Foto: AS Football

Mantan striker Liverpool Luis Suarez pernah dinyatakan bersalah setelah ia melakukan pelecehan rasial terhadap bek Manchester United Patrice Evra. Hal itu terjadi selama pertandingan antara pasukan The Reds vs Setan Merah di Anfield pada 2011. Dalam kenangannya, Patrice Evra mengungkapkan jika ia berdebat dengan Luis Suarez selama sidang pengadilan.

Selain itu, striker asal Uruguay tersebut juga lalu didakwa oleh FA atas komentar yang dibuatnya selama pertandingan di Anfield pada Oktober 2011 tersebut. Hanya saja sayangnya, ternyata selama sidang Suarez kerap berbohong tentang apa yang ia katakan kepada Evra.

Bek United itu lalu menjelaskan kalau Suarez telah mengatakan kepadanya selama pertandingan, “jangan sentuh saya, saya tidak berbicara dengan niga”, dan ia melaporkan komentar itu kepada wasit Andre Marriner dan kepada Sir Alex Ferguson setelah pertandingan. David de Gea, yang turut mendengar pembicaraan itu, membenarkan apa yang telah dikatakan Evra.

Pada bulan Desember 2011 Suarez kemudian dinyatakan bersalah karena melecehkan ras Evra. Ia dilarang bermain selama delapan pertandingan dan didenda 40.000 paun. Tetapi Evra masih sangat kesal dan terus membongkar bahwa Suarez pandai mengelak. Ia seolah mengaku mencoba memanggil Evra sebagai temannya dengan sapaan warna kulitnya itu.

“Ketika kami pergi ke persidangan dengan Luis Suarez dan dia mulai berbohong dan mengatakan ketika dia mengatakan ‘niga’, itu berarti adalah ungkapan ‘teman’. Saya berkata; ‘Itu bukan nama saya. Ibu saya memberi saya nama, bukan warna’. Saya tahu bahwa, di Amerika Selatan, ketika beberapa suporter melihat pemain hitam mereka akan memanggilnya ‘niga’,” ungkap Evra di podcast UTD.

“Kadang-kadang itu bagus, tapi kadang juga tidak baik. Bagaimanapun, nama saya bukan ‘hitam’, tapi Patrice. Jadi kami berdebat, tetapi Sky memiliki rekaman yang bagus di mana Anda dapat melihatnya (Suarez) benar-benar mengatakannya. Pada akhirnya, dia mengakuinya dan dia dilarang untuk delapan pertandingan, dan dia diberi denda besar.”

“Saya ingat setelah itu, Liverpool memainkan permainan dan mereka semua mengenakan kaus yang bertuliskan ‘mendukung Suarez’. Dia telah dilarang karena pelecehan rasis, telah didenda dan mereka mendukungnya seperti itu. Saya bingung dan kesal melihat respon mereka.”

Ketika Patrice Evra muncul di Sky Night Monday Night Football awal musim ini, di sana dihadirkan Jamie Carragher, dan ia meminta maaf kepada Evra atas reaksi Liverpool saat itu. Kemudian kepala eksekutif Peter Moore mengirim email kepada Evra untuk menawarkan permintaan maafnya sendiri. Evra mengakui bahwa ia “benar-benar tersentuh” ​​oleh gerakan itu. Gerakan yang jauh dari tindakan beberapa suporter Liverpool, yang malah mengirim ancaman kematian ke United untuk bek kiri Prancis tersebut.

“Setelah itu di koran, dan Manchester United sendiri, telah menerima begitu banyak surat ancaman tentang saya. Orang-orang berkata; ‘kami di penjara, kami suporter Liverpool. Ketika kami keluar, kami akan membunuh Anda dan keluarga Anda’. Selama dua bulan, saya diberi keamanan ketat di mana pun saya pergi,” tutur Evra.

“Mereka (para keamanan) tidur di depan rumah saya. Ke mana pun saya pergi, keamanan mengikuti saya. Itu adalah masa yang sulit, tetapi saya tidak takut. Keluarga saya taku. Istri saya dan saudara saya juga takut, tetapi saya tidak. Saya tidak bisa mengerti mengapa orang begitu membenci saya. Mereka tidak tahu yang sebenarnya.”

Pada intinya, insiden antara Patrice Evra dan Luis Suarez ini terjadi ketika mantan kapten United itu menandai dan menjaga Suarez saat tendangan sudut. Dan setelah itu, Evra sangat marah akibat respon yang diberikan Suarez. Sehingga ia berjuang untuk menyembunyikan perasaannya selama sisa pertandingan.

“Wasit datang dan bertanya apa yang terjadi dengan kami berdua. Dia melihat mata saya berubah dan dia bertanya apakah saya baik-baik saja. Saya mengatakan kepadanya bahwa dia melakukan pelecehan ras terhadap saya dan dia berkata: “oke, kita akan bicara setelah pertandingan. Terus mainkan dan jangan lakukan hal konyol ‘,” pungkas eks pemain Juventus itu.

“Saya ingat, selama pertandingan itu, saya berbicara pada diri saya sendiri dan saya berkata; ‘Jika kamu memukulnya sekarang, orang akan melihat Anda sebagai orang buruk’. Orang-orang akan melupakan apa yang dia (Suarez) katakan. Saya berbicara kepada diri saya sendiri; ‘Jangan lakukan… lupakan sejenak opsi itu…’ Karena saya tahu nanti saya tidak akan fokus untuk permainan.”