Bermain untuk tim utama Manchester United merupakan cita-cita bagi para pemain yang saat ini sedang menimba ilmu di akademi. Sodoran kontrak profesional menjadi langkah awal bagi mereka untuk menggapai impian tersebut.

Itulah yang saat ini dirasakan oleh Noam Emeran. Pemuda 17 tahun ini tidak menyangka kalau Senin (25/11) kemarin, ia mendapat kontrak profesional pertamanya dari Setan Merah. Hal ini membuat peluang untuk melangkah ke tahapan yang lebih tinggi lagi terbuka sangat lebar.

Sebenarnya, pemberian kontrak pro kepada Noam bisa dibilang merupakan sebuah perjudian. Pasalnya, si pemain belum pernah tampil dalam laga-laga U-18 pada musim ini. Ia masih harus menjalani pemulihan cedera yang ia derita sebelum musim bergulir. Namun kontrak pro ini menandakan betapa United menilai tinggi bakat pemain yang direkrut dari Amiens tersebut.

Pihak klub sebenarnya ingin merekrut Noam pada awal tahun 2019. Namun usianya yang saat itu baru 16 tahun membuat United mau tidak mau harus menunggunya hingga September (si pemain berulang tahun pada 23 September). Sembari menunggu, United mendapat pesaing dalam diri PSG, dan Juventus yang sama-sama ingin menggaet Noam. Namun berkat bantuan keluarganya dan juga Wayne Rooney, ia akhirnya memilih untuk masuk Manchester United

“Setelah berbicara dengan kelurga saya, saya merasa kalau memilih Manchester United merupakan pilihan yang tepat untuk membantu saya mencapai tingkat atas. Sekarang terserah saya untuk melakukan pekerjaan dan mencapai impian saya,” tuturnya.

“Wayne Rooney memberi tahu saya kalau baik buruknya pilihan karier seseorang ditentukan dari tekadnya. Sejak saat itu, saya sadar kalau saya harus menuntut diri saya sendiri.”

Noam lahir di Paray le Monial di Prancis timur pada 2002. Ia lahir dari pasangan ayah yang berasal dari Guadelope dan ibu berasal dari Rwanda. Ia memulai kariernya bersama FC Brussels di Belgia sebelum bergabung dengan L’Entete Sannois Saint-Gratie, kesebelasan yang bermain pada level tiga Prancis. Ia lalu pindah ke Amiens yang berada di Ligue 1. Sejak saat itu, talentanya mulai diminati banyak klub meski ia belum pernah bermain untuk tim utama.

Satu penampilan apik Noam muncul dalam ajang Piala Gambardella, kompetisi nasional untuk tim muda Prancis. Pada pertandingan melawan Quevilly, ia mencetak hat-trick. Akan tetapi, ia gagal membawa Amiens menjadi juara karena kalah pada adu penalti. Sesuatu yang membuatnya menangis pada saat itu.

“Saya jelas tidak bahagia karena kalah. Mungkin saya puas pada keberhasilan individu tetapi pada tingkat kolektif hal itu mengecewakan karena saya seharusnya melakukan hal yang lebih banyak daripada ini. Gambardella adalah piala penting dan itu menyakitkan bagiku untuk kalah,” kata Noam.

Dilansir dari Sky Sports, Noam berposisi sebagai pemain sayap yang beroperasi di sisi kiri. Gelandang Manchester City, Leroy Sane, merupakan pemain favoritnya. Ia mengaku terinspirasi dari pemain timnas Jerman tersebut. Selain itu, ia juga mengagumi sosok lain seperti Anthony Martial, Neymar, dan Gael Kakuta.

“Dia adalah pemain denan kaki kiri yang bagus, kaki kiri yang ajaib. Dia tahu cara menggiring bola dengan penuh keanggunan, efisiensi, dan gayanya tersebut membuat namanya dicari-cari klub besar,” tutur laporan pertandingan Piala Gambardella.

Jika melihat atribut yang dimiliki serta pemain favoritnya, maka bisa dibilang kalau Noam adalah pemain yang mengandalkan kecepatan dan kemampuannya dalam hal menggiring bola. Sesekali mungkin ia akan melakukan trik untuk menipu lawannya. Semoga saja, ia bisa kembali bermain untuk tim U-18 agar ia bisa memenuhi harapannya untuk bermain bersama tim utama.