Ada kabar mengejutkan tersebar soal situasi pemain bintang Manchester United, Paul Pogba. Dikabarkan bahwa pemain asal Prancis itu secara tersirat memberikan ultimatum kepada Ed Woodward untuk membuat spekulasi tentang masa depannya di Old Trafford.

Mengatakan hal tersirat mungkin telah menjadi keahlian lain dari Paul Pogba. Karena benar saja, tepatnya pada bulan lalu, Pogba mengatakan situasi yang dialaminya di Old Trafford –dengan perkataan tersirat– untuk pertama kalinya dalam hampir satu tahun kebelakang di depan para wartawan. Dan hal seperti ini memang pantas untuk ditunggu-tunggu.

“Ada hal-hal yang tidak bisa saya katakan, kalau saya mengatakannya tidak sesuai dengan ketentuan, saya akan didenda,” jawabnya ketika ditanya oleh wartawan dengan pertanyaan ‘apakah ia senang berada di United atau tidak’.

Tak mengerankan jika persoalan ini tampak langka sekali. Mengingat sebelumnya juga sempat ada kesempatan untuk mempertanyakan soal rumor ‘keretakan’ hubungannya dengan Jose Mourinho dan tentang kepindahannya ke Barcelona, namun kedua pertanyaan itu tidak dijawab oleh Pogba.

Sekarang, hampir sebulan kemudian, ketika penampilannya di lapangan sudah kembali menjadi perhatian publik, pemain berusia 25 tahun itu sudah lebih sedikit terbuka perihal situasi peliknya di Manchester United.

“Masa depan saya saat ini di Manchester, dan saya juga masih memiliki kontrak. Saya masih bermain disini saat ini. Akan tetapi, siapa yang tahu apa yang akan terjadi dalam beberapa bulan ke depan,” tutur Pogba saat bersama timnas Prancis untuk melakoni pertandingan jeda Internasional.

Pernyataan yang ia lontarkan ini belum selesai. Ketika Pogba ditanya tentang hubungannya yang ‘tegang’ dengan Mourinho, ia menjawab dengan menganggukkan kepala, dan jawaban dengan bahasa tubuh itu akhirnya menjawab semuanya.

“Kami memiliki hubungan yang murni antara pelatih dan pemain, itu benar. Satu hal yang dapat saya jamin adalah saya akan selalu memberikan 100 persen yang terbaik. Tidak peduli dengan pelatih mana, yang jelas saya selalu memberikan segalanya untuk United. Saya tidak bisa mengatakan lebih banyak lagi dari hal ini,” jelas Pogba.

Padahal biasanya, pemain sepakbola akan memberikan jawaban diplomatik ketika ditanyakan pertanyaan semacam ini.  Karena sejatinya tidak etis untuk berbicara tentang hubungan personal antara pemain dan pelatih di dalam satu klub yang seringkali menimbulkan respon konflik internal setelahnya.

Di sisi lain, isu kepindahannya ini semakin memanas dengan berbagai respon yang muncul dari dua pemain Barcelona seperti Gerrard Pique dan Luis Suarez, yang juga turut mengomentari persoalan Paul Pogba di Manchester United.

Komentar dari Pique misalnya, yang mengatakan jika ia akan sangat senang melihat Pogba berseragam Barca. Atau komentar Suarez, yang mengatakan jika Pogba mungkin ingin bersaing untuk meraih lebih banyak trofi dari yang ia dapatkan sekarang, dan ia akan selalu disambut baik di Barcelona. Tak mengherankan kalau ini merupakan situasi yang kompleks bagi Ed Woodward dalam menanggapi dan membuat spekulasi terhadap isu ini.

Selain itu, hal semacam ini merupakan taktik yang tidak terlalu halus, dan mungkin bagi United, mereka mengharapkan lebih banyak hal positif soal masa depan Pogba sampai setidaknya akhir musim ini, ketika semuanya jelas hanya akan merancu pada dua cara, yaitu membuat Pogba tetap di Old Trafford atau melepaskannya ke klub lain.

Tim berjuluk The Red Devils itu juga merasa benci bila kehilangan Pogba. Pasalnya United sendiri sudah menderita ‘rasa malu’ karena harus membayar biaya yang menjadi rekor dunia untuk membawa pulang pemain lulusan akademinya itu yang pada awal kepergiannya dihargai dengan gratis ke Juventus. Jelas sekali saat ini United tidak mau kehilangan ‘lagi’ aset berharganya itu.

Dengan hampir tiga tahun tersisa di kontraknya, dan dengan ditambah opsi memperpanjang kontraknya untuk 12 bulan berikutnya, bisa dibilang, United bisa mendapatkan bayaran hingga 200 juta euro. Harga yang sama seperti yang dibayarkan PSG untuk Neymar pada musim panas tahun lalu. Tetapi yang jelas, tidak ada yang tau seperti apa nanti kedepannya.

Keadaan ini mirip seperti saat Sir Alex Ferguson mengatakan bahwa ia ‘kecewa’ dengan wakil ketua eksekutif United terdahulu, David Gill, yang setuju untuk menjual Cristiano Ronaldo ke Real Madrid dengan mahar hanya 80 juta euro pada 2009. Pria asal Skotlandia itu merasa jika Florentino Perez sebenarnya akan membayar hampir dua kali lipat dari jumlah tersebut.

Namun Gill tidak setuju. Ia merasa takut klubnya bisa ditinggalkan pemain yang tidak ingin bermain untuk mereka dan sedangkan nilai transfernya menjadi murah meski sang pemain tetap menetap di klub lebih lama lagi. Dan sama halnya dengan Pogba, saat itu Ronaldo masih memiliki tiga tahun tersisa di kontraknya.

Persoalan ini semakin menuntut para manajemen klub, dan terutama si penerus Gill, Ed Woodward, dalam membuat sebuah keputusan besar untuk masa depan Paul Pogba di Old Trafford. Dan selain itu, sebuah pertanyaan besar pun muncul ke permukaan, ‘di saat popularitas Mourinho menurun, dan tensi isu kepindahan Pogba terus menaik, sisi mana yang harus lebih diprioritaskan manajemen klub untuk membenahi konflik internal yang ada diantara keduanya?’

 

Catatan redaksi: Kutipan diambil dari Manchester Evening News