Eric Dier

Gelandang bertahan Tottenham Hotspur, Eric Dier, jadi salah satu ‘komoditi’ panas di Inggris pada musim panas 2017. Sejumlah klub berupaya untuk meminangnya, termasuk Manchester United yang paling berhasrat mendapatkan tenaga pemain ini.

Manajemen The Red Devils sendiri sudah berkali-kali mengajukan penawaran, karena Jose Mourinho memang sangat menginginkan Dier. United juga sempat mengirim proposal 40 juta paun, dengan gaji mencapai 150 ribu paun per pekan atau lebih banyak 80 ribu paun dari yang diterimanya di Tottenham saat ini, seperti dilansir Daily Telegraph.

Namun, pemilik klub berjuluk The Lily Whites tersebut, Daniel Levy, mengeluarkan kebijakan dengan membanderol Dier sebesar 50 juta paun. United pun dilaporkan siap untuk menaikkan tawarannya sesuai dengan banderol tersebut. Sayang, seperti dikabarkan ESPN, belakangan Tottenham malah menegaskan bahwa pihaknya tak bersedia melepas Dier ke tim Setan Merah yang dianggap sebagai pesaing utama dalam perebutan trofi Premier League Inggris. Selain itu, klub asal London tersebut juga masih menganggap sang pemain sebagai bagian dari rencana mereka pada musim 2017/2018.

Performa pemain 23 tahun itu memang impresif sepanjang musim lalu, dengan jadi salah satu aktor kunci Tottenham yang finish di posisi runner-up Premier League. Itu yang membuat United tertarik untuk mendatangkannya ke Old Trafford.

Baru-baru ini, manajer Tottenham Mauricio Pochettino pun mengaku merasa geram kepada Mouriho saat melihat cara sang kompetitornya tersebut dalam mendekati anak asuhnya. Ketika itu, pada pertemuan kedua tim di Old Trafford pada musim lalu, 11 Desember 2016, Dier dan Mourinho tampak mengobrol dan tertawa bersama usai pertandingan.

Pochettino juga menyebut manajer berjuluk The Special One itu sudah membuat Dier merasa tidak yakin setelah melakukan upaya pendekatan untuk merekrutnya. Gelandang muda sarat kualitas itu ternyata sempat mempertimbangkan ketertarikan dari United, karena ingin bermain secara reguler di lini tengah.

Pasalnya, Tottenham mendatangkan gelandang Victor Wanyama dari Southampton pada musim panas 2016, yang membuat posisinya digeser ke belakang. Dier sendiri memang bisa bermain sebagai bek tengah, dan hingga musim ini beberapa kali dimainkan pada posisi tersebut.

“Saya mengatakan kepada Eric bahwa dia punya kemampuan untuk jadi bek tengah terbaik Inggris, tapi dirinya sendiri harus meyakini itu. Kami menciptakan kondisi baginya untuk berkembang. Tapi dia berhasil menembus tim nasional berkat penampilannya sebagai gelandang bertahan dan bisa mencetak beberapa gol penting.

“Setelah kami merekrut Victor, Eric yang sekarang melihat dirinya sebagai gelandang, merasa kami mengancam posisinya karena kedatangan Victor bisa menghambat perkembangannya,” ungkap Pochettino dalam sebuah kutipan di buku berjudul Brave New World.

“Performanya pun mulai terganggu. Kami bicara banyak belakangan ini, tapi saya merasa dia tidak memberi tahu semuanya. Kemudian saya sekali lagi mencoba untuk memahami mengapa dia tidak bisa mengungkapkannya, dan saya menawarkan diri untuk membantunya apapun masalahnya. Saya tahu bahwa United telah melakukan pendekatan dan Eric jadi tak stabil. United memberi tekanan padanya, meski mereka tak menjanjikan apapun,” kata pelatih berkebangsaan Argentina berusia 45 tahun itu lagi melanjutkan ceritanya dalam buku baru yang dipublikasikan oleh Daily Mail tersebut.

“Dia [Mourinho] menyapa Moussa Sissoko dan memeluk Eric. Mereka melewati saya saat berjalan menuju ruang ganti, tertawa, dan berbicara bahasa Portugal. Mungkin itu adalah taktik yang biasa Jose terapkan, tapi dia membuat Eric berada dalam posisi berkompromi. Anda tidak bisa melakukan itu setelah mengalami suatu kekalahan. Kemudian saya bertanya padanya, ‘Apakah Anda berteman dengan Mourinho?’ Da menjawab, ‘Tidak, tapi saya mengenalnya cukup lama. Saat saya menetap di Portugal, salah satu anak asuhnya melatih saya. Dia selalu menyapa.,” masih dilanjutkan Pochettino.

Dier sendiri memang pernah berada di Portugal selama beberapa tahun ketika dia memulai karirnya, dengan bergabung di akademi Sporting Lisbon sejak 2003 sebelum promosi ke tim senior pada 2012. Dua musim kemudian, barulah pemain bernomor punggung ‘15’ itu kembali ke Inggris saat direkrut Tottenham. Pada Agustus 2016, Dier memperpanjang kontraknya yang berlaku hingga 2021.

“Anda tak akan hengkang karena telah menandatangani kontrak lima tahun bersama kami pada Agustus. Anda berada dalam jajaran pemain dengan bayaran paling mahal di Tottenham pada usia 22 tahun. Anda sangat penting dan bisa menjadi bek tengah terbaik di Premier League. Sejak perbincangan itu, Eric mengaku akan menunggu sampai Jose tak terlihat sebelum ke ruang ganti,” pungkas Pochettino.