Sebagai seorang pelatih, Jose Mourinho termasuk dalam daftar pelatih papan atas dunia yang telah menuai banyak kesuksesan. Puluhan trofi sudah dimenangkannya bersama bersama lima dari tujuh klub sepakbola di empat negara yang pernah dibesutnya.

Total ada 25 piala yang diraihnya selama 18 musim melakoni profesi sebagai pelatih, setelah pensiun sebagai pemain pada 1987 yang hanya dinikmatinya selama tujuh tahun saja. Menariknya, Mourinho pun sudah pernah merasakan juara liga domestik di empat negara yang pernah disinggahinya untuk menukangi klub-klub lokal tersebut.

Pelatih yang kini berusia 55 tahun itu mengawali kesuksesannya bersama klub tanah kelahirannya di Portugal, FC Porto, dengan meraih tiga trofi sekaligus; Liga Portugal, Piala Portugal, dan Piala UEFA pada debutnya di musim 2002/2003. Itu merupakan tahun ketiga dalam karier kepelatihannya, sejak memulainya bersama Benfica pada 2000, yang berlanjut ke Uniao de Leiria, masih di Portugal pada 2001. Musim berikutnya, Mourinho pun berhasil mengangkat trofi bergengsi antar klub Eropa, Liga Champions, setelah kembali menjuarai liga domestik musim itu, sebelum hijrah ke Chelsea di Inggris.

Makanya, tidak heran jika banyak pihak yang mengagumi Mourinho. Mulai dari para pemain yang menaruh hormat, hingga rekan sesama pelatih yang banyak menjadikan  pria kelahiran Setubal, Portugal, 26 Januari 1963 tersebut sebagai sumber inspirasi. Mantan anak asuh Mourinho, yang juga pemain legendaris Argentina, Hernan Crespo pun sependapat jika sosok sang pelatih telah banyak menginspirasi manajer lainnya, terutama dalam bersikap, baik di dalam maupun di luar lapangan. Dia pun memuji Mourinho sebagai sosok manajer yang berbeda dari kebanyakan pelatih dunia lain.

“Setelah kehadiran Mourinho, saat ini mulai banyak manajer yang berubah. Mereka pun mengubah bagaimana cara mereka berbicara dalam konferensi pers dan cara mereka dalam bersikap. Semua berubah.”

“Pada saat itu, kami memahami, manajer tidak hanya menentukan sebelas pemain yang akan diturunkan. Mereka harus memahami segala hal yang ada di sekitarnya. Ini tentang hubungan Anda dengan para pemain, staf, dokter dan media. Mourinho memahami semua itu,” ungkap Crespo saat berkomentar tentang sosok Mourinho, belum lama ini, seperti dikutip dari Goal Internasional.

“Dia sangat jelas dengan semua orang. Dengan fans, media massa, para pemain, dan pemilik klub. Saya paham, ini lebih dari sekedar tentang menurunkan starting eleven. Mourinho lebih dari itu,” tambah pria berusia 42 tahun yang dulu bermain sebagai penyerang, baik di level klub maupun di tim nasional Argentina era 1990-an dan 2000-an itu.

Crespo pernah merasakan sentuhan tangan dingin Mourinho saat keduanya bekerja sama di Chelsea dan Inter Milan. Ketika itu, dia bermain di Chelsea pada 2003-2008, di mana sang pelatih bertugas dalam periode pertamanya pada 2004-2007.

Namun, mereka sempat berpisah ketika Mourinho meminjamkan Crespo ke AC Milan pada musim 2004/2005, dan lalu ke Inter selama dua musim sejak 2006. Meski begitu, keduanya pernah sama-sama mengangkat trofi ketika memenangkan Community Shield 2005 dan Premier League Inggris 2005/2006.

Pada musim itu, pemain yang juga pernah memperkuat River Plate, Parma, Lazio, dan Genoa tersebut jadi salah satu andalan Mourinho di lini depan, dan sukses menyarangkan 13 gol dalam 42 penampilan, dari total 25 gol dalam 73 laga selama dua musim penuh bersama Chelsea.

Ketika status Crespo dipermanenkan pada 2008 dalam periode keduanya bersama Inter setelah dua musim jadi pemain pinjaman dari Chelsea, Mourinho sudah sebulan lebih dulu diresmikan sebagai pelatih baru. Mereka kembali bekerja sama.

Meski hanya semusim, keduanya berhasil meraih dua trofi; Piala Super Italia 2008 dan scudetto Serie A Italia 2008/2009. Sayang, saat Mourinho mencatat prestasi treble winners musim 2009/2010, Crespo sudah menyeberang ke Genoa setelah kontraknya tak diperpanjang; dan lalu pensiun pada akhir musim 2011/2012 setelah sempat kembali ke Parma.

Kini, Manchester United beruntung bisa mendapatkan jasa Mourinho sejak musim panas 2016 lalu. Pada musim perdananya, pelatih yang juga pernah menukangi Real Madrid itu sukses menunjukkan kelasnya dengan langsung menggondol tiga trofi; yakni Community Shield, Piala Liga Inggris, dan Liga Europa.

Sementara Crespo sempat mengikuti jejak sang pelatih dengan membesut klub asal Italia, Modena FC pada musim 2015/2016 yang saat itu bertarung di Serie B; setelah setahun sebelumnya melatih tim U-19 Parma. Sayangnya, dia tak bertahan lama dan dipecat pada Maret 2016. Pada Juni 2017, pemilik baru Parma dari China memberi kepercayaan pada Crespo sebagai wakil presiden klub.