Foto: Independent.co.uk

Ole Gunnar Solksjaer sudah dipastikan sebagai manajer tetap Manchester United mulai pada musim 2019/2010 mendatang. Tepat pada 28 Maret 2019 lalu, pria asal Norwegia itu menerima kontrak berdurasi tiga musim dari manajemen tim Setan Merah. Hasil apik 14 kemenangan dari 19 laga sejak dirinya ditunkuk sebagai pelatih interim menyusul pemecatan Jose Mourinho pada bulan Desember 2019 lalu disebut menjadi modal Solksjaer untuk mendapatkan kontrak permanen. Hasil itulah yang membuat manajemen United percaya untuk memberikan kontrak hingga 30 Juni 2022 kepadanya.

Namun anehnya, keputusan United itu malah disesalkan oleh manajer legendaris Sir Alex Ferguson; pelatih yang dulu menangani Solksjaer ketika masih mengabdi untuk publik Old Trafford di era 1990-an hingga 2000-an. Sir Alex disebut-sebut kecewa pada pilihan manajemen mantan timnya tersebut, seperti yang dilansir oleh Daily Mail. Alasannya, pria asal Skotlandia itu menilai seharusnya United mendatangkan Mauricio Pochettino daripada mempermanenkan status Solksjaer. Sir Alex diketahui memang sudah lama tertarik pada bakat pelatih Tottenham Hotspur sejak musim 2014/2015 itu.

Bahkan, pada tahun 2016 lalu sempat dikabarkan bahwa Sir Alex makan siang bersama Pochettino. Meski tidak diketahui tujuannya, namun banyak media yang meyakini sang legenda tengah mencoba menjajaki kemungkinan untuk membujuk pelatih asal Argentina itu pindah ke Old Trafford. Apalagi pada saat itu United tengah mencari sosok pengganti yang tepat untuk Louis van Gaal yang dinilai masih gagal selama dua musim sebelumnya. Beberapa bulan sebelum penandatanganan kontrak Solksjaer pun nama Pochettino kembali dikaitkan dengan United, meski tak pernah ada kata sepakat.

Tidak hanya alasan itu, Sir Alex pun juga disebut-sebut kecewa karena merasa Solksjaer tak pernah memberi penghormatan kepadanya. Pasalnya, sang junior tidak lagi meminta saran atau bantuan kepada mantan pelatihnya tersebut. Salah seorang sumber dekat mengklaim pria berusia 77 tahun itu merasa kecewa dengan perlakuan manajemen United yang dirasakan meminggirkannya dalam membuat kebijakan. Satu-satunya sumber Sir Alex untuk mengikuti situasi di dalam internal United adalah melalui Mike Phelan yang kini menjadi asisten Solksjaer dalam beberapa bulan terakhir ini.

“Sir Alex masih melihatnya sebagai ironi bahwa dia masih menghabiskan waktu untuk memikirkan United meski sudah pensiun. Tetapi dia mencintai United dan sedikit merasa sakit hati karena tidak ada yang meminta pendapatnya,” ungkap sumber dekat tersebut memberikan bocoran.

Sir Alex sendiri meski sudah pensiun sejak akhir musim 2012/2013 silam, hingga kni memang masih tercatat sebagai salah seorang direktur dan brand ambassador dalam manajemen tim United. Namun, sejak kejadiran Solksjaer di bench, rupanya mungkin dia merasa tak dihargai lagi sebagai seorang legenda.

Sebagai informasi, Phelan sendiri merupakan tangan kanan Sir Alex selama menangani United pada masa lalu. Ketika Sir Alex memutuskan pensiun, Phelan pun hengkang seiring dengan David Moyes yang memilih tak menggunakan jasanya. Namun, saat Solksjaer dipanggil ‘pulang’ ke Old Trafford, sosok berusia 56 tahun itu menjadi orang yang pertama kali dipanggilnya untuk membantu. Selang lebih sebulan kemudian, Phelan pun mendapat kontrak permanan sebagai asisten manajer United, untuk terus mendampingi Solksjaer selama tiga musim pengabdiannya nanti di Theater of Dreams.

Terlepas apapun alasan Sir Alex, capaian Solksjaer sejak menerima kontrak permanen pun memang tak cukup lebih baik dibandingkan dengan catatannya sejak awal mendapat pekerjaan ini. Bayangkan saja, dalam 10 pertandingan terakhir yang dijalaninya sejak statusnya dipermanenkan, hanya dua laga yang mau dimenangkan. Bahkan, skuat The Red Devils tak mampu meraih satu pun kemenangan dalam lima pertandingan terakhir Premier League Inggris musim lalu. Alhasil, total 9 kekalahan dan 4 hasil imbang dari 29 laga pun masuk dalam catatan kepelatihan Solksjaer di Old Trafford sejauh ini.

Tragisnya, United hanya bisa finish di urutan enam Premier League, dan dipastikan tak bisa main di Liga Champions musim depan; meskipun sempat melesat ke posisi empat besar ketika di awal-awal ditangani Solksjaer. Tim Setan Merah pun juga gagal di Liga Champions, setelah dihajar Barcelona dengan skor agregat 4-0 dalam babak perempat final.

Kepercayaan penuh dari manajemen United bisa jadi motivasi besar bagi Solksjaer untuk membawa klub kembali ke jalur juara musim depan. Meski begitu, bukan tak mungkin pula ini malah akan jadi beban jika Solksjaer tak mampu mengelola timnya dengan baik. Kedua kemungkinan ini bisa saja terjadi melihat hasil yang dicapainya sejauh ini.