Romelu Lukaku sempat digadang-gadang akan jadi penyerang andalan Manchester United penerus bomber gaek Zlatan Ibrahimovic, setelah direkrut pada musim panas 2017 lalu. Ketika didatangkan dari Everton dengan biaya selangit mencapai 75 juta paun, dia berstatus sebagai runner-up pencetak gol terbanyak Premier League Inggris musim sebelumnya dengan koleksi 25 gol; hanya kalah empat gol dari striker Tottenham Hotspur Harry Kane. Selain itu, Lukaku juga jadi pencetak gol terbanyak Everton di semua kompetisi dengan menyarangkan total 26 gol pada musim 2016/2017 tersebut.

Ketika baru mendarat di Old Trafford, pemain 24 tahun itu memang menunjukkan ketajamannya dengan membukukan sejumlah gol dalam beberapa pertandingan United di awal musim. Lukaku mencetak tujuh gol dalam tujuh laga awal liga domestik; hanya sekali absen mencetak gol di laga pekan ketiga kontra Leicester City. Total 11 gol yang disarangkannya dalam 10 pertandingan di semua kompetisi hingga akhir September 2017. Namun, setelah jeda internasioal di awal Oktober 2017, ketajaman Lukaku sepertinya mulai luntur. Sang bintang andalan pun sedang paceklik gol.

Bayangkan saja, dalam 14 pertandingan yang dijalaninya di semua ajang hingga pertengah Desember 2017 ini, bintang tim nasional Belgia itu hanya mampu menceploskan dua gol ke gawang lawan. Bahkan, sejak terakhir mencetak satu gol ke gawang Newcastle United pada laga pekan ke-12 liga domestik, pertengahan November 2017 lalu, hingga kini sudah empat pertandingan yang dilaluinya tanpa membukukan satu gol pun; setelah sebelumnya juga melewati catatan yang sama. Padahal, Lukaku sendiri tidak tergantikan dalam line-up United di Premier League, dan selalu bermain penuh.

Melihat statistik ketajamannya sejauh ini, tak salah jika kritikan demi kritikan pun sekarang seperti tak berhenti dialamatkan pada Lukaku. Terbaru, pencetak gol terbanyak sepanjang sejarah Premier League, Alan Shearer malah mempertanyakan banderol mewah pemain kelahiran Antwerp, Belgia, 13 Mei 1993 itu.

Legenda sepakbola Inggris dan Newcastle itu menilai performa Lukaku masih belum mencerminkan nilai yang telah dikeluarkan The Red Devils saat merekrutnya. Bahkan, Shearer juga menyebut sang pemain gagal menghadirkan dampak besar dalam laga Derby Manchester pekan lalu.

“Lukaku terlihat kurang percaya diri, dua gol dari 14 laga, namun dengan penjagaan bola dan servis yang diterimanya, dia buruk. Segalanya tampak seperti sedetik atau dua detik terlalu lambat dan momennya untuk berpikir hilang. Dia tak melakukan banyak hal, dan saya benci mengatakan untuk menjustifikasi banderolnya. Tak ada satu pun yang menanyakan pertanyaan ini di awal musim ketika Lukaku mengemas 11 gol dari 10 laga awalnya. Tidak ada pertanyaan untuk Mourinho, apakah dia mengembangkan Lukaku,” ungkap Shearer seperti dilansir oleh Goal Internasional, belum lama ini.

Sebelumnya pada akhir November 2017 lalu, legenda Arsenal Martin Keown juga mengkritik Lukaku. Bahkan ketika itu, dia meminta manajer Jose Mourinho untuk mencadangkannya dalam laga kontra Watford, Rabu (29/11/2017) dini hari WIB.

“Jika Jose ingin agar Romelu kembali tajam, dia harus membuat rekrutan 75 juta paun-nya itu mencapai titik didih. Saya tidak sedang membicarakan reaksinya dengan pemain lawan di kotak penalti, melainkan penampilannya. Mungkin sekarang adalah waktunya untuk mencadangkan dia melawan Watford,” kata Keown pula kepada Daily Mail.

Bahkan, mantan bek tim nasional Inggris itu pun menyebut Lukaku hanya seperti ‘kucing manis’, jauh berbeda dengan sang senior, Zlatan yang sering mengibaratkan dirinya seperti seekor singa.

“Saya menyebut Lukaku sebagai ‘pussycat’, padahal United menginginkan seekor singa [seperti Zlatan]. Ini adalah tentang bagaimana Anda membuat Lukaku ke tahap itu. Dia dibeli untuk memimpin barisan depan dan mencetak gol demi memenangkan gelar. Tapi itu tidak terjadi saat ini,” pungkas Keown.

Lukaku sendiri tetap dimainkan sebagai starter di laga itu, namun dia memang gagal mencetak gol. Sementara di laga Derby Manchester, Lukaku pun turut disebut sebagai biang kerok kekalahan tim Setan Merah, terutama ketika bola sapuannya justru memudahkan bek Manchester City Nicolas Otamendi mencetak gol kemenangan timnya.

Usai pertandingan itu, legenda United Gary Neville pun ikut menyampaikan kritik terhadap performa juniornya tersebut, yang dinilainya mengalami penurunan. “Kalian bisa melihat dia hari ini dan dia kepayahan. Saya bukan sekadar membicarakan kepayahan karena dia melewatkan sebuah kesempatan, dia terlihat kepayahan di pertandingan dan tidak percaya diri di lapangan,” ucap Gary pula dilansir Sky Sports.

Jika Lukaku tak segera menaikkan lagi levelnya, maka bukan tidak mungkin posisinya di lini depan akan mulai tergusur secara perlahan.