Jose Mourinho, yang hampir membawa MU menang atas Chelsea, menyatakan kalau dirinya merasa sakit hati dengan kritik-kritik yang selama ini menerpanya.

Terlepas dari itu, kemenangan dramatis United atas Newcastle dengan skor akhir 3-2, telah membuat Mourinho meledakkan semua emosinya pasca pertandingan. Dan ini merupakan salah satu sinyal bahwa selama ini, ia sudah menahan rasa sakit hati atas semua kritik yang menerpanya di sepanjang musim ini.

Namun, saat ini United mendekam di posisi ke-10, turun dua posisi setelah sempat berada di posisi kedelapan, posisi yang sebenarnya telah menyebabkan kritik keras terus-terusan datang menerjang perasaan Mourinho. Bahkan, salah satu kritik menyebut bahwa pertandingan melawan Chelsea pada akhir pekan lalu akan menjadi laga penentu dipecat atau tidaknya Mourinho dari United.

“Itu adalah berita utama pra-pertandingan yang mempengaruhi beberapa pemain saya di paruh pertama pertandingan itu. Meski saya pikir para pemain di akhir pekan tinggal di rumahnya sendiri, tapi pemberitaan ini mengganggu situasi kami,” tutur Jose Mourinho dilansir dari Sky Sports.

“Saya pikir para pemain ketika mereka bangun di pagi hari, dari apa yang mereka baca di internet dan di sosial media sosial, saya piker berita pra-pertandingan itu adalah hal yang tidak mudah bagi mereka.”

“Maka untuk mengatasinya, yang bisa saya lakukan adalah memberi tahu mereka bahwa semua itu adalah masalah saya. Karena saya adalah pelatih, dan saya akan membiarkan mereka menikmati sepakbola mereka seperti yang mereka lakukan ketika melawan Newcastle.”

Namun kendati begitu, itu tidak berarti pria berusia 55 tahun itu tidak terpengaruh sama sekali secara pribadi di atas rumor-rumor mengenai masa depannya di klub. Karena sebenarnya, Mourinho sudah muak dan setidaknya merasa sakit hati dengan semua pemberitaan itu.

“Saya tidak senang. Sejujurnya saya sakit hati dan tidak bahagia. Tapi jika seseorang harus menjadi lelaki seperti itu, saya lebih memilih untuk mengorbankan diri saya sendiri daripada harus para pemain saya yang merasakannya. Ya semua berita itu mengganggu saya, karena saya juga adalah pria yang seperti Anda,” ungkap Mourinho tentang sakit hatinya setelah banyak dikritik.

Jika ditanya jenis berita seperti apa yang tidak mengganggu Mourinho? Pasti jawabannya adalah tidak ada. Pasalnya, semua ini sudah merupakan hal yang sering ia terima. Apalagi bila mengingat catatannya kala masih sebagai manajer United di Stamford Bridge, ketika dengan kalimat I’m the Special One‘ saja telah membuatnya menjadi sorotan media di awal kariernya di Inggris.

“Saya tidak pernah sekalipun merasa tidak terganggu. Ya, sama sekali tidak pernah. Saya pun tidak pernah merasa menang saat United melawan Newcastle, ataupun merasa lebih baik di atas Chelsea. Dan begitulah. Saya selalu terus-terusan menjadi objek atas apa yang saya lakukan,” tandas eks pelatih Inter Milan dan Real Madrid itu.

 

Sumber: Sky Sports, Mirror.co.uk