kewalahan,” pungkas Shaw.

“Benar-benar menyakitkan. Klub seperti Manchester United seharusnya tidak kalah. Kalah dengan cara ini dan cara seperti ini benar-benar menyakitkan. Agak memalukan karena saya merasa kami telah mengecewakan banyak orang hari ini. Tentu saja, kami juga mengecewakan diri sendiri, kami mengecewakan staf dan itu benar-benar menyakitkan.”

Empat dari enam gol Tottenham Hotspur terjadi setelah kartu merah Anthony Martial di babak pertama. Namun United sendiri bermain jauh dari yang diharapkan. Mereka tidak tampil bagus sejak awal. Oleh sebabnya, setelah kartu insiden kartu merah, mereka langsung tertinggal 4-1. Lalu disusul dua gol lagi di babak kedua akibat hal yang sama.

Selain Luke Shaw, gelandang muda Manchester United, Scott McTominay, juga turut memberi pandangannya terkait kekalahan memalukan timnya itu. Ia mengatakan bahwa Solskjaer sempat memberi pesan “perang total” untuk memenangkan pertandingan. Hanya saja sayangnya, pesan itu tidak terlalu berpengaruh lantaran para pemain United sudah begitu “terluka” dalam menanggapi kekalahan di babak pertama.

“Sebelumnya ada pesan untuk menunjukkan beberapa permainan yang baik di lapangan. Semua diminta untuk benar-benar menunjukkan diri sebagai pemain Manchester United. Bukan untuk menghindar, bertahan, atau tidak melakukan tekel apa pun. Tapi untuk ‘perang total’,” tegas McTominay dikutip dari MEN Sports.

“Namun itu sangat sulit, kami sudah lebih dulu ‘terluka’, sehingga akibatnya mengubah suasana di ruang ganti. Pesan itu tidak mudah diterapkan sama sekali. Tekanan untuk bermain di level tertinggi setiap minggu sangatlah besar. Jadi jika Anda ingin mengambil tanggung jawab itu dan bermain di level tertinggi, maka Anda harus menunjukkan bahwa Anda mampu bermain baik di lapangan.”