Foto: Bleacher Report

Ternyata, manajer Manchester United Ole Gunnar Solskjaer telah merinci apa yang ia rencanakan kepada Ed Woodward hanya beberapa minggu setelah menggantikan Jose Mourinho. Dengan posisi yang masih berstatus sebagai manajer sementara, waktu itu Solskjaer memberanikan diri untuk memberikan presentasi rencana jangka panjang secara detil kepada CEO klub sebagai jaminan bahwa dirinya serius melatih Setan Merah.

Itu semua terjadi saat Ed Woodward mengunjungi kantor pelatihan Ole Gunnar Solskjaer hanya beberapa hari setelah memecat Jose Mourinho. Ketika kedua pria itu mengobrol dan berbicara panjang tentang arah tim Manchester United ke depannya, Solskjaer tiba-tiba memainkan kartu asnya di depan mata Ed. Kala itu Ed sontak terkejut dengan apa yang dilihatnya.

Ternyata, Solskjaer telah membuat flip chart dengan gambar formasi United, nama, dan beberapa tanda tanya di setiap posisi. Flip chart tersebut kurang lebih adalah sebuah visi tentang bagaimana Solskjaer akan menciptakan United versinya di masa depan. Hal ini membuat Ed Woodward terpikat.

Oleh sebab itu, ketika bersiap merayakan 12 bulan berada di kursi manajer United pada tengah pekan lalu, Ole Gunnar Solskjaer merefleksikan semua cerita ini di depan publik. Ia juga mengatakan bahwa waktu itu adalah waktu di mana semua hal menjadi penting untuknya, dan tidak ada lagi pengalaman yang mengesankan ketika ia mengawali kariernya memimpin United di lapangan.

“Saya selalu memiliki visi tentang bagaimana saya ingin melihat United dalam 18 bulan, atau ketika musim 2021/2022 dimulai. Mungkin kami perlu beberapa jendela transfer sebelum itu, tetapi saya menetapkan rencana jangka panjangkepada Ed dalam beberapa minggu ketika saya datang ke sini. Saya sudah pengalaman, dan saya bukan tipe orang yang mempresentasikan sesuatu lewat iPad atau powerpoint,” ujar Solskjaer dikutip dari Mirror.

“Bagi saya rencana itu harus ditulis dengan baik secara detil. Iya harus iya, tidak harus tidak. Pemain, celah, dan kekurangan. Semua yang saya tulis saat itu, satu atau dua hal telah berubah sekarang. Ed sudah tahu sejak awal apa yang saya pikir dibutuhkan klub ini. Saya sudah menonton banyak pertandingan. Saya memiliki gagasan yang jelas tentang seperti apa tim United seharusnya. Saya telah menjadi bagian dari tim United, dan saya ingin kembali ke tradisi menyerang.”

“Sepakbola yang cepat dan menyerang dengan kecepatan, kekuatan, dan kepribadian, harus ada di luar sana. Itulah yang harus kami lakukan. Saya bisa melihat buah dari apa yang kami lakukan. Benih-benih yang kami tanam mulai muncul. Jelas kami mungkin tidak unggul di setiap lini, tetapi itu bisa dibenahi lewat jendela transfer Januari ini, atau mungkin lewat jendela transfer musim panas. Kami akan memperkuat semua aspek. Kami akan memasukkan pemain hebat ke dalam tim ini.”

Kemenangan berturut-turut United atas Spurs dan Manchester City, dan juga ditambah pertandingan Europa League melawan AZ Alkmaar, telah memulihkan faktor perasaan baik di Old Trafford setelah awal yang buruk di musim ini. Menyikapi hal ini, Solskjaer berkata bahwa semua itu adalah hasil dari perubahan budaya ruang ganti, yang mengubah semangat para pemain untuk bisa lebih rela berjuang di atas lapangan.

“Anda melihat setiap hari dari sekarang bahwa para pemain United tidak membutuhkan operasi perubahan besar. Terkadang mereka hanya membutuhkan obat dosis kecil supaya bisa berada di jalur yang benar. Saya bukanlah tipe yang akan menyuruh Anda menarik berat badan Anda atau menggeser tubuh Anda ketika sedang berlatih. Saya tidak selalu seperti itu. Saya hanya perlu mengubah budaya ruang ganti,” ungkap manajer asal Norwegia tersebut.

Namun, bisa dibilang kesuksesan terbesar Solskjaer saat ini adalah mengembalikan rasa persatuan yang ada di masa Sir Alex Ferguson dulu ketika United adalah sebuah keluarga yang harmonis. Karena, setelah meninggalkan perannya sebagai super sub pada tahun 2011 dan kembali lagi ke Old Trafford tujuh berselang, pria berusia 46 tahun itu mengakui bahwa ia merasa tidak disukai akibat tidak menerapkan apa yang Fergie pernah lakukan di sana.

“Saya pernah berada di sini, dan sejak saya pergi, saya tidak pernah merasa bahwa saya bisa masuk dengan mudah atau langsung disukai. Sehingga penting rasanya untuk mengubah suasana hati. Ini semua tentang menjadi bagian dari keluarga. United adalah sebuah keluarga. Tidak masalah jika Anda berposisi sebagai tukang cuci piring, staf, atau pemain sekalipun, di sini semuanya adalah keluarga. Kami adalah satu tim, yang selalu bersatu,” tandas Soslkjaer.

“Sekarang saya sudah mendapatkan konfirmasi lebih lanjut tentang hal itu. Saya adalah mantan pemain yang kembali, tapi selama ini saya belum pernah ke sini selama bertahun-tahun. Saya merasa seperti baru kemarin saya pernah memiliki Patrice Evra dan Anderson. Saya merasa seperti masih bersama Berba (Dimitar Berbatov), Nemanja (Vidic), Rio (Ferdinand) dan Roy Keane. Mereka semua seolah ada di sini kemarin. Itu karena rasa kekeluargaan di sini begitu kental.”

 

Sumber: Mirror